Sesuai Tantangan Zaman, Santri Dituntut Berdakwah di Dunia Digital
Ekonomi dan radikalisme menjadi tantangan perjuangan santri di masa kini. Karena itu, santri dituntut berjihad untuk menyebarkan ajaran Islam moderat sekaligus membangun ekonomi umat.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
SERANG, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengingatkan perjuangan para santri untuk menyebarkan ajaran Islam moderat serta menggerakkan ekonomi umat harus sesuai dengan tantangan zaman. Oleh karena itu, semestinya para santri tak hanya berjihad di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya dengan memanfaatkan platform digital untuk syiar agama dan ekonomi.
”Pada peringatan Hari Santri Nasional 2022 ini, saya ingin mengingatkan kembali, jihad para santri tidak hanya di dunia nyata, tetapi juga di dunia digital. Ini bisa diwujudkan dalam dakwah moderat secara digital dan jihad ekonomi secara digital,” ujar Wapres Amin dalam sambutannya pada peringatan Hari Santri di Pondok Pesantren An-Nawwawi, Tanara, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Jumat (28/10/2022).
Hadir dalam acara itu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Boy Rafli Amar, dan Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar.
Jihad para santri tidak hanya di dunia nyata, tetapi juga di dunia digital. Ini bisa diwujudkan dalam dakwah moderat secara digital dan jihad ekonomi secara digital.
Wapres Amin juga menyampaikan bahwa tantangan di masa ini adalah ekonomi. Karena itu, para santri perlu berjihad di bidang ekonomi. Namun, sesuai dengan zamannya, digitalisasi tak bisa dihindari dalam mengembangkan kegiatan ekonomi. Konten-konten kreatif pun perlu diproduksi.
Wapres menambahkan, sektor kreatif ini sulit digantikan mesin. Sebab, konten kreatif dibentuk dari beragam faktor, seperti sosial, budaya, dan nilai-nilai.
Platform digital ini juga perlu dimanfaatkan untuk dakwah, terutama untuk menyebarkan ajaran Islam moderat. Hal ini karena jangkauan platform digital diakui lebih besar dan lebih baik. Selain itu, dakwah mengenai Islam moderat juga diperlukan untuk melawan radikalisme. Berita bohong dan disinformasi juga perlu dilawan di masa ini.
Dengan demikian, lanjut Wapres, santri tidak hanya memberikan sedekah materil dan kebaikan nonfisik, tetapi juga mendamaikan umat manusia. ”Apalagi menjelang pemilu, beda partai jangan konflik, beda capres juga jangan konflik,” ujarnya.
Dalam laporannya, Sandiaga juga menyepakati era digital membawa perubahan, termasuk dampak positif dan negatifnya. Untuk menyebarkan konten kreatif bernapas Islami dan mengedepankan Islam rahmatan lil alamin, diperlukan kemampuan keterampilan digital para santri. Apalagi, di Indonesia terdapat sekitar 27.000 pesantren dengan 5 juta santri.
”Bayangkan jika 1 persen saja dari santri 5 juta ini menghasilkan konten-konten kreatif bermanfaat untuk umat, berarti ada tambahan 50.000 konten di Indonesia,” ujar Sandiaga.
Namun, kata Sandiaga, terdapat lima tantangan yang perlu diatasi, antara lain keamanan siber, kompetisi ketat, pembangunan sumber daya manusia, ketersediaan jaringan internet yang merata, dan regulasi.
Melalui program santridigitalpreneur Indonesia, lanjut Sandiaga, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memberi pelatihan kepada santri generasi milenial. Harapannya, santri bisa menjadi produsen informasi dan literasi yang sangat kreatif untuk menggerakkan konten-konten terbaik bernilai Islami.
Sejauh ini, program santridigitalpreuner Indonesia 2022 telah dilaksanakan di lima wilayah. Kelima tempat itu adalah Ponpes Mambaul Hikam, Sidoarjo, dan Ponpes Khoiriyatul Islamiyah, Jember, Jawa Timur; Ponpes Idrisiyyah, Tasikmalaya, Jawa Barat; Ponpes Thawalib, Gunung Tanah Datar, Sumatera Utara; dan Pesantren Ibnu Athaillah, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.
Sejauh ini, program melibatkan 250 santri dan santriwati. Program ini, menurut Sandiaga, berkolaborasi dengan mitra karena anggaran Kemenparekraf terbatas.
Salah seorang santri yang mengikuti program santridigitalpreneur, Syauqi, mengatakan, saat ini timnya mulai membuat film pendek dan membuka jasa broadcast. Rekannya yang lain juga mengaku semakin banyak menerima jasa foto pernikahan sampai foto produk.