RI Berkomitmen Bantu Proses Rehabilitasi Pascagempa di Turki
Menko PMK Muhadjir Effendy dan Kepala BNPB Suharyanto mengantar langsung bantuan Pemerintah Indonesia untuk korban bencana di Turki.
Oleh
NINA SUSILO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah Indonesia berkomitmen akan terus mendukung Pemerintah Turki mengatasi gempa ataupun dampaknya. Tak hanya logistik dan penanganan selama masa darurat bencana, Pemerintah Indonesia juga bekomitmen membantu Turki dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa.
Sebagai salah satu bentuk komitmen, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengantar langsung bantuan kemanusiaan tahap ketiga dari Pemerintah Indonesia. Keduanya tiba di Bandar Udara Adana Şakirpaşa, Turki, Rabu (22/2/2023) pukul 00.00 waktu setempat.
Kedatangan Menko PMK dan Kepala BNPB di Turki juga untuk mendata bantuan lain yang masih diperlukan penyintas bencana di Turki. ”Kami terus memberikan dukungan, memberikan bantuan, baik yang berupa personel, yang sudah kerja di sini, baik itu tim untuk pencari dan untuk menemukan korban dan tim tenaga medis yang menangani kedaruratan. Kami juga akan kirimkan berbagai macam bantuan, baik itu bantuan yang berupa logistik maupun peralatan-peralatan yang dibutuhkan oleh para korban,” ujar Muhadjir melalui keterangan tertulis.
Muhadjir juga datang untuk menyampaikan dukacita mendalam bagi pemerintah dan rakyat Turki dari Pemerintah Indonesia. Tak hanya itu, bangsa Indonesia juga mendoakan agar seluruh korban bisa segera ditemukan dengan selamat. Dirahapkan pula seluruh rakyat dan Pemerintah Turki bisa segera bangkit kembali.
Menurut rencana, Pemerintah Turki dan Pemerintah Indonesia akan mendiskusikan langkah-langkah yang akan dilakukan setelah masa darurat bencana berakhir. Indonesia bisa membantu Turki untuk melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa.
”Sebagaimana kita sudah biasa menangani di Indonesia, setelah tahap darurat bencana nanti ada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Ada kemungkinan kita juga akan tetap terlibat pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi dan akan kita tularkan pengalaman kita menangani tahap-tahap rehabilitasi dan rekonstruksi di Indonesia,” tambahnya.
Anggota Dewan Penasihat Kebijakan Luar Negeri Turki, Murat Salim Esenli, yang mewakili Pemerintah Turki, menyambut baik bantuan kemanusiaan dan kedatangan perwakilan dari Indonesia. Hal tersebut membuktikan ikatan kuat yang terjalin di antara kedua negara. Dia juga mengatakan solidaritas Indonesia sangat kuat.
Kami terus memberikan dukungan, memberikan bantuan, baik yang berupa personel, yang sudah kerja di sini, baik itu tim untuk pencari dan untuk menemukan korban dan tim tenaga medis yang menangani kedaruratan.
Kunjungan utusan Presiden Joko Widodo ke lokasi bencana menunjukkan bukti lain dari ikatan kuat Indonesia-Turki. Dia bahkan menyebut Indonesia-Turki sebagai sahabat sejati, berteman di kala sedang membutuhkan dan susah ataupun dalam kondisi baik.
”Kami tidak pernah ragu dengan Indonesia sebagai salah satu yang pertama hadir dan memiliki pengalaman menghadapi gempa dan ini akan sangat bermanfaat,” ucapnya.
Di Bandara Adana, Menko PMK juga berbincang dengan warga negara Indonesia (WNI) korban gempa Turki. Sebanyak 85 WNI akan ikut pulang ke Tanah Air menggunakan pesawat Garuda Indonesia yang sebelumnya membawa bantuan kemanusiaan. Dua jenazah WNI yang meninggal akibat gempa Turki juga akan dibawa ke Tanah Air. Muhadjir sempat bersembahyang untuk kedua jenazah tersebut.
Bantuan ke Suriah
Selain ke Turki, Pemerintah Indonesia juga mengirimkan bantuan untuk masyarakat Suriah. Bantuan kemanusiaan yang dikirim Pemerintah Indonesia ke Turki dan Suriah mencapai 140 ton. Bantuan itu berupa makanan, pakaian, serta berbagai logistik yang diperlukan, seperti selimut, genset, dan velbed, dikirim menggunakan empat pesawat Airbus A330-300 Garuda Indonesia.
Dua pesawat diterbangkan ke Suriah, sedangkan dua pesawat lain ke Turki. Presiden Joko Widodo melepas keberangkatan empat pesawat dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (21/2/2023) pagi. Bantuan kemanusiaan ini diharap mampu meringankan beban korban gempa berkekuatan 7,8 M yang mengguncang Turki dan Suriah pada 6 Februari 2023.
Saat pelepasan bantuan kemanusiaan tahap ketiga ini, Duta Besar Ad Interim Turki untuk RI Ömer Orhun Çelikkol menyampaikan apresiasi Pemerintah Turki atas dukungan Indonesia, baik dari pemerintah maupun publik secara keseluruhan. ”Sampai saat ini, telah banyak bantuan yang dikirimkan (Pemerintah Indonesia) ke Turki. Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa Indonesia siap membantu menyalurkan berbagai bentuk bantuan yang dibutuhkan. Kami sangat berterima kasih dengan segala dukungan dari Indonesia,” tuturnya.
Sejauh ini, Indonesia sudah tiga kali mengirimkan bantuan kemanusiaan. Bantuan tahap pertama dikirimkan pada 11 Februari dan yang kedua pada 13 Februari.
Ömer menambahkan, bantuan juga diberikan masyarakat Indonesia kepada para korban bencana gempa. Karena itu, dia meyakini langkah kemanusiaan ini akan makin memperkuat hubungan antara Indonesia dan Turki.
Duta Besar Suriah untuk RI Abdulmonem Annan juga meyakini bahwa kegiatan kemanusiaan ini akan menjadi memori yang cukup kuat dalam ingatan dunia. Apalagi, menurut dia, saat ini dunia digital telah masuk ke dalam kehidupan sehari-hari sehingga semua orang dapat mengikuti segala kejadian yang terjadi di dunia.
”Begitu mereka melihat bantuan kemanusiaan ini dikirim ke Suriah oleh Presiden Indonesia, hal tersebut akan meninggalkan dampak yang cukup lama dalam ingatan mereka karena negara-negara berkumpul bersama pada saat adanya bencana dan kesulitan,” ujarnya.