Walaupun sudah bergabung dengan PDI-P, PPP belum tentukan sosok yang bakal diajukan sebagai calon wapres bagi Ganjar Pranowo. PPP berharap sosoknya itu kader partainya sendiri sehingga menaikkan elektoral suara PPP.
Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
·2 menit baca
KOMPAS/NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Mardiono (tengah) seusai mengadakan silaturahmi dan halalbihalal dengan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Wiranto, di kantor DPP PPP, Jakarta, Senin (1/5/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Sampai saat ini, Partai Persatuan Pembangunan belum menentukan sosok yang bakal diajukan sebagai bakal calon wakil presiden bagi Ganjar Pranowo. Meski demikian, sosok tersebut diharapkan merupakan kader partai tersebut.
”Berkaitan dengan soal cawapres, memang PPP belum mengagendakan untuk pembahasan pencalonan wakil presiden karena kami baru saja menyelesaikan tahapan untuk berproses mencalonkan presiden. Baru setelah itu ada ruang yang dibuka untuk pembahasan calon wakil presiden,” kata Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Mardiono.
Hal itu dikatakan Mardiono di sela acara silaturahmi dan halalbihalal antara Mardiono dan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Wiranto, Senin (1/5/2023), di Kantor Dewan Pimpinan Pusat PPP, Jakarta. Acara tersebut sekaligus menjadi acara resmi penyerahan 100-an kader binaan Wiranto yang bergabung ke PPP.
Mardiono mengatakan, meski belum ada ruang untuk membahas perihal bakal cawapres, pihaknya selalu terbuka bagi siapa pun, termasuk para tokoh, yang ingin bergabung ke dalam PPP sebagaimana para kader Wiranto tersebut. Terkait dengan hal itu, ia memastikan bahwa masih ada tokoh yang akan bergabung ke dalam PPP.
”Tunggu saja minggu depan, akan ada tokoh-tokoh kami yang akan saya umumkan akan bergabung dengan PPP untuk menyukseskan Pemilu 2024. Tentu semua wajah-wajah yang bergabung di PPP punya potensi (sebagai kandidat cawapres) semua,” ujar Mardiono.
Berkaitan dengan soal cawapres, memang PPP belum mengagendakan untuk pembahasan pencalonan wakil presiden karena kami baru saja menyelesaikan tahapan untuk berproses mencalonkan presiden. Baru setelah itu ada ruang yang dibuka untuk pembahasan calon wakil presiden.
KOMPAS
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kembali menjadi sorotan. Apalagi kalau bukan santernya isu Sandiaga Uno akan bergabung ke PPP dan Romahurmuziy yang come back.
Beri efek ”ekor jas”
Secara terpisah, Ketua Majelis Pertimbangan PPP M Romahurmuziy mengatakan, terkait cawapres, PPP akan mencari sosok yang dapat memberikan efek ”ekor jas” bagi partai. Untuk itu, sosok cawapres yang akan didukung PPP diharapkan adalah sosok yang memegang kartu tanda anggota (KTA) PPP.
Kalau sudah ditentukan namanya dari sekarang, itu sama saja dengan memberi pesan bahwa kami menutup diri. Kami masih terbuka kepada partai politik lain.
Terkait dengan santernya isu Sandiaga Uno bergabung ke PPP, menurut Romahurmuziy, PPP pada prinsipnya terbuka kepada siapa pun. ”Dan memang nama Sandiaga itu turut disebut pada saat Rapimnas PPP kemarin,” kata Romahurmuziy.
Demikian pula ketika PPP berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, kata Romahurmuziy, pembahasan yang terjadi sama sekali terlepas dari isu tentang cawapres atau sosok tertentu sebagai cawapres. Kedua partai lebih bersikap menunggu bergabungnya partai lain ke dalam koalisi karena sinyal itu sudah ada.
”Kalau sudah ditentukan namanya dari sekarang, itu sama saja dengan memberi pesan bahwa kami menutup diri. Kami masih terbuka kepada partai politik lain,” kata Romahurmuziy.
KOMPAS/NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Wiranto, bersilaturahmi dengan jajaran pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan di kantor DPP PPP, Jakarta, Senin (1/5/2023). Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Mardiono menyambut kedatangan Wiranto.
Tetap di Wantimpres
Dalam kesempatan bertemu dengan Mardiono tersebut, Wiranto mengungkap bahwa maksud kedatangannya adalah untuk mengantar para kader potensial yang selama ini dibimbingnya ke dalam PPP. Hingga saat ini, para kader binaannya ada yang memilih untuk bergabung dengan PPP, ada yang memilih bergabung dengan Partai Gerindra.
Terkait dengan posisinya sendiri, Wiranto mengaku akan tetap berada di Wantimpres. Ia beralasan ingin menemani Presiden Jokowi hingga pemerintahannya usai pada 2024. (NAD)