Semua Kandidat Cawapres NU Sudah Silaturahmi dengan Wapres Amin
Cawapres yang merepresentasikan NU dinilai bisa mendorong kemenangan dalam Pilpres 2024. Namun, kekuatan elektabilitas capres tetap menjadi faktor terbesar.
—
’
”Semua sudah silaturahmi dengan saya,” tutur Wapres Amin saat ditanya pendapatnya mengenai para kandidat cawapres seperti Khofifah Indar Parawansa, Muhaimin Iskandar, dan Mahfud MD, Rabu (24/5/2023).
Khofifah dan Mahfud memang bertemu dengan Wapres Amin, Jumat (19/5/2023), saat Haul Ke-130 Syekh Nawawi Al-Bantani di Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara, Kabupaten Serang, Banten. Tak hanya menghadiri haul, keduanya juga sempat berbincang dengan Wapres Amin.
Adapun Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar bersilaturahmi ke kediaman resmi Wapres di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (15/5/2023) sore.
Baca juga: Sosialisasi Capres Saat Ramadhan Perlu Perhatikan Keadaban Politik
Bahkan, saat ditanya apakah Wapres Amin mendukung Muhaimin menjadi cawapres, Muhaimin membenarkan. ”Oh iya pasti, mendukung. Beliau bilang sudah waktunya kamu sekarang,” ujarnya.
Wapres Amin pun mempersilakan kader-kader NU dipilih sebagai cawapres. Namun, dia mengelak ketika ditanya apakah masih bersedia jika diminta kembali bertarung sebagai cawapres.
Semua sudah silaturahmi dengan saya.
”Saya kan sudah tua, saya sudah bilang umur saya sudah masuk 81 (tahun), kan masih banyak yang muda-muda,” ujarnya.
Penting merangkul tokoh NU
Secara terpisah, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya Prof Kacung Marijan menjelaskan, secara sosiologis, pengikut NU memang banyak. Kalaupun secara struktural jumlahnya tidak banyak, pengikut NU secara kultural sangat banyak. Karena itu, secara elektoral, merangkul tokoh NU selalu dinilai penting.
Sejauh ini, capres yang diusung Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera dalam Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, misalnya, memiliki beberapa nama alternatif sebagai kandidat cawapres. Nama-nama yang muncul adalah Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum Muslimat NU dan Gubernur Jatim; Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono; dan politisi PKS, Ahmad Heryawan. Adapun Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dikabarnya sudah berkomunikasi dengan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Miftahul Akhyar dan memintanya mendampingi capres PDI-P, Ganjar Pranowo.
Tapi terlepas dari itu, di-endorse pun belum tentu terpilih. Semua bergantung pada sosoknya, apakah sosok NU yang didukung memiliki engagement kuat dengan massa NU. Selain itu, apakah sosok capresnya juga kuat?
Adapun capres Koalisi Indonesia Raya yang terdiri dari Partai Gerindra dan PKB, Prabowo Subianto, belum menentukan cawapres. Namun, Muhaimin bersiap-siap menjadi cawapres pendamping Prabowo.
Menurut Kacung, sejauh ini, NU sebagai organisasi sebagaimana disampaikan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf tak akan mendukung capres-cawapres tertentu. ”Tetapi terlepas dari itu, di-endorse pun belum tentu terpilih. Semua bergantung pada sosoknya, apakah sosok NU yang didukung memiliki engagement kuat dengan massa NU. Selain itu, apakah sosok capresnya juga kuat?” tuturnya.
Dia juga mengingatkan, ketika KH Hasyim Muzadi mendampingi Megawati Soekarnoputri dalam Pilpres 2004 dan NU mendukung, kegagalan juga terjadi. Massa NU juga ada yang memilih pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla.
Baca juga: Wapres Amin Minta PKB Solid
Diakui, massa NU memang menentukan kemenangan dalam pilpres. Bukan hanya itu, Kacung juga menilai faktor wilayah juga menentukan, yakni NU dan Jawa Timur. Sebab, sejauh ini dari tiga capres yang ada, kekuatan elektabilitasnya relatif tak berbeda jauh. Ganjar, misalnya, bisa disebut relatif kuat di Jawa Tengah, Prabowo di sebagian Jawa Barat dan sebagian Sumatera, sedangkan Anies Baswedan di DKI dan sebagian Jabar. ”Jatim akan menentukan karena jumlah pemilih besar,” ujar Kacung.
Sejauh ini, jumlah pemilih Jatim berkisar 31,5 juta suara, di Jabar 35,9 juta suara, dan Jateng 28,4 juta suara. Ketiga provinsi ini menjadi wilayah dengan jumlah pemilih tergemuk.
Kacung menambahkan, semua capres tampak mempertimbangkan sosok yang merepresentasikan NU karena saat ini tak satu pun capres merepresentasikan NU. Namun, diingatkan, faktor kekuatan elektabilitas capres tetap menjadi faktor utama dalam pemenangan.