Sudah Disiapkan Matang, Capres PDI-P Tinggal Tunggu Diumumkan
Capres dari PDI-P telah dipersiapkan secara matang agar mampu menjadi seorang pemimpin yang dapat memikul tanggung jawab bagi masa depan.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
PDI-P telah mempersiapkan secara matang calon presiden yang akan diusung pada Pilpres 2024.
Sosok capres PDI-P akan diumumkan secara langsung oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Sosok capres yang akan diusung PDI-P disebut mampu melanjutkan perjuangan Soekarno, Megawati, dan Jokowi.
JAKARTA, KOMPAS — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan telah mengantongi nama calon presiden yang akan diusung dalam pemilihan umum presiden tahun 2024. Sosok capres itu tinggal menunggu diumumkan oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri pada tahun 2023. Selain mampu melanjutkan napas kepemimpinan Soekarno, Megawati, dan Joko Widodo, sosok capres itu juga telah dipersiapkan secara matang agar dapat memikul tanggung jawab di masa depan.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto dalam acara jumpa pers Refleksi Akhir Tahun 2022 dan Harapan Menuju Tahun 2023, Jumat (30/12/2022), mengatakan, setidaknya ada dua bocoran terkait calon presiden (capres), yaitu bocoran soal waktu pengumuman capres dan karakter sosok capres tersebut.
Hasto menyebutkan, pengumuman soal capres akan disampaikan secara langsung oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri pada tahun 2023. ”Jadi, itu bocoran yang saya sampaikan bahwa capres dari PDI Perjuangan akan diumumkan di tahun 2023,” ujarnya.
Namun, Hasto tak menyebut siapa sosok yang akan diusung sebagai capres PDI-P. Ia hanya menyampaikan kriteria capres yang akan diajukan PDI-P dalam Pilpres 2024. Capres yang akan diusung itu merupakan sosok yang mampu melanjutkan napas kepemimpinan dan perjuangan Presiden ke-1 RI Soekarno, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
Sosok capres PDI-P itu juga disebut sudah lama dipersiapkan. ”Calon tersebut sudah dipersiapkan secara matang untuk mampu menjadi seorang pemimpin yang dapat memikul tanggung jawab di masa depan,” ucap Hasto dalam acara jumpa pers yang digelar secara daring tersebut.
Selain capres, Hasto juga menyinggung soal koalisi. Menurut dia, kerja sama dan komunikasi dengan partai politik lain merupakan suatu keniscayaan. Terlebih, kata Hasto, spirit dari ideologi PDI-P adalah gotong royong.
Calon tersebut sudah dipersiapkan secara matang untuk mampu menjadi seorang pemimpin yang dapat memikul tanggung jawab di masa depan.
Spirit itu sudah tecermin, antara lain, lewat kabinet yang pernah dibentuk oleh Megawati saat menjabat presiden pada 2001-2004. Kabinetnya kala itu, Kabinet Gotong Royong, diklaim Hasto sebagai the dream team atau kabinet impian karena melibatkan berbagai unsur dan partai lain.
Begitu pula dengan Kabinet Indonesia Maju yang dibentuk Joko Widodo pada periode kepemimpinan 2019-2024. Hasto menilai kabinet tersebut solid dan saling menghormati kendati terbentuk dari berbagai partai politik.
”Jadi, kami pun sebagai partai politik terus melakukan upaya komunikasi politik. Memang tidak semuanya dilakukan secara terbuka, tetapi yang jelas komunikasi itu dijalankan dan dilakukan secara serius,” ucapnya.
Dihubungi secara terpisah, peneliti di Pusat Riset Politik, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, menilai langkah PDI-P yang belum menentukan capres ataupun membentuk koalisi sudah tepat. Sebab, keputusan yang diambil nantinya menjadi tepat karena didasarkan pertimbangan matang.
Menurut Wasisto, PDI-P memang selalu menunggu momen yang pas untuk mengumumkan koalisi dan menominasikan figur tertentu. Itu disebabkan setidaknya oleh tiga faktor, meliputi keengganan mengikuti narasi popularitas berbasis survei, sentralisasi keputusan pada ketua umum, dan kesempatan melihat keputusan partai lain.
”Dengan tidak mau hanyut ke dalam narasi popularitas berbasis survei, PDI-P berpikir matang lebih dahulu sebelum menominasikan kandidat. Ditambah, kultur PDI-P pun cenderung satu komando,” ucap Wasis.
Dengan setiap keputusan tersentralisasi kepada Megawati, para kader PDI-P cenderung hati-hati dalam mengungkapkan pernyataan yang berkaitan dengan partai. Hal ini berbeda dengan partai lain yang kadernya bisa memunculkan wacana tertentu, termasuk soal capres.
Selain itu, PDI-P juga melihat gelagat dari partai lain. Dengan demikian, PDI-P memiliki informasi dan pertimbangan yang cukup ketika nantinya memutuskan. ”Saat nantinya PDI-P mengusungkan capres, hampir dipastikan calon itu sudah bersifat tetap, tidak akan lagi berubah,” ucapnya.
PDI-P juga, klaim Wasisto, memiliki keuntungan ganda sehingga tidak terburu-buru dalam memutuskan. Pertama, partai itu memiliki banyak nama populer yang bisa dicalonkan. Kedua, mereka tidak perlu pusing lagi dengan koalisi karena tidak terhalang batas ambang pencalonan presiden.
Seperti diketahui, PDI-P mengantongi 27.503.961 atau 19,33 persen suara di Pemilu Legislatif 2019. Angka itu dikonversikan menjadi 128 kursi DPR. Artinya, PDI-P memenuhi ambang batas pencalonan presiden yang mensyaratkan parpol atau gabungan parpol memiliki sedikitnya 20 persen kursi dari total kursi di DPR.