15 Pekerja Infrastruktur di Nduga Berhasil Dievakuasi ke Timika
Tim gabungan TNI-Polri berhasil menyelamatkan 15 pekerja infrastruktur dari aksi teror KKB. Sementara nasib pilot Susi Air, Philip Merthens, belum diketahui hingga kini.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Sebanyak 15 pekerja infrastruktur di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, berhasil ditemukan dalam kondisi selamat. Tim gabungan TNI-Polri mengevakuasi para pekerja itu dari Nduga ke Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Rabu (8/2/2023).
Wakil Kepala Polda Papua Brigadir Jenderal (Pol) Ramdani Hidayat, saat dihubungi dari Jayapura pada Rabu sore, membenarkan bahwa 15 pekerja tersebut telah berada di Timika, ibu kota Mimika. Kondisi para pekerja yang bertugas membangun puskesmas di Paro itu sehat, tetapi mengalami trauma.
Proses evakuasi para pekerja dilakukan menggunakan tiga helikopter dan dipimpin Kepala Polres Nduga Ajun Komisaris Besar Rio Panelewen. Proses evakuasi para pekerja dari Distrik Paro dimulai pada pukul 07.40 WIT.
”Sebanyak 15 pekerja ini berhasil dievakuasi menggunakan dua helikopter milik Polri dan satu helikopter TNI. Mereka tiba di Timika pada pukul 14.20 WIT dan langsung menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Umum Daerah Mimika,” kata Ramdani.
Identitas 15 pekerja ini adalah Gregorius Yanwarin, Domianus Wenehen, Thadeus Belyanan, Ical Behuku, Simon Walter, Martinus Yanwarin, Gerardius Ruban, Fransiskus Rendi Ruban, Yogi Parlahutan Siregar, Refalino Walten, Antonius Heatubun, Martinus Heatubun, Andreas Kolatlena, Amatus Ruban, dan Walterius Emanuel.
Sebelumnya, Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri menyatakan, 15 pekerja itu diduga disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya. Para pekerja dicurigai kelompok Egianus sebagai agen intelijen aparat keamanan karena tidak memiliki identitas diri yang lengkap.
Para pekerja diancam KKB akan dibunuh karena memasuki Paro tanpa seizin mereka. Mereka berhasil diselamatkan tokoh agama dan masyarakat setempat sehingga bisa dievakuasi tim gabungan TNI-Polri di Gunung Wea, Distrik Paro.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo menambahkan, tim gabungan TNI-Polri saat ini tengah berupaya menemukan Philip Merthens, pilot pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BVY. Pilot berkebangsaan Selandia Baru itu sebelumnya dilaporkan disandera oleh KKB setelah pesawatnya dibakar saat mendarat di Lapangan Terbang Distrik Paro, Selasa (7/2/2023).
”Kami belum mengetahui kondisi pilot Susi Air karena terbatasnya akses jaringan telekomunikasi di daerah Paro. Tim gabungan TNI-Polri masih berupaya menemukannya,” tutur Ignatius.
Komandan Resor Militer 172/Praja Wira Yakhti Brigadir Jenderal Juinta Omboh Sembiring menyampaikan apresiasi bagi masyarakat Paro yang telah menyelamatkan 15 pekerja infrastruktur tersebut. Ia mengungkapkan, nyawa para pekerja terancam akibat aksi intimidasi kelompok Egianus.
Semua pihak harus mengutamakan jalan nonkekerasan demi menyelamatkan warga sipil.
”Kami sangat mengapresiasi bantuan dari masyarakat. Hal ini menunjukkan masih ada masyarakat yang tidak menyetujui aksi teror yang dilakukan kelompok Egianus Kogoya,” ujar Juinta.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid mengecam keras serangan terhadap warga dan obyek sipil di Papua. Ia pun mendesak agar pilot dan sejumlah orang lainnya yang disandera segera dibebaskan dalam keadaan selamat.
”Kami juga meminta para pihak yang berkonflik untuk segera menghormati hukum hak asasi manusia dan hukum kemanusiaan internasional. Semua pihak harus mengutamakan jalan nonkekerasan demi menyelamatkan warga sipil,” kata Usman.
Juru bicara Jaringan Damai Papua, Yan Christian Warinussy, menyesalkan aksi Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) yang membakar pesawat Susi Air dan menyandera pilot. Ia menilai aksi tersebut berdampak buruk bagi pelayanan publik masyarakat setempat.
”Kami meminta agar TPN-OPM menghentikan aksi kekerasan dan menempuh cara damai dalam perjuangannya. Aksi mereka akan memicu operasi militer di daerah tersebut,” ucap Yan.