Koalisi Baru PAN-Golkar, Komunikasi Segera Berlanjut
Menjajaki poros koalisi keempat, PAN dan Golkar terus berkomunikasi. Mungkinkah terwujud?
Oleh
NINA SUSILO
·2 menit baca
Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (29/5/2023), menampik membahas isu Pilpres 2024 dengan Presiden Joko Widodo. ”Enggak ada, ini urusan inflasi,” ujarnya kepada wartawan.
Namun, dia membenarkan ada rencana untuk segera berkomunikasi dengan para elite Partai Golkar. ”Ya, kalau ketemu, semuanya ketemu dong. Gimana, namanya mau koalisi, masak enggak ketemu,” ucapnya.
Kemungkinan lahirnya poros baru ini muncul setelah Zulkifli dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sama-sama mengunggah foto pertemuan keduanya di Detroit, Amerika Serikat, dua hari lalu. Keduanya sama-sama mengikuti pertemuan tingkat menteri Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Selain menghadiri pertemuan, Airlangga dan Zulkifli dikabarkan juga bertemu empat mata
Ya, kalau ketemu, semuanya ketemu dong. Gimana, namanya mau koalisi, masak enggak ketemu.
Pembentukan poros keempat pun dijajaki. Sebelumnya, Partai Golkar, PAN, dan PPP membentuk Koalisi Indonesia Bersatu. Namun, PPP kemudian memilih mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia pun tidak memungkiri upaya membentuk koalisi ini dilakukan untuk memperbesar peluang Airlangga maju dalam Pilpres 2024. Apalagi, Partai Golkar memiliki perolehan suara terbesar kedua dalam Pemilu 2019 dan bisa berkoalisi dengan partai mana pun.
Perolehan suara Partai Golkar dengan parpol mana pun akan cukup memenuhi ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden, yakni perolehan 20 persen dari total kursi di DPR atau memiliki 25 persen dari total suara sah pada pemilu sebelumnya.
Namun, Zulkifli enggan membahas lebih lanjut mengenai poros keempat ini. ”Belum, nanti pada saatnya,” ujarnya sembari segera menaiki mobilnya dan berlalu.
Kompas
Di antara PPP dan PKS
Sementara itu, Sandiaga Uno tampak belum menetapkan pilihan antara bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan atau Partai Keadilan Sejahtera. Saat ditanya mengenai rencana bergabung dengan PPP, Sandiaga mengatakan sudah ada pembicaraan dengan Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Mardiono, tetapi masih ada tahapan yang harus dilalui.
Kira-kira satu-dua bulan ke depan akan diumumkan. Namun, tentu kita juga membuka komunikasi agar percepatan pembangunan bisa dilakukan.
”Kira-kira satu-dua bulan ke depan akan diumumkan. Namun, tentu kita juga membuka komunikasi agar percepatan pembangunan bisa dilakukan,” ujarnya.
Saat ditanya rencananya bertemu elite PKS, Sandiaga mengatakan, ”Kok bisa tahu, ya? Ini masih dalam penjajakan dan tentunya saya ingin menggarisbawahi bahwa kita hanya punya waktu sekitar 15 tahun dalam bonus demografi kita. Sehingga kalau mengubah arah pembangunan, kita akan sangat berdampak pada capaian target Indonesia Maju di 2045,” katanya.
Terkait PKS, Sandiaga juga mengatakan ini upaya untuk mencapai kesamaan pemikiran. ”Jadi sama sekali tidak ada hubungannya dengan pengambilan keputusan berkaitan dengan langkah ke depan, tetapi penyamaan persepsi,” ujarnya. (INA)