Layanan Paspor Jumat Malam yang Pangkas Percaloan
Program Layanan Paspor Jumat Malam diselenggarakan oleh Kantor Imigrasi Jakarta Barat untuk memudahkan masyarakat dalam mengurus paspor. Program ini juga menjadi salah satu cara untuk memangkas praktik percaloan.
Belasan orang menunggu di dalam tenda putih berukuran 8 meter x 15 meter di pelataran Museum Fatahillah, Jakarta Barat, Jumat (18/11/2022) sore hingga malam. Mereka mengantre untuk mengurus paspor melalui Lapor Jumat Malam atau Layanan Paspor Jumat Malam yang diselenggarakan oleh Kantor Imigrasi Jakarta Barat.
Pelayanan yang baru pertama kali diselenggarakan oleh Kantor Imigrasi Jakarta Barat tersebut cukup menarik minat pengunjung yang berniat memperpanjang masa berlaku paspor. Bahkan, sebagian dari mereka sudah merencanakan untuk mengunjungi Museum Fatahilah demi mengurus paspornya.
Zulfikar (48), warga Jalan Gajah Mada, Taman Sari, Jakarta Barat, misalnya. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai pegawai negeri sipil tersebut sangat terbantu dengan adanya Lapor Jumat Malam. Sebab, ia bisa ajukan permohonan penerbitan paspor elektronik di luar jam kerja.
”Pas saya ke Kota Tua, lewat, pas jalan-jalan. Saya lihat dan saya tanya apakah ini bisa, katanya bisa, Ya sudah, saya minta (orang) di rumah kami dekat di Gajah Mada, bawa paspor sama dokumennya, langsung dilayani,” tutur Zulfikar.
Menurut Zulfikar, pelayanan ini sangat memudahkan masyarakat. Sebab, selama ini orang yang pulang kerja sore hari harus cuti atau izin dari pagi untuk antre demi mengurus paspor. Dengan program semacam ini, masyarakat bisa mengurus setelah pulang kerja sambil jalan-jalan dan tidak merepotkan.
Baca juga: Percaloan Pengurusan Paspor untuk Pekerja Migran Ilegal Masih Terjadi
Pengurusan paspor dalam program Lapor Jumat Malam juga cukup efisien dan para petugasnya ramah. Aturan pengurusan paspor lebih jelas, seperti pembayaran melalui transfer, sehingga tidak ada calo yang terlibat. Selama ini, praktik percalonan untuk pengurusan paspor lumayan lekat dengan Kantor Imigrasi.
Selain itu, di Lapor Jumat Malam ini juga disediakan layanan fotokopi agar warga bisa lebih mudah menyediakan salinan dokumen yang dibutuhkan dalam pengurusan paspor. Menurut Zulfikar, program seperti Lapor Jumat Malam ini harus diteruskan sebagai bagian dari reformasi birokrasi.
”(Program ini) Pasti (meminimalkan pungutan liar). Yang pasti kami masyarakat sangat terbantu dalam pelayanan perpanjangan paspor. Kalau bisa titip sama Imigrasi, diperpanjang. Jangan cuma hari ini. Takutnya hari ini saja. Orang nanti pada ke sini, tidak ada. Kalau ada anggarannya, kalau bisa dirutinkan. Kalau tidak bisa seminggu sekali, rutinkan dua minggu sekali. Jadi jelas,” kata Zulfikar yang sudah mempromosikan program ini melalui media sosialnya.
Program seperti Lapor Jumat Malam ini harus diteruskan sebagai bagian dari reformasi birokrasi. (Zulfikar)
Devnq Krisnadi Ariyanto (42), warga Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, juga merasa terbantu dengan program ini, meskipun bekerja sebagai wiraswasta. Sebab, ia bisa memperpanjang paspornya bersama putrinya yang masih berumur 7 tahun dan kedua orangtuanya. Dengan adanya program ini, putrinya tidak perlu bolos sekolah.
Devnq sengaja mencari informasi dari media sosial Kantor Imigrasi Jakarta Barat. Ketika mengetahui ada layanan ini, ia langsung berangkat pada hari dan jam yang sudah ditentukan. ”Jadi sangat mempermudah sekali. Anak saya tidak perlu bolos (sekolah). Saya bisa langsung datang tanpa harus melalui (aplikasi) M-Paspor. Jadi, bisa walk-in saja. Kan, yang normal kita harus melalui M-Paspor. Foto semua dokumen, baru bisa dapat tanggalnya,” tuturnya.
Lihat juga: NTB Jadi Kantong Pekerja Migran karena Marak Calo Paspor
Menurut Devnq, proses pengurusan paspor di Lapor Jumat Malam cukup cepat, yakni hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk satu paspor. Ia berharap, layanan ini bisa lebih rutin dilaksanakan karena mempermudah para pekerja dan anak-anak yang masih sekolah. Ia akan merekomendasikan kepada rekan-rekannya yang perlu memperpanjang paspor.
Tidak layani paspor baru
Meskipun banyak yang terbantu dengan adanya program ini, Adi (56), warga Cilandak, Jakarta Selatan, kecewa karena tidak bisa mengurus paspor baru. Ia berharap, program Lapor Jumat Malam juga bisa melayani pembuatan paspor baru.
