Presiden Perintahkan Kementerian dan Pemda Perkuat Sistem Peringatan Dini
Presiden Joko Widodo meminta jajarannya bersiap mengantisipasi bencana yang kerap terjadi akhir tahun. Mitigasi ataupun pemantauan peringatan dini dari BMKG perlu diperhatikan.
Oleh
NINA SUSILO, CYPRIANUS ANTO SAPTOWALONO
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Risiko terjadinya bencana membesar pada akhir tahun. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo memerintahkan semua kementerian dan lembaga ataupun pemerintah daerah untuk mempersiapkan mitigasi, antisipasi bencana alam, termasuk menjaga keselamatan lalu lintas.
”Agar semua memberi perhatian, memaksimalkan informasi cuaca dari BMKG sebagai peringatan dini, juga mitigasi bencana di semua daerah yang memiliki potensi bencana harus diperhatikan,” tutur Presiden Joko Widodo dalam pengantar Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/12/2022).
Sidang ini membahas kondisi perekonomian 2023, evaluasi penanganan Covid-19, dan antisipasi bencana. Hadir dalam sidang kabinet ini, antara lain Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, serta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Presiden meminta jajarannya supaya bisa memastikan negara hadir saat terjadi bencana. Bantuan kemanusiaan harus segera didistribusikan. Setelahnya, ketika kondisi memungkinkan, rekonstruksi bangunan terdampak juga harus segera dimulai.
Sehari sebelumnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin juga mengingatkan semua pemerintah daerah, terutama daerah yang setiap tahun mengalami bencana, untuk mempersiapkan diri dan bersiaga. Akhir tahun sudah tiba dan bencana alam baik banjir, banjir bandang, dan longsor kerap terjadi.
”Kita memang sudah memerintahkan agar pemerintah daerah, provinsi dan kabupaten, terutama mereka yang memang merupakan daerah langganan terjadinya bencana itu untuk menyiapkan diri, melakukan antisipasi, melakukan mitigasi terhadap hal-hal yang mungkin akan terjadi,” tutur Wapres kepada wartawan di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (5/12).
Persiapan ini bisa berupa peringatan kepada masyarakat. Persiapan lain baik anggaran maupun persiapan atas berbagai kemungkinan perlu dilakukan juga. Aparat di daerah maupun pusat, termasuk Badan Penanggulangan Bencana, juga harus bersiaga menghadapi berbagai kemungkinan.
Sementara itu, Presiden meminta pengendalian Covid-19 terus dilakukan kendati penurunan kasus sudah cukup banyak. Selama dua pekan sebelum ini, penambahan kasus harian sempat menanjak sampai mendekati 7.000 kasus perhari. Namun, 5 Desember 2022, penambahan kasus baru harian kembali menurun menjadi 2.234.
Di sisi lain, jumlah pasien meninggal masih tetap tinggi. Pada 5 Desember 2022, tercatat 48 orang meninggal akibat Covid-19. Angka ini tak berbeda jauh dari angka kematian saat jumlah penambahan kasus harian meningkat. ”Percepatan vaksinasi booster harus digerakkan agar imunitas masyarakat kita lebih baik,” kata Presiden.