Kisah Partai Politik dan Nomor Urutnya
Parpol peserta Pemilu 2024 langsung menyusun strategi untuk menyosialisasikan nomor urut. Selain menyiapkan ”tagline” yang sesuai dengan nomor urut, parpol juga menyampaikan makna filosofis di balik angka yang didapat.
- Sejumlah partai politik membuat tagline untuk menyosialisasikan nomor urut mereka sebagai peserta Pemilu 2024.
- Beberapa partai politik langsung memasang alat peraga, seperti poster dan baliho, setelah KPU menetapkan nomor urut parpol peserta Pemilu 2024.
- Menyampaikan makna filosofis di balik angka menjadi strategi lain yang dilakukan parpol untuk mengenalkan nomor urut kepada publik.
Partai politik peserta Pemilu 2024 sudah ditetapkan. Sebanyak 17 parpol yang berkontestasi dalam pesta demokrasi lima tahunan juga telah mendapatkan nomor urutnya masing-masing. Ada yang memilih menggunakan nomor urut lama di Pemilu 2019, ada pula yang mengikuti undian sesuai aturan yang telah ditetapkan.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Di panggung depan, tidak ada satu pun partai politik (parpol) yang mengungkap kekecewaan atas nomor urut yang didapat. Semua mengaku puas dengan nomor urut yang dipilih. Bahkan, sebagian parpol langsung bergerak cepat merumuskan strategi untuk mengenalkan nomor urut mereka dalam kontestasi elektoral tahun 2024.
Dari sembilan parpol parlemen, hanya Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang memilih mengikuti undian nomor urut bersama delapan parpol non-parlemen dan parpol baru. Sementara delapan parpol parlemen memilih menggunakan nomor urut yang digunakan saat Pemilu 2019 sehingga tidak ikut pengundian.
Nomor urut 10 yang digunakan PPP pada Pemilu 2019 dikembalikan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU). Saat pengundian di kantor KPU, Jakarta, Rabu (14/12/2022), PPP mendapatkan nomor urut 17 alias urutan terakhir. Padahal dalam ingatan publik, terutama mereka yang ikut memilih dalam pemilu sejak masa Orde Baru, PPP adalah parpol dengan nomor urut 1. Sejak Pemilu 2019, nomor urut 1 itu digunakan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang didirikan sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama (NU).
Nasib PPP berbeda dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Setelah empat pemilu pertama di era reformasi bernomor urut 11 (Pemilu 1999), 18 (Pemilu 2004), 28 (Pemilu 2009), dan 4 (Pemilu 2014), PDI-P kembali memperoleh nomor urut 3 pada Pemilu 2019. Nomor urut PDI-P tidak berubah pada Pemilu 2024 karena partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut memilih menggunakan nomor urut lama.
Nomor urut pada Pemilu 2019 dan kini Pemilu 2024 sama dengan nomor urutnya sepanjang pemilu di masa Orde Baru. Sejak Pemilu 1977 hingga Pemilu 1997, PDI-P yang dahulu bernama Partai Demokrasi Indonesia (PDI) mengikuti pemilu sebagai parpol dengan nomor urut 3. Nomor urut yang sedikit banyak masih menancap di ingatan publik, terutama mereka yang hidup selama masa Orde Baru.
PDI-P tentu merasa beruntung tetap bisa menggunakan nomor urut 3 yang telah dikenal dan melekat di benak publik. ”PDI Perjuangan berterima kepada KPU, kepada kawan-kawan partai, dan kepada pemerintah yang sudah memberikan perppu sehingga nomor urut kami masih di angka 3 sehingga kami tidak kehilangan lambang kami yang ’metal’,” kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI-P Bambang Wuryanto saat pengundian nomor urut parpol, Rabu malam.
Baca juga : Parpol Atur Strategi Hadapi Pemilu 2024
PDI-P memang menggunakan simbol metal; ibu jari, telunjuk, dan kelingking terbuka, sementara jari manis dan tengah ditekuk. Simbol itu biasanya juga digunakan para penggemar musik metal.