”Di sini hanya penggantian saja. Paspor saya dari tahun 1978. (Saya) harus mengurus paspor baru,” tutur Adi yang mengetahui layanan ini dari media sosial.
Kepala Seksi Pelayanan Dokumen Perjalanan Kantor Imigrasi Jakarta Barat Wahyu Kusumanegara menjelaskan, program Lapor Jumat Malam baru pertama kali dilaksanakan setelah menerima banyak permintaan dari media sosial. Masyarakat pekerja mengeluhkan sulit mendapatkan kuota dan berharap ada layanan di luar jam kantor.
”Makanya, kami berinisiatif untuk melaksanakan di Jakarta Barat. Di titik kumpul Jakarta Barat ini ada di Kota Tua dan Mall Central Park,” kata Wahyu.
Baca juga: Mulai 12 Oktober, Masa Berlaku Paspor Jadi 10 Tahun
Ia mengungkapkan, Kantor Imigrasi Jakarta Barat berencana akan mengadakan setiap Jumat malam. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan untuk melaksanakannya di hari Sabtu. Pelaksanaan mulai pukul 17.00 sampai dengan pukul 20.00 untuk 100 pemohon.
Program ini hanya untuk melayani penggantian atau perpanjangan paspor. Mereka tidak melayani pembuatan paspor baru. Masyarakat cukup datang membawa kartu tanda penduduk (KTP) dan paspor tanpa harus mendaftar secara daring. Masyarakat juga bisa membawa KTP daerah dan akta lahir jika ada perbedaan data. Pembayaran dilakukan melalui transfer. Biaya paspor biasa sebesar Rp 350.000 dan paspor elektronik Rp 650.000.
Masyarakat yang mengurus perpanjangan paspor secara otomatis akan mendapatkan masa berlaku sepuluh tahun. Namun, untuk paspor anak masih lima tahun.
Kantor Imigrasi Jakarta Barat berencana akan mengadakan setiap Jumat malam. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan untuk melaksanakannya di hari Sabtu.
Cukup 10 menit
Wahyu mengungkapkan, untuk mengurus paspor hanya membutuhkan waktu lima sampai sepuluh menit. Mereka juga diberikan kemudahan karena bisa mengurus paspor di luar jam kerja. Program ini baru dilaksanakan di Jakarta Barat.
Menurut Wahyu, program ini salah satu cara untuk mengatasi calo. Sebab, selama ini banyak calo yang memanfaatkan celah penggunaan M-Paspor. Sementara, banyak orang yang malas mendaftar secara daring sehingga menggunakan jasa calo untuk pendaftarannya. Melalui program ini, hanya masyarakat yang ada di dalam satu keluarga yang boleh mengambil nomor antrean.
Baca juga: Bayar Biaya Pengurusan Paspor Cukup lewat ”M-banking”
Selain itu, banyak permintaan paspor elektronik, sedangkan blangkonya masih diperbanyak. Karena itu, beberapa kantor imigrasi di DKI Jakarta masih belum banyak yang bisa memberikan pelayanan paspor elektronik. ”Kita di sini (Lapor Jumat Malam) berikan paspor elektronik,” kata Wahyu.
Adapun informasi terkait program Layanan Paspor Jumat Malam sudah disampaikan melalui media sosial Direktorat Jenderal Imigrasi dan Kantor Imigrasi sejak dua hari yang lalu. ”Ya, kami berharap program ini bermanfaat untuk membantu masyarakat ke depannya. Jadi, tanpa perlu lagi daftar melalui calo-calo. Bisa langsung datang,” kata Wahyu.
Kepala Seksi Verifikasi dan Ajudikasi Dokumen Perjalanan Imigrasi Jakarta Barat Bona Roy Simanungkalit mengungkapkan, sekitar dua jam layanan dibuka, sudah ada sekitar 45 orang yang mengurus paspor.
Ia menuturkan, layanan ini bisa mempersempit celah praktik percaloan. Sebab, pemohon harus datang sendiri membawar berkas dan tidak boleh diwakilkan. Mereka juga tidak perlu reservasi yang sering dimanfaatkan untuk menitip nama. Pemohon akan diverifikasi menggunakan aplikasi yang sudah terintegrasi dengan nomor induk kependudukan (NIK).
Menurut pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, seharusnya sudah sejak lama lembaga pelayanan publik proaktf kepada masyarakat. Kebijakan seperti yang dilakukan kantor Imigrasi Jakarta Barat seharusnya juga dilakukan oleh kementerian atau lembaga lainnya. Program layanan seperti ini juga menjadi bagian dari komunikasi publik agar pemerintah dengan masyarakat saling bersinergi.
Ia menjelaskan, dalam tata kelola pemerintah yang baru, semua layanan sifatnya berbentuk kedekatan langsung. ”Jadi pemerintah itu harus merangkul. bukan menjaga jarak. Jadi yang melakukan pendekatan itu pemerintah yang punya kekuasaan, kewenangan, dan anggaran juga. Jadi dia proaktif,” kata Trubus.