PBNU Minta Pemerintah Perjuangkan agar Forum R20 Rutin Digelar
Banyak problem keamanan yang bisa diselesaikan melalui pendekatan keagamaan. Karena itu, forum R20 penting untuk terus digelar. Pemimpin agama dapat berkontribusi menciptakan perdamaian dunia.
Oleh
IQBAL BASYARI
·4 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pengurus Besar Nahdlatul Ulama meminta pemerintah memperjuangkan G20 Religion Forum atau R20 menjadi official engagement group meetings G20. Dengan demikian, forum R20 bisa dilaksanakan secara rutin setiap tahun sehingga bisa berkontribusi sebagai gerakan global untuk perdamaian dunia. Apalagi, konflik di beberapa belahan dunia masih terjadi dan membutuhkan peran agama yang lebih besar untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Katib ’Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Ahmad Said Asrori di sela kunjungan delegasi G20 Religion Forum atau R20 di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (6/11/2022), mengatakan, secara umum pelaksanaan R20 di Bali dan DI Yogyakarta berlangsung lancar.
Sebagai forum para pemimpin agama dan sekte yang diadakan pertama kali oleh PBNU, mereka mampu menghasilkan komunike yang berupaya memastikan agama berfungsi sebagai sumber solusi global.
Oleh karena itu, ia berharap agar forum R20 bisa menjadi official engagement group meetings G20. Sebab, masih banyak permasalahan keamanan dan perdamaian yang bisa diselesaikan melalui pendekatan keagamaan. Jika Indonesia berhasil membuat forum ini disepakati pada forum G20 mendatang, peran dalam perdamaian dunia akan semakin meningkat.
”Para pemimpin agama harus terus berkontribusi menjaga keamanan dan perdamaian dunia. Forum R20 ini menjadi penting untuk terus dilaksanakan karena kondisi dunia yang masih ada konflik,” ujar Ahmad.
Forum R20 diinisiasi oleh PBNU dengan menggandeng Liga Muslim Dunia. Acara berlangsung pada 2-3 November di Bali dan dilanjutkan di Yogyakarta pada 4-6 November. Forum yang baru pertama kali digelar ini diikuti oleh para pemimpin agama, sekte, politikus, pengusaha, dan diplomat dari 32 negara, terdiri dari 20 negara anggota G20 dan 12 negara lain.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya mengatakan, pihaknya telah memohon kepada pemerintah untuk mengusulkan R20 menjadi official engagement group meetings G20 dalam forum G20 yang akan berlangsung di Bali, 15-16 November mendatang. Jika disepakati bersama, forum R20 bisa dilaksanakan secara rutin setiap tahun secara berkelanjutan oleh tuan rumah yang menjadi presidensi G20.
”Tahun depan R20 akan dilaksanakan di India, apa pun yang terjadi. Mereka sudah siap menyelenggarakan, dan menuju R20 di India, kami akan melakukan upaya-upaya lebih lanjut untuk membangun agenda R20 dan mengembangkan inisiatif ini menjadi sebuah gerakan global,” ujarnya.
Gus Yahya menuturkan, NU sudah menyepakati kerja sama dengan Center for Shared Civilizational Values (CSCV), organisasi yang berbasis di North Carolina, Amerika Serikat, yang didirikan oleh KH Ahmad Mustofa Bisri. Di dalam organisasi tersebut ada beberapa kalangan yang bergabung, seperti agamawan dan intelektual dari sejumlah negara, termasuk Indonesia dan AS.
Bahkan untuk memastikan kepanitiaan penyelenggaraan R20 berikutnya, lanjutnya, sudah ada kesepakatan antara NU dan CSCV untuk menjadikan CSCV ini sebagai sekretariat permanen dari R20. Apalagi pemimpin agama dari India yang menjadi presidensi G20 2023 dan akan menjadi tuan rumah R20 pada 2023 sudah bergabung di CSCV.
Juru Bicara R20 Najib Azca menambahkan, meskipun R20 belum menjadi official engagement group meetings G20, praktiknya sudah seperti resmi. Pihaknya sudah mengirimkan surat ke Kementerian Agama sejak September lalu agar mengusulkan agar R20 official engagement group meetings G20. Saat ini, surat tersebut sudah diproses di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk menanyakan ke semua negara anggota G20 agar menyetujui R20 sebagai official engagement group meetings G20.
”Indonesia tidak bisa memutuskan sendiri. Harus bertanya satu per satu ke semua negara anggota G20. Ini yang membuat prosesnya menjadi lama,” ujarnya.
Meski demikian, Najib optimistis R20 akan menjadi official engagement group meetings G20. Sebab, pemimpin agama dari India yang memiliki akses kuat ke Pemerintah India saat ini telah sepakat untuk menggelar R20 pada tahun 2023 mendatang.
”Semoga bisa tersepakati dalam G20 besok atau paling tidak ditunda sampai G20 berikutnya di India. Jadi asal disetujui Pemerintah Indonesia, Pemerintah India sebagai presidensi G20 tahun depan, dan di-support G20 berikutnya oleh Brasil, maka kemungkinannya disetujui oleh semua negara G20 amat sangat besar,” ujar Najib.