Siapkan atribut
Saat menghadiri acara pengundian nomor urut di KPU, sejumlah parpol sudah menyiapkan atribut partai. Partai Demokrat salah satunya. Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono datang ke acara pengundian nomor urut mengenakan jaket varsity berwarna biru putih bertuliskan angka 14. Partai besutan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono itu memang kembali menggunakan nomor urut 14, sama dengan pemilu sebelumnya.
Tak hanya parpol parlemen yang memilih tetap menggunakan nomor urut lama, parpol nonparlemen dan parpol baru yang wajib mengikuti undian nomor urut juga menyiapkan atribut partai. Partai Buruh, misalnya, sampai membawa atribut partai lengkap dengan papan bertuliskan nomor 1 hingga 18.
”Sebelum berangkat ke KPU, ada setumpuk poster- poster dilengkapi nomor urut dari 1 sampai 18 yang sudah kami siapkan di mobil komando,” kata Ketua Tim Khusus Pemenangan Partai Buruh Said Salahudin, Sabtu (17/12).
Poster-poster dengan tulisan angka 6 langsung dipasang begitu Partai Buruh mendapatkan nomor urut 6 dalam pengundian di KPU. Para pengurus dan anggota Partai Buruh yang berorasi di depan gedung KPU juga memasang bendera partai yang sudah dilengkapi dengan tulisan angka 6.
Atur strategi
Sebenarnya, tidak semua parpol mendapatkan nomor urut sesuai dengan keinginan dan harapan. Namun, hal itu tak lantas membuat parpol larut dalam kekecewaan. Semua parpol langsung mengatur strategi untuk mengenalkan nomor urut mereka kepada khalayak.
Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Ferry Kurnia Rizkiyansyah menuturkan, pada mulanya Perindo berharap mendapatkan nomor urut yang mudah dicermati dan diingat pemilih. Namun, Perindo tidak berekspektasi harus mendapatkan nomor urut tertentu karena semua nomor tetaplah sama. Dengan nomor urut berapa pun, Perindo tetap di garis perjuangan untuk membawa Indonesia ke persatuan dan kesejahteraan.
Karena itu ketika undian menghantarkan Perindo mendapatkan nomor urut 16, pengurus dan kader spontan berdiskusi melalui WhatsApp grup untuk membuat tagline. Dari diskusi itu kemudian disepakati mereka akan menggunakan tagline ”S16AP” yang dibaca sigap. Kesigapan itu pun melahirkan sejumlah gambar logo Perindo disertai nomor urut yang langsung disebar pada Rabu malam setelah pengundian nomor urut.
”Sigap itu lebih dari siap. Satu kondisi yang menunjukkan kami siap berkompetisi dengan persiapan yang baik dan sudah memitigasi berbagai hal yang akan terjadi ke depan,” tuturnya.
Begitu pula Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia yang mendapatkan nomor urut 7. Meski pada Pemilu 2019 parpol dengan nomor urut 7 gagal lolos ke parlemen, Partai Gelora tetap bersyukur mendapatkan nomor urut tersebut.
Beberapa kali Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta menegaskan bahwa nomor 7 merupakan simbol dari arah baru Indonesia sehingga memudahkan pengurus dan kader dalam menyosialisasikan kepada pemilih. ”Saya senang kita dapat nomor urut 7, tetapi saya lebih senang lagi yang akan memopulerkan nomor 7 itu Partai Gelora. Tahun 2019 ada partai nomor 7 tidak lolos, kali ini kami akan buat nomor 7 menjadi populer dan terkenal,” katanya.
Hal yang sama juga dilakukan PPP. Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono meyakini nomor urut 17 merupakan sebuah petunjuk dari Allah SWT agar partainya terus mewarnai Indonesia sesuai dengan kodratnya. ”Banyak filosofi yang termuat dalam nomor 17 seperti tanggal dideklarasikannya kemerdekaan Indonesia, diturunkannya Al Quran pada 17 Ramadhan, dan jumlah rakaat shalat (fardu) dalam satu hari adalah 17,” tuturnya.
PPP pun langsung membuat poster bergambar Kabah dengan angka 17 di bagian atas yang menunjukkan lambang dan nomor urut parpol berbasis massa Islam itu. Pada Sabtu kemarin, poster-poster baru itu mulai dipasang di kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta.
