Penyerapan Kuota Tambahan Jemaah Haji dan Persiapannya Perlu Segera Direalisasikan
Penambahan kuota untuk jemaah haji Indonesia harus disikapi dengan cepat supaya bisa dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, banyaknya jemaah lansia memerlukan perhatian lebih besar dari para petugas.
Oleh
NINA SUSILO
·2 menit baca
KOMPAS/RIZA FATHONI
Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji mendata koper calon jemaah haji di asrama haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa (23/5/2023). Keberangkatan jemaah haji kloter pertama dimulai pada Rabu, 24 Mei 2023.
JAKARTA, KOMPAS — Adanya kuota tambahan untuk jemaah haji Indonesia menuntut persiapan ekstra dan gerak cepat penyelenggara. Dengan demikian, kuota tambahan bisa dimanfaatkan dengan baik sekaligus mengurangi antrean jemaah haji Indonesia yang mencapai 5,2 juta orang.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily, Jumat (26/5/2023) di Jakarta, mengingatkan, secara prinsip kuota tambahan haji yang cukup besar harus dimanfaatkan dengan baik. Karena itu, mulai penyerapan calon jemaah haji yang akan berangkat sampai persiapan layanan jemaah harus segera dirampungkan.
Tambahan kuota ini mencapai 8.000 orang selain kuota awal jemaah haji Indonesia tahun 2023 sebanyak 221.000 orang. Dari kuota tambahan tersebut, alokasinya dibagi dua, yaitu 7.360 untuk jemaah haji reguler dan 640 untuk jemaah khusus.
Komisi VIII DPR dan pemerintah sudah menyetujui tambahan biaya penyelenggara ibadah haji (BPIH) sebesar Rp 288,3 miliar, Selasa (23/5/2023). Dana ini berasal dari nilai manfaat keuangan haji yang dikelola Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). BPKH, menurut Ace, sudah memastikan dana tersedia dan tidak mengganggu keberlanjutan dana kelola haji.
Jemaah haji bersiap menjalankan ibadah shalat di sekeliling Kabah di Masjidil Haram, di kota suci Mekkah, Arab Saudi, Rabu (6/7/2022). Kota suci Mekkah menyambut satu juta anggota jemaah pada haji terbesar sejak pandemi.
Penambahan biaya yang harus dialokasikan BPKH, menurut Wakil Presiden Ma'ruf Amin, adalah konsekuensi dari tambahan kuota. Namun, diyakini nilai manfaat keuangan haji masih cukup besar. ”Kita lihat nanti akibatnya terhadap dana efisiensi itu,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (24/5/2023).
Untuk kuota tambahan ini, Wapres juga mengingatkan supaya persiapan dilakukan dengan baik. Sebelumnya, Wapres pernah mewanti-wanti agar tambahan kuota tersebut jangan sampai tersia-sia seperti tahun 2022.
Kalau tidak kita urus dengan baik, nanti tahun depan tidak ditambah lagi. Karena itu, harus dipersiapkan dengan baik dan tentu ada konsekuensi.
”Kalau tidak kita urus dengan baik, nanti tahun depan tidak ditambah lagi. Karena itu, harus dipersiapkan dengan baik dan tentu ada konsekuensi,” tambahnya.
Kementerian Agama, menurut Ace, menyatakan penyerapan calon jemaah haji untuk kuota tambahan ini bisa dilakukan. Sebab, ada cadangan calon jemaah haji sebanyak 27.000 orang.
”Kuota tambahan ini memang berkonsekuensi pada penyesuaian-penyesuaian. Misalnya, jumlah kloter tentu harus disesuaikan dengan jumlah jemaah yang berangkat. Dalam setiap kloter, kan, mesti ada tiga petugas yang mendampingi, jadi pasti perlu tambahan petugas,” tutur Ace.
Selain perlu segera merekrut petugas tambahan, persiapan tahapan haji seperti manasik untuk semua yang akan berangkat dengan kuota tambahan ini harus segera dilakukan.
Jemaah lansia
Kuota tambahan ini memang berkonsekuensi pada penyesuaian-penyesuaian. Misalnya, jumlah kloter tentu harus disesuaikan dengan jumlah jemaah yang berangkat. Dalam setiap kloter, kan, mesti ada tiga petugas yang mendampingi, jadi pasti perlu tambahan petugas.
Dalam penyelenggaraan ibadah haji kali ini, jemaah yang berusia di atas 65 tahun juga mencapai hampir sepertiga jumlah jemaah Indonesia, yakni sekitar 60.000 orang. Tingginya jumlah jemaah lansia disebabkan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2022 saat pandemi Covid-19 dibatasi hanya untuk calon jemaah berusia di bawah 65 tahun.
KOMPAS/ILHAM KHOIRI
Jemaah melakukan tawaf di lantai dua Masjidil Haram, Mekkah, Senin (27/6/2022) siang waktu setempat. Jemaah haji dari berbagai negara berdatangan ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji pada awal Juli 2022.
Wapres Amin pun mengingatkan para petugas haji untuk lebih bersungguh-sungguh melayani. ”Jangan petugas di sana nanti (malah) berhaji sendiri. Dia tidak melayani, tetapi dia pergi haji menunaikan ibadah seperti jemaah haji, nah itu jangan sampai,” tambah Wapres.
Wapres mengaku tidak akan berangkat haji tahun 2023 ini. Wapres beserta keluarga dan stafnya sudah menunaikan ibadah haji tahun lalu.