Pengamat Menilai Titah Megawati Kini Sangat Dinanti
Keputusan Megawati Soekarnoputri menentukan capres dari PDI-P diprediksi akan menentukan peta politik menjelang Pilpres 2024. Jika dideklarasikan lebih cepat dinilai akan menguntungkan suara partai.
Oleh
Stephanus Aranditio
·4 menit baca
Adu Tebar Pesona Puan-Ganjar Demi Pilpres 2024
JAKARTA, KOMPAS — Keputusan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri soal bakal calon presiden dari PDI-P dinilai sangat dinantikan oleh Ganjar Pranowo dan Puan Maharani. Keputusan Mega itu disebut juga akan menjadi penentu peta politik menjelang Pemilihan Umum Presiden 2024.
Keputusan Megawati memilih Ganjar atau Puan akan sangat ditunggu partai lain.
Riak-riak antara pendukung Ganjar dan pendukung Puan di internal PDI-P akan terselesaikan dengan keputusan Megawati.
Keputusan Megawati juga bisa mengubah peta politik yang saat ini terbagi menjadi empat poros.
Sebelumnya, Partai Nasdem sudah mendeklarasikan Anies Baswedan untuk menjadi bakal capres 2024. Anies juga didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrat. Kemudian Partai Gerindra mengusung Prabowo Subianto yang turut didukung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga sudah yang berkoalisi. Adapun Partai Persatuan Pembangunan, Partai Golkar, dan Partai Amanat Nasional yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) belum menentukan bakal capres yang akan diusung.
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial dari Centre for Strategic and International Studies Arya Fernandes mengatakan, keputusan Megawati memilih Ganjar atau Puan akan sangat ditunggu partai lain untuk menentukan arah politik. Jika akhirnya Mega memilih anaknya, Puan, bukan tidak mungkin Ganjar akan ”dibajak” oleh partai lain. Arya mencontohkan, sejumlah kader PAN dan PPP di berbagai cabang daerah juga sudah mulai mendeklarasikan Ganjar.
”Tinggal ini Pak Ganjar mau menunggu (pengumuman dari Megawati) atau tidak, atau memilih opsi di luar PDI Perjuangan,” ujarnya.
Keputusan Megawati memilih Ganjar atau Puan akan sangat ditunggu partai lain.
Namun, dia menyebutkan, semua pendukung PDI-P adalah pendukung yang loyal sehingga akan satu suara mengikuti apa pun keputusan Megawati. Sehingga riak-riak antara pendukung Ganjar dan pendukung Puan di internal PDI-P akan terselesaikan dengan keputusan Megawati. PDI-P yang bisa mengajukan calonnya sendiri tanpa harus berkoalisi dengan partai lain juga dinilai masih membaca pergerakan partai lain sebelum menentukan bakal capres.
”Pemilih PDI-P itu loyal, jadi perbedaan Ganjar atau Puan tidak terlalu berpengaruh. Menurut saya, sekarang PDI-P sedang fokus kaderisasi untuk pemilu legislatif, belum ke capres. Untuk capres dugaan saya baru akan diumumkan Megawati tahun depan, saat mendekati pendaftaran pada Oktober 2023,” ucapnya.
Mengubah peta politik
Dihubungi terpisah, pengamat politik dari Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago, menambahkan, keputusan Megawati juga bisa mengubah peta politik yang saat ini terbagi menjadi empat poros. Adapun poros tersebut, yakni poros Nasdem, Demokrat, dan PKS yang mengusung Anies. Ada pula poros Gerindra dan PKB yang mengusung Prabowo. Sementara itu, poros Golkar, PPP, dan PAN di KIB serta poros PDI-P yang sama-sama belum menentukan bakal capres.
”Keempat poros ini bukan tidak mungkin akan berubah dengan keputusan Megawati karena situasi masih dinamis. Terlebih KIB juga belum menentukan pilihan. Namun, yang harus diperhatikan, PDI-P adalah menentukan capres pada waktu terakhir tidak selalu menguntungkan,” kata Pangi.
Menurut Pangi, jika Megawati mendeklarasikan capres PDI-P lebih cepat justru akan menguntungkan suara partai, sekaligus menguntungkan pemilih. Para pemilih diuntungkan sejak jauh-jauh hari bisa mempertimbangkan pilihannya sebelum Pilpres 2024. Mengutip hasil jajak pendapat Kompas pertengahan Mei 2022, mayoritas responden (80,5 persen) berharap koalisi partai politik bisa dibentuk sejak awal agar melahirkan kepastian.
Pada Senin (24/10) ini, Dewan Kehormatan, Dewan Pengurus Pusat (DPP) PDI-P yang dipimpin Komarudin Watubun akan memanggil Ganjar Pranowo ke Jakarta untuk mengklarifikasi pernyataan kesiapannya menjadi calon presiden saat diwawancarai salah satu stasiun televisi swasta. Selain Ganjar, PDI-P akan menegakkan disiplin organisasi kepada Ketua Dewan Perwakilan Cabang (DPC) PDI-P Surakarta FX Hadi Rudyatmo karena terang-terangan mendukung Ganjar sebagai capres 2024.
Dewan Kehormatan PDI-P sebelumnya juga sudah memberikan surat peringatan kepada sejumlah anggota DPR dari Fraksi PDI-P yang mengklaim diri sebagai barisan ”Dewan Kolonel” pendukung Puan Maharani Capres 2024 pada awal Oktober lalu.
Jika Megawati mendeklarasikan capres PDI-P lebih cepat justru akan menguntungkan suara partai, sekaligus menguntungkan pemilih.
Ketua Dewan Kehormatan DPP PDI-P Komarudin Watubun menegaskan, sesuai hasil Kongres V PDI-P tahun 2019, para kader banteng tidak boleh mengusung capres sebelum Ketua Umum Megawati Soekarnoputri memutuskan siapa capres 2024 dari PDI-P. Peringatan keras akan diberikan kepada kader partai yang tidak patuh.
”Aturan itu menjangkau kader partai dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas sampai ke Pulau Rote. Tak ada terkecuali. Itu, kan, mengatur anggota partai, berarti mulai dari presiden dan semua kader partai, itu semua dikontrol oleh aturan partai. Tanpa terkecuali, gubernur, bupati, bahkan sampai presiden, itu, kan, penugasan,” kata Komarudin (Kompas, 23/10/2022).
Ia tidak mempersoalkan apabila ada kader partai PDI-P yang didukung sebagai bakal capres oleh sukarelawan atau partai lain. Sebab, aturan organisasi partai tidak bisa melarang dan menjangkau mereka. Larangan berlaku untuk deklarasi bakal capres yang dilakukan oleh kalangan internal PDI-P.