Semua mobil yang tidak mengangkut bantuan dan anggota tim tanggap darurat dilarang masuk ke provinsi terdampak bencana. Bandara di sekitar lokasi bencana juga ditutup karena rusak.
Jakarta, Kompas - Bantuan dari berbagai negara untuk korban gempa di Suriah dan Turki mulai mengalir. Hingga Selasa (7/2/2023), jumlah korban tewas akibat gempa sudah melebihi 5.000 orang. Rangkaian gempa merusak puluhan ribu bangunan, banyak jembatan dan jalan, serta aneka fasilitas lain.
Gelombang pertama bantuan Indonesia kepada korban gempa di Turki dikirimkan pada Selasa. Kedutaan Besar RI di Ankara mengantarkan satu peti kemas berisi makanan cepat saji, kompor jinjing, dan tabung gas. “Ini bantuan tahap pertama,” kata Duta Besar RI di Ankara Lalu Muhammad Iqbal.
Sejumlah lembaga di Indonesia telah menyiagakan tenaga untuk dikirimkan ke Turki. Kementerian Luar Negeri dan sejumlah lembaga lain tengah mengoordinasikan pemberangkatan tim tanggap darurat itu.
KBRI Ankara tidak hanya mengirimkan bantuan ke korban bencana. Iqbal dan timnya juga mengupayakan evakuasi 123 warga Indonesia dari sejumlah lokasi bencana. Mereka akan dibawa ke Ankara. Sebab, tempat tinggal mereka hancur dan mereka belum punya tempat tinggal sementara.
Adapun KBRI Damaskus telah menghubungi berbagai rumah sakit dan klinik di lokasi bencana di Suriah. Sejauh ini, belum ditemukan ada warga Indonesia menjadi korban gempa di Suriah.
Bantuan
Pemerintah Turki mengumumkan penutupan jalan menuju Gaziantep, Hatay, Adana, dan Kahramanmaras. Semua kendaraan yang tidak mengangkut bantuan dan anggota tim tanggap darurat dilarang masuk ke provinsi terdampak bencana. Larangan berlaku sampai Kamis sore.
Wakil Presiden Turki Fuat Oktay mengatakan, keputusan itu untuk memperlancar pengiriman bantuan ke lokasi bencana. Ankara menetapkan Adana sebagai terminal pengumpulan bantuan sebelum didistribusikan ke lokasi bencana.
Pemerintah Turki juga telah menutup bandara di Gaziantep, Hatay, Adana dan Kahramanmaras. Sebagian landasan dan landas pacu bandara-bandara itu rusak karena gempa. Kerusakan itu membuat pengiriman bantuan tidak bisa cepat dilakukan. Pengiriman hanya bisa dengan mobil. Di tengah salju dan proses evakuasi seperti sekarang, pengiriman itu tidak mudah dilakukan.
Kementerian Luar Negeri Pakistan mengumumkan, satu pesawat C-130 dan satu pesawat komersial yang dioperasikan Pakistan International Airlines (PIA) telah menuju Turki. Pesawat C-130 berisi paket bantuan, pesawat PIA mengangkut petugas tanggap darurat dan paket bantuan. Pada Selasa dini hari, pesawat itu telah tiba di Ankara dan pengiriman ke lokasi bencana dilanjutkan dengan mobil.
Sementara Palang Merah China mengirimkan bantuan total 400.000 dollar AS untuk Suriah dan Turki. Beijing juga menyiapkan bantuan awal senilai 5,9 juta dollar AS kepada Suriah dan Turki.
Tim penyelamat dari Rusia telah dikirimkan pula ke Suriah. Rusia mengoperasikan sejumlah pangkalan militer di Suriah. Rusia mengirimkan 300 anggota tim tanggap darurat ke lokasi bencana.
Sementara dari Amerika Serikat, 100 petugas pemadam kebakaran Los Angeles County dan ahli struktur, bersama dengan beberapa anjing terlatih khusus, telah diterbangkan ke Turki untuk mendukung operasi penyelamatan.
Pencarian pun dilakukan lewat satelit. Uni Eropa memindai lokasi bencana dengan satelit Copernicus. Pemindaian terutama untuk mencari obyek yang memancarkan panas di bawah reruntuhan bangunan. Jika ada obyek tersebut, kemungkinan masih ada korban tertimbun dan perlu segera diselamatkan.
Gelombang pertama tim darurat Uni Eropa telah menuju Turki pada Senin malam. Sejumlah anggota UE tengah memobilisasi tim tanggap darurat perkotaan untuk dikirim ke Turki. Mereka telah terlatih menyelamatkan orang yang tertimbun reruntuhan bangunan.
Tantangan
Ada sejumlah tantangan untuk penyelamatan para korban. Cuaca menjadi alasan utama penyelamatan tidak bisa segera dilakukan. Suhu di sekitar lokasi kejadian bisa lebih rendah dari minus 5 derajat celsius pada siang hari dan lebih dingin lagi pada malam hari. Sejak sebelum gempa hingga saat ini, salju turun di berbagai lokasi bencana.
Khusus di Suriah, tantangannya adalah negeri itu masih dilanda perang saudara. Sebagian lokasi bencana dikendalikan pasukan pemberontak dari beragam faksi. Dibutuhkan koordinasi lintas faksi milisi itu untuk penyaluran bantuan.
Koordinator Kantor Perserikatan Bangsa-bangsa di Suriah El-Mostafa Benlamih mengatakan, PBB akan berusaha sekuat tenaga memastikan semua korban mendapatkan bantuan. PBB akan berupaya memastikan bantuan diberikan tanpa memandang korban tinggal di wilayah mana.
PBB memeriksa sejumlah opsi untuk mengirimkan bantuan ke korban di Suriah. Opsi itu termasuk mengirimkan bantuan dari Turki. Pilihan itu dipertimbangkan karena jaringan jalan dan jembatan Turki lebih baik dibandingkan Suriah. Perang saudara selama lebih dari satu dekade menghancurkan banyak jalan dan jembatan di berbagai penjuru Suriah. Dalam kondisi darurat seperti sekarang, kerusakan itu menghambat pengiriman bantuan dan kedatangan regu penyelamat.
Berbagai organisasi amal dan tanggap darurat di lokasi bencana meminta bantuan segera dikirimkan. Untuk tahap awal, amat mendesak untuk segera menambah tim pencari. Badan penanggulangan bencana Turki, AFAD, menaksir lebih dari 10.000 bangunan hancur di empat provinsi terdampak gempa. Dikhawatirkan, masih banyak orang tertimbun di bawah reruntuhan bangunan.
Di berbagai pos tanggap darurat, terus masuk pertanyaan dari warga soal keberadaan kerabat mereka. Hingga Selasa sore, masih banyak warga belum diketahui nasibnya. Oktay mengatakan, hampir 13.000 orang dikerahkan untuk mencari korban. Jumlah pencari masih akan bertambah beberapa waktu mendatang.
Ankara juga berkoordinasi dengan sejumlah negara untuk pengiriman bantuan. Turki telah meminta Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengaktifkan protokol darurat penanganan bencana. Protokol serupa telah diaktifkan pula di Uni Eropa. Meski bukan anggota UE, Turki bergabung dengan komisi penanggulangan bencana UE. (AFP/REUTERS/AP)