Presiden Meminta Manajemen Arus Mudik 2023 Diperbaiki
Presiden meminta agar semua pihak menghitung detail perencanaan arus mudik yang harus disiapkan untuk menjamin arus mudik berjalan lancar. Jangan sampai kemacetan yang terjadi pada arus mudik tahun lalu kembali terjadi.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mudik tahun lalu masih menyisakan beberapa catatan yang harus diperbaiki, seperti persoalan kelancaran arus mudik di Pelabuhan Merak, Banten, dan kemacetan di jalan tol. Presiden Joko Widodo meminta agar ada perbaikan manajemen arus mudik tahun 2023. Untuk menciptakan kelancaran arus mudik di Pelabuhan Merak, salah satunya disiapkan penambahan pelabuhan di Pelabuhan Bojonegara dan Pelabuhan Ciwandan, Banten.
”Mudik tahun yang lalu ada catatan-catatan yang harus kita perbaiki dan catatan besar itu ada di Pelabuhan Merak dan juga di jalan tol. Oleh sebab itu, secara detail yang bekerja di lapangan itu harus betul-betul melihat sehingga perbaikan dari manajemen tahun yang lalu untuk arus mudiknya harus lebih baik,” ujar Presiden ketika memimpin rapat terbatas bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju di Pelabuhan Merak, Selasa (11/4/ 2023).
Turut mendampingi Presiden di Pelabuhan Merak antara lain Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, dan Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo. Kegiatan Presiden di Pelabuhan Merak juga dihadiri Pj Gubernur Banten Al Muktabar dan Wali Kota Cilegon Helldy Agustian.
Presiden Jokowi ingin memastikan kesiapan dan desain besar perencanaan arus mudik tahun ini dapat berjalan dengan baik. Untuk itu, Presiden meminta seluruh jajarannya menghitung secara detail perencanaan arus mudik tahun ini. Apalagi, jumlah pemudik diperkirakan melompat dari 86 juta orang ke 123 juta orang, atau naik 45 persen.
”Ini yang semuanya harus dihitung, dikalkulasi, sehingga tadi saya menanyakan secara detail karena tidak ingin kejadian tahun yang lalu terjadi pada tahun ini,” tambah Presiden.
Presiden meminta seluruh jajarannya menghitung secara detail perencanaan arus mudik tahun ini.
Presiden berharap problem kemacetan di kawasan Merak yang terjadi pada mudik tahun lalu, seperti di ruas Cikuasa Atas dan Cikuasa Bawah, tidak terjadi lagi pada tahun ini. Pada mudik tahun lalu, Presiden Jokowi juga menyebut bahwa kapasitas kapal masih kurang. Presiden pun mengapresiasi sejumlah upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kemacetan di Pelabuhan Merak.
Penambahan pelabuhan dermaga di Pelabuhan Bojonegara (PT BBJ) dan Pelabuhan Ciwandan, misalnya, bisa menambah kapasitas penumpang dari 34.000 orang menjadi 49.000 orang. ”Kemudian manajemen di lapangannya diatur, pelabuhan yang khusus untuk sepeda motor, pelabuhan yang khusus untuk mobil dan kendaraan kecil dan bus, pelabuhan yang khusus untuk kendaraan berat, sudah dipisah-pisah. Ini juga sangat bagus,” tambahnya.
Presiden Jokowi pun mengimbau seluruh pemudik yang ingin menyeberang lewat Pelabuhan Merak agar memesan tiket terlebih dahulu melalui e-ticketing. ”Tahun yang lalu ini sangat mengganggu yang tidak pegang tiket. Semuanya harus pegang tiket sebelum masuk Pelabuhan Merak,” ucapnya.
Untuk persoalan yang terkait jalan tol, Presiden menyebut tentang problem keterbatasan jumlah area istirahat atau rest area pada tahun lalu. Presiden juga mengapresiasi penambahan jumlah tempat peristirahatan di jalan tol. Meski demikian, Presiden meminta jajarannya turun langsung ke lapangan dan menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di lapangan saat arus mudik berlangsung.
”Kita harapkan utamanya selain Kementerian Perhubungan, Polri, TNI, saya minta agar BUMN, gubernur, bupati, wali kota betul-betul turun ke bawah untuk melihat problem secara detail sehingga bisa mengeksekusinya langsung di lapangan,” ucap Presiden.
Presiden berharap dengan perencanaan dan manajemen yang baik, masyarakat yang mudik Lebaran tahun ini mendapatkan pelayanan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. ”Tidak ada yang merasa berlama-lama di jalan, berlama-lama di pelabuhan, ada kemacetan. Itulah yang saya kira kita harapkan,” kata Presiden.
Dalam keterangan pers di Halaman Kantor Gubernur Kalimantan Selatan, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (11/4/2023), Wakil Presiden Ma’ruf Amin menegaskan bahwa pemerintah sudah mengantisipasi arus mudik dari sejak jauh hari. Persoalan terkait infrastruktur juga sudah seluruhnya dibenahi.
“Terjadinya kemacetan di rest area juga sudah diantisipasi sehingga tidak boleh lama orang di rest area itu supaya nanti gantian yang belakang. Kemudian jalan yang sudah dibuat yang sudah siap tidak usah menunggu upacara peresmian, (langsung) dibuka,” ujar Wapres Amin.
Wapres Amin menambahkan telah disiapkan pemantauan secara lebih masif melalui udara. ”Sehingga bisa dilihat di mana ada terjadi kemacetan, dilakukan upaya-upaya mengurai sehingga kemacetan tidak ada. Itu sudah diantisipasi dan petugasnya juga sudah ada. Kemudian sistem di dalamnya sudah dilakukan (persiapan),” kata Wapres.
Pasokan bahan bakar
Secara terpisah, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko optimistis bahwa pelayanan arus mudik dan arus balik Lebaran 2023 akan lebih baik. Hal ini merujuk pada kesiapan seluruh kementerian/lembaga dan badan usaha pelaksana teknis penyelenggaraan arus mudik dan balik Lebaran yang terus meningkat dan optimal dari tahun ke tahun.
”Peningkatan pelayanan mudik selalu berorientasi pada hasil evaluasi sebelumnya. Itu yang membuat kinerja kita akan semakin baik,” kata Moeldoko seusai memimpin rapat koordinasi kesiapan mudik Lebaran 2023, di gedung Bina Graha Jakarta, Selasa (11/4/2023).
Presiden berharap dengan perencanaan dan manajemen yang baik, masyarakat yang mudik Lebaran tahun ini mendapatkan pelayanan yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Masing-masing kementerian/lembaga dan badan usaha harus mengerahkan seluruh sumber daya untuk mendukung pelaksanaan arus mudik dan balik lebaran dari sisi infrastruktur dan transportasi, pasokan bahan bakar minyak (BBM) dan listrik, serta kesiapan pengamanan. ”Contohnya untuk melayani pemudik yang menggunakan mobil listrik. Disiapkan 616 SPKLU (stasiun pengisian kendaraan listrik umum) di 12 titik. Tadi saya minta untuk disosialisasikan dan dipastikan dengan benar di mana saja titik-titiknya,” ujarnya.
Moeldoko meminta seluruh pemangku kepentingan mempersiapkan langkah-langkah antisipatif seperti ketersediaan BBM di jalan tol jika terjadi kemacetan, keberadaan pasar tumpah, dan terjadinya antrean kendaraan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan tempat peristirahatan di jalan tol.
“Jangan sampai kerja keras kita menjadi tidak berarti hanya karena tidak punya skenario untuk mengantisipasi persoalan-persoalan di lapangan,” kata Moeldoko.