Penyanderaan terhadap pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru diharapkan segera usai seiring dengan komunikasi dengan kelompok kriminal bersenjata atau KKB di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan. Komunikasi terutama dijalin dengan bantuan para pemuka agama dan tokoh masyarakat setempat.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Inspektur Jenderal Mathius D Fakhiri menjelaskan dengan rinci peristiwa penyanderaan terhadap pilot Susi Air seusai Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri, Rabu (8/2/2023). Di sampingnya ada Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) Cenderawasih Mayor Jenderal (TNI) Muhammad Saleh Mustafa yang turut menjelaskan kronologi kejadian.
Rupanya, insiden itu diawali dengan ancaman KKB yang diduga dipimpin Egianus Kogoya terhadap 15 pekerja yang tengah membangun puskesmas di Paro, Nduga. Hampir serupa dengan latar pembantaian 16 karyawan Istaka Karya pada 2 Desember 2018, Egianus menuduh para pekerja itu disusupi oleh intelijen TNI, Polri, maupun Badan Intelijen Negara (BIN).
”Mereka (KKB Egianus) memeriksa identitas 15 karyawan itu satu per satu dari tanggal 4 sampai 5 Februari,” cerita Mathius. Ternyata dari 15 karyawan itu, ada empat yang tidak membawa identitas. Karena itulah, mereka kemudian ditahan oleh KKB.
Informasi itu sampai ke Polda. Aparat khawatir, masalah ini akan menjadi alasan bagi KKB untuk menjalankan aksinya. Padahal, tidak seperti karyawan Istaka Karya yang banyak pendatang, para pekerja pembangunan puskesmas sebagian berasal dari Papua. Mereka adalah Gregorius Yanwarin, Domianus Wenehen, Thadeus Belyanan, Ical Behuku, Simon Walter, Martinus Yanwarin, Gerardius Ruban, Fransiskus Rendi, Ruban Yogi Parlahutan Siregar, Refalino Walten, Antonius Heatubun, Martinus Heatubun, Andreas Kolatlena, Amatus Ruban, dan Walterius Emanuel.
Tanggal 6 Februari, TNI-Polri sudah membuat rencana penyelamatan. Mereka akan mengevakuasi 15 pekerja itu begitu ada pesawat masuk ke Paro. Pesawat memang masuk tanggal 7 Februari, tetapi rencana evakuasi itu sepertinya sudah dicium oleh KKB sehingga pesawat dari Maskapai Susi Air itu kemudian ditahan KKB.
Dia sekarang ada di sekitar Distrik Paro.
Lima warga sipil yang menjadi penumpang pesawat Susi Air itu adalah warga Paro, Nduga. Kelimanya merupakan satu keluarga dengan nama famili Gwijangge, dan sudah pulang ke rumah masing-masing. Sementara Pilot Susi Air, yaitu Philips Marthen (37) yang berkebangsaan Selandia Baru, ditahan oleh Egianus dan kawan-kawan. ”Dia sekarang ada di sekitar Distrik Paro,” kata Mathius.
Sementara itu, 15 pekerja yang mendapat ancaman sudah diamankan oleh pendeta setempat. Mereka sudah siap dievakuasi ketika pesawat yang baru mendarat di Paro dibakar. Saat ini, para pekerja itu sudah berada di Timika, yang sebelumnya terbang dari Kenyam, Nduga. Kondisi mereka sehat dan tengah mendapat pendampingan fisik dan mental. Selain 15 orang itu, ada tambahan sembilan orang lagi yang menjadi pengantar dari Paro. ”Kami sangat berterima kasih kepada Bapa Pendeta,” kata Mathius.
Saat ini, para pendeta dan masyarakat Paro tengah berusaha menjalin komunikasi dengan KKB Egianus. Pilot tersebut adalah pilot yang sudah lama sering membantu transportasi masyarakat Paro. Harapannya, Philips segera dikembalikan. ”Kami optimistis dengan langkah persuasif ini bisa ada komunikasi,” ujar Mathius.
Pangdam Cenderawasih Mayjen Muhamad Saleh mengakui, di Bandara Paro memang tidak ada penjagaan TNI-Polri. Bandara tersebut merupakan bandara perintis. Namun, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menegaskan akan ada penambahan pasukan di Paro.
Bandara ditutup
Buntut insiden penyerangan terhadap pesawat Susi Air PK-BVY, Bandara Paro sampai saat ini masih ditutup. ”Lapter (lapangan terbang) Paro masih ditutup sementara mengingat posisi pesawat yang rusak berada di tengah-tengah lapangan terbang sehingga tidak memungkinkan operasional penerbangan ke atau dari Paro,” kata Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati, Rabu.
Semua lapangan terbang yang berada di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, yang selama ini dikelola oleh pemda juga diimbau agar selektif dan selalu berkoordinasi dengan pihak kemananan dalam hal pemberian izin terbang.
Penanganan konflik di Papua menjadi salah satu arahan Presiden Joko Widodo saat melantik Panglima TNI Laksamana Yudo Margono di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/12/2022). Pada kesempatan tersebut, Presiden menekankan arti penting pendekatan humanis yang disertai dengan ketegasan untuk menyelesaikan sejumlah permasalahan di Papua, utamanya yang berkaitan dengan KKB.
”(Hal ini) karena kalau kita tidak tegas, di sana KKB selalu berbuat seperti itu, ya, enggak akan selesai-selesai masalahnya,” kata Presiden Jokowi dalam keterangannya kepada awak media seusai pelantikan saat itu.