Mutasi Besar-besaran, Kapolri Pindahkan 92 Perwira Menengah dan Tinggi
Melalui surat telegram bernomor 498 yang diterbitkan pada 26 Februari 2023, Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo memutasi 92 perwira menengah dan tinggi di lingkungan Polri.
Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mutasi besar-besaran kembali terjadi di tubuh Kepolisian Negara RI atau Polri. Sebanyak 92 perwira menengah dan tinggi di lingkungan Korps Bhayangkara dimutasi, termasuk peraih Adhi Makayasa 1989, 1991, dan 1995.
Mutasi tersebut termuat dalam Surat Telegram Nomor 498 yang diterbitkan pada Minggu (26/2/2023). Surat telegram ditandatangani Wakil Kepala Polri (Wakapolri) Komisaris Jenderal Gatot Eddy Pramono atas nama Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo.
Di dalam surat telegram itu disebutkan, Komisaris Jenderal Agung Budi Maryoto yang sebelumnya menjabat sebagai Irwasum Polri dimutasi menjadi perwira tinggi di Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum) Polri dalam rangka pensiun. Kemudian, Komisaris Jenderal Ahmad Dofiri yang sebelumnya menjabat sebagai Kabaintelkam Polri dimutasi menjadi Irwasum Polri. Adapun jabatan Kabaintelkam yang ditinggalkan Ahmad diisi oleh Inspektur Jenderal Wahyu Widada yang sebelumnya menjabat sebagai Asisten Sumber Daya Manusia Kapolri.
Mutasi melalui surat telegram bernomor 498 tersebut dibenarkan oleh Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo melalui pesan singkat, Minggu (26/2/2023). Dedi juga termasuk sebagai perwira tinggi yang dimutasi. Ia menjadi Asisten SDM Kapolri, menempati jabatan yang sebelumnya diisi Wahyu. Adapun jabatan Kadiv Humas Polri diisi oleh Brigadir Jenderal (Pol) Sandi Nugroho.
Dihubungi secara terpisah, anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Poengky Indarti, mengatakan, mutasi tersebut merupakan mutasi yang biasa terjadi di Polri dalam rangka kedinasan (tour of duty).
Secara lebih khusus, terkait dengan mutasi perwira tinggi bintang tiga, Poengky memandang bahwa Ahmad Dofiri adalah sosok perwira tinggi senior sekaligus lulusan terbaik atau peraih Adhi Makayasa Akademi Kepolisian tahun 1989. Peraih Adhi Makayasa di jajaran pejabat utama Mabes Polri berikutnya adalah Wahyu Widada untuk lulusan Akpol tahun 1991 dan Sandi Nugroho untuk lulusan Akpol tahun 1995.
”Saya melihat luar biasa kiprah Adhi Makayasa Polri 89 dan 91 tetap berkibar hingga saat ini dan mampu menduduki posisi strategis. Demikian pula Pak Sandi Nugroho juga Adhi Makayasa tahun 1995,” kata Poengky.
Dengan adanya dua perwira bintang tiga di jajaran pejabat utama Mabes Polri tersebut, Poengky berharap institusi Polri akan semakin baik dan cemerlang. Sebab, lanjut Poengky, berdasarkan strategi besar Polri, sudah saatnya Polri menjadi institusi kepolisian berkelas dunia.