Presiden dan Wapres Bersama-sama Hadiri Resepsi Puncak Satu Abad NU
Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Jokowi tiba di Bandar Udara Internasional Juanda, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, Senin petang. Wapres Amin didampingi Ibu Wury Ma’ruf Amin tiba sehari lebih awal.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin akan bersama-sama menghadiri resepsi puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama yang diselenggarakan di Gelora Delta Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023). Baik Presiden Jokowi maupun Wapres Amin telah berada di Jawa Timur untuk hadir di perhelatan tersebut.
Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Jokowi tiba di Bandar Udara Internasional Juanda, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, pada Senin (6/2/2023) petang. Sementara, Wapres Amin didampingi Ibu Wury Ma’ruf Amin telah mendahului melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur sejak Minggu (5/2/2023).
Kedatangan Presiden Jokowi dan Ibu Iriana di Kabupaten Sidoarjo disambut oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf, Kapolda Jawa Timur Irjen Toni Harmanto, dan Danlanud Muljono Kolonel (Pnb) Sugeng Budiono. Dari bandara, Presiden dan Ibu Iriana langsung menuju ke tempat bermalam.
Sebelumnya, Presiden dan Ibu Iriana lepas landas melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, dengan menggunakan pesawat kepresidenan Indonesia-1. Turut mendampingi Presiden dalam penerbangan menuju Jawa Timur, antara lain, Menteri BUMN Erick Thohir dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Seusai membuka Muktamar Internasional I Fikih Peradaban yang merupakan rangkaian Peringatan Hari Lahir Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Hotel Shangri-La, Surabaya, Jatim, Senin (6/2/2023), Wapres Amin juga sempat menerima Wakil Grand Syekh Al-Azhar Muhammad Abdurrahman Muhammad Dhuwaini di Ruang Pelangi 3, Hotel Shangri-La.
Mengawali pertemuan, Wapres Amin menyampaikan apresiasi atas kehadiran Syekh Dhuwaini untuk memenuhi undangan hadir di Muktamar Fikih Peradaban. Wapres mengungkapkan bahwa Al-Azhar, Mesir, menjadi tujuan utama pelajar Muslim Indonesia dalam melanjutkan pendidikan. Saat ini, terdapat lebih dari 10.300 mahasiswa Indonesia di Mesir atau sekitar 76 persen dari total warga negara Indonesia di Mesir yang sebanyak 13.550 orang. Hal ini, kata Wapres, tak lepas dari dukungan Pemerintah Mesir yang memberikan beasiswa untuk pelajar dan mahasiswa Indonesia.
”Setiap tahun cenderung terjadi peningkatan penerima beasiswa, dan tahun ini lebih dari 170 mahasiswa Indonesia mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Universitas Al-Azhar,” tambah Wapres Amin.
Wapres Amin menegaskan bahwa Pemerintah RI telah dan terus memperbaiki tata kelola pengiriman pelajar dan mahasiswa Indonesia ke Mesir. ”Guna memastikan hak didik dan hak perlindungan mereka terpenuhi, khususnya kemampuan akademis, akhlak, kesehatan, dan kematangan emosional,” ujarnya.
Islam ”wasathiyah”
Sebagai upaya mendukung penyebaran Islam wasathiyah, Wapres Amin mengapresiasi komitmen Al-Azhar yang tahun ini mengirim 35 tenaga pengajar utusan atau mab’uts ke sejumlah pesantren dan universitas di Indonesia. Alumni Al-Azhar di Indonesia juga memainkan peran penting dalam menyebarkan nilai Islam wasathiyah seperti Menteri Luar Negeri RI 1999-2001 Alwi Shihab dan Gubernur NTB 2008-2018 TGB Muhammad Zainul Majdi.
”Salah satu kontribusi alumni Al-Azhar Indonesia adalah pendirian Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab atau Pusiba di Bekasi, Jawa Barat, yang saya resmikan pada Juni 2022,” tambah Wapres Amin.
Dalam kesempatan tersebut, sebagai upaya meningkatkan kerja sama di sektor pendidikan, Wapres Amin menawarkan beasiswa bagi mahasiswa Mesir yang ingin melanjutkan studi di Indonesia. Saat ini, Indonesia memiliki Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang juga menerima mahasiswa asing, termasuk Mesir. ”Indonesia juga mempunyai universitas terkemuka yang menawarkan program internasional,” kata Wapres Amin.
Di sisi lain, Wapres juga menyambut baik minat masyarakat Mesir yang ingin memperdalam pengetahuan mengenai budaya Indonesia. ”Saya senang bahwa sekitar 1.600 warga Mesir belajar bahasa Indonesia di Pusat Kebudayaan Indonesia KBRI Kairo, Selain itu, sekitar 4.000 warga Mesir telah mempelajari Pencak Silat, baik di KBRI Kairo maupun langsung di Indonesia. Saya berharap lebih banyak people-to-people contacts di antara kedua bangsa melalui budaya,” kata Wapres.
Syekh Muhammad Dhuwainy juga menyampaikan rasa bangga terhadap alumni Al-Azhar di Indonesia yang telah memainkan peran penting. Ia menegaskan bahwa pelajar Indonesia di Al-Azhar memiliki kepribadian yang baik.
Terkait peningkatan manajemen pengiriman mahasiswa Indonesia ke Al-Azhar, Syekh Dhuwaini menyambut baik hal tersebut. ”Selanjutnya, perlunya proses-proses yang terjadi dalam pengiriman mahasiswa Indonesia ke Al-Azhar dan dipastikan tidak ada hambatan,” ujarnya.
Terkait Harlah NU, Syeikh Dhuwaini, menuturkan, pemikiran NU adalah pemikiran mulia dengan metodologi yang sudah teruji dan sejalan dengan pemikiran yang dimiliki Al-Azhar. ”Oleh karena itu, kerja sama ke depan Al-Azhar dan NU, kiranya didorong,” tambah Syekh Dhuwaini.
Hadir mendampingi Syekh Muhammad Duwaini, Duta Besar Mesir untuk Indonesia Ashraf Mohamed Moguib Sultan. Wapres Amin, antara lain, didampingi oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansah dan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Miftachul Akhyar.