Presiden: Medan di Papua Sulit, KKB Menguasai Kondisi Lapangan
Menanggapi aksi penyanderaan yang masih dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua, Presiden Jokowi mengakui situasi lapangan di Papua tergolong sangat sulit sehingga KKB masih menguasai kondisi lapangan.
JAKARTA, KOMPAS - Menanggapi aksi penyanderaan yang masih dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB di Papua, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa situasi lapangan di Papua tergolong sangat sulit. Meskipun sebagian sandera atau masyarakat yang ditangkap KKB telah berhasil dilepaskan, Presiden mengakui bahwa KKB menguasai kondisi lapangan di Papua.
”Kalau kita lihat di lapangan, situasi lapangan itu tidak semudah yang kita bayangkan. Kalau kita di Jakarta. Saya ke Nduga dua kali, ke Wamena enggak tahu 4 atau 5 kali. Medannya betul-betul medan yang sangat sulit,” ujar Presiden Jokowi seusai menanam mangrove di acara Puncak Penanaman Mangrove Nasional di Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk, Jakarta Utara, Senin (15/5/2023).
Kondisi lapangan di Papua, menurut Presiden, berupa hutan belantara. ”Sangat dingin, jurangnya dalamnya beratus-ratus meter. Kalau belum ke sana, belum bisa membayangkan. Padahal, yang namanya KKB itu menguasai lapangannya,” tambah Presiden Jokowi.
Namun, Presiden menegaskan bahwa pemerintah tidak pesimistis. ”Bukan berarti kita pesimistis, tidak. Tapi memang medannya seperti itu. Tapi kan juga kemarin yang sandera sudah ada juga yang sudah bisa diamankan kembali. Medannya kalau Bapak-Ibu ke sana baru ngerti betul bahwa medannya sangat berat sekali,” kata Presiden.
”Kalau kita lihat di lapangan, situasi lapangan itu tidak semudah yang kita bayangkan. Kalau kita di Jakarta. Saya ke Nduga dua kali, ke Wamena enggak tahu 4 atau 5 kali. Medannya betul-betul medan yang sangat sulit. ”
Panglima TNI Yudo Margono yang mendampingi Presiden Jokowi ketika memberikan keterangan pers segera memberikan informasi ke Presiden bahwa sandera sudah dibebaskan. Empat warga sipil yang ditahan warga di Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintan, Papua Pegunungan telah dibebaskan. Kecuali, penyanderaan terhadap Kapten Philip Merthens, pilot Susi Air, yang sejak 7 Februari lalu masih berlangsung oleh KKB.
Menurut Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, penangkapan empat warga sipil, baik pegawai menara telekomunikasi maupun warga setempat bukanlah penyanderaan. Motif penangkapan dilatarbelakangi utang yang belum terbayar. Sebelumnya, diduga sempat ada utang yang belum terbayarkan pada perusahaan terkait, termasuk kemungkinan saat pemasangan Base Transceiver Station (BTS).
”Nah, masyarakat menuntut supaya dibayar dulu sehingga setelah dibayar ya dilepas,” kata Yudo setelah mengikuti acara di Taman Wisata Alam Mangrove, Penjaringan, Jakarta, Senin (15/5/2023).
Ia menyebut bahwa pelaku bukan kelompok kriminal bersenjata. Tindakan ini juga bukan penyanderaan. ”Jadi jangan semuanya disamaratakan tiap (penangkapan) disandera, bukan penyanderaan itu,” kata Yudo.
”Jadi jangan semuanya disamaratakan tiap (penangkapan) disandera, bukan penyanderaan itu."
Saat ini, masyarakat yang ditahan telah dikembalikan ke masyarakat. Adanya warga sipil yang terluka akan ditindaklanjuti Polri guna menangkap pelaku.
Hal ini dikonfirmasi pula Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong. Ia mengatakan, masyarakat yang ditahan telah dikembalikan ke masyarakat. Seluruh korban dievakuasi ke Oksibil pada pukul 10.00 WITA. Menurut rencana, mereka akan dirawat sehari di Oksibil, kemudian esok hari dibawa ke Jayapura.
Seperti diberitakan Kompas pada Senin (15/5/2023), Kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, hingga Minggu (14/5/2023), menyandera dua pekerja menara telekomunikasi dan dua warga setempat.
Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri mengatakan, para tokoh agama berhasil membujuk KKB melepaskan sandera, yakni Asmar dan Feryan. Hingga kini, penyanderaan terhadap Kapten Philip Merthens, pilot Susi Air juga masih berlangsung sejak 7 Februari 2023, oleh KKB. (WKM/Z17)