Partai Demokrat, bahkan, telah memasang baliho bergambar Agus Harimurti lengkap dengan tagline ”S14P” di beberapa ruas jalan di Jakarta, salah satunya di kawasan Dukuh Atas. Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menuturkan, Demokrat memang sudah menyiapkan konten sosialisasi nomor urut 14 sejak dua hari sebelum pengundian di KPU.
Baca juga : Kontestasi Partai Politik di Pemilu 2024 Bakal Semakin Ketat
Tagline ”S14P” yang digunakan bermakna Demokrat siap memperjuangkan perbaikan dan perubahan serta seluruh pengurus dan kader siap berkontestasi dalam Pemilu 2024. ”Nomor 14 juga berarti tanggal 14 Februari 2024 pilih nomor 14,” ucap Herzaky.
Tagline ini lebih pada penyampaian narasi simbolis yang dekat dengan pemilih pemula karena mereka lebih menyukai pesan-pesan simbolis. Sementara bagi pemilih lama atau sudah menjadi basis konstituen
Konten berisi pengenalan nomor urut parpol, baik berupa video maupun foto atau poster, juga bertebaran di media sosial. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengunggah beberapa foto di akun media sosial Instagram pribadinya, @cakiminnow. Salah satunya foto Muhaimin mengenakan kemeja bertuliskan angka 1 di bagian punggung yang diunggah Kamis lalu. Pada foto itu, ia menuliskan caption, ”Assalamualaikum. Tetap nomor 1. Bismillah.”
PKB memang tetap menggunakan nomor urut 1 pada Pemilu 2024, sama dengan pemilu sebelumnya. Melalui Instagramnya, Muhaimin juga mengunggah foto saat dirinya menerima papan nomor urut 1 dari Ketua KPU Hasyim Asy’ari disertai caption, ”Semalam penetapan nomor urut peserta pemilu oleh KPU, PKB tetap nomor 1. Apa tagline nomor 1 Bos?”
PDI-P tak mau ketinggalan. Melalui akun Instagram @pdiperjuangan, PDI-P mengunggah foto bergambar wajah Megawati Soekarnoputri lengkap dengan lambang partai dan angka 3. Ada pula video bertuliskan ”PDI-P M3NANG PEMILU” dan ”SIAP MENUJU HATTRICK 2024”.
#---This is Caption---#
Peneliti Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati, mengungkapkan, berbagai tagline yang dikaitkan dengan nomor urut parpol itu digunakan untuk mengidentifikasi massa pemilih. Tagline itu memudahkan pesan yang ingin disampaikan parpol kepada masyarakat, terutama kepada pemilih pemula.
”Tagline ini lebih pada penyampaian narasi simbolis yang dekat dengan pemilih pemula karena mereka lebih menyukai pesan-pesan simbolis,” katanya.
Sementara bagi pemilih lama atau sudah menjadi basis konstituen, lanjutnya, penggunaan tagline kurang efektif. Sebab pemilih tersebut sudah memiliki kedekatan dan loyalitas pada figur tertentu di parpol. Jika ingin menggaet pemilih lama, diperlukan kampanye dan kerja-kerja politik yang lebih bisa dirasakan masyarakat. Parpol juga bisa menggunakan kampanye calon presiden untuk meraup pemilih baru yang menjadi basis pemilih capres.
”Kalaupun ada yang tidak menarasikan nomor urut sebagai tagline, parpol itu mungkin sudah yakin dengan basis pemilih yang ingin mereka sasar. Mereka merasa cukup dengan ceruk pemilih yang dimiliki sehingga tidak mengapitalisasi pemilih pemula,” kata Wasisto.
Parpol boleh saja merasa beruntung dengan nomor urut yang didapat karena lebih mudah disosialisasikan atau bahkan angka itu sudah melekat di benak publik. Strategi apa pun dapat dilancarkan demi mengenalkan nomor urut parpol kepada khalayak. Namun, jangan lupa pula bahwa rakyat tak hanya mengingat nomor urut, tetapi juga mencatat kerja-kerja parpol memperjuangkan kepentingan rakyat.