Wapres Amin: Al Quran Jadi Inspirasi dan Solusi Bangsa
Di tengah pandemi Covid-19 yang mereda, MTQ kembali digelar. Harapannya, MTQ dapat terus diadakan untuk memperkuat silaturahmi dan kebersamaan guna memperkokoh keberagaman, ekonomi dan kesejahteraan.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN, JUMARTO YULIANUS
·5 menit baca
MARTAPURA, KOMPAS - Wakil Presiden Ma’ruf Amin secara resmi membuka Musabaqah Tilawatil Quran atau MTQ Nasional XXIX Tahun 2022 yang diselenggarakan di Kalimantan Selatan pada 10-19 Oktober 2022. Wapres menegaskan bahwa Al Quran harus mampu menjadi inspirasi dalam membangun nilai-nilai kerukunan, toleransi, dan keharmonisan, sekaligus menjadi solusi dari berbagai persoalan aktual umat dan bangsa.
“Kepada generasi muda Islam harus ditanamkan pemahaman yang benar tentang bagaimana Islam memandang keragaman dalam masyarakat. Menekankan tujuan penciptaan manusia yang bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal dan saling menghormati satu sama lain,” ujar Wapres Amin dalam sambutan ketika membuka MTQ Tingkat Nasional ke-29 Tahun 2022 di Astaka Utama Kiram Park, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Rabu (12/10/2022) malam.
Pembukaan MTQ bertema “Dengan MTQ Nasional kita Tingkatkan Kualitas SDM yang Unggul dan Qur’ani untuk Mewujudkan Masyarakat yang Religius dan Moderat,” berlangsung meriah. Pembukaan diawali dengan Tarian Sinoman Hadrah, lalu dilanjutkan dengan defile para kafilah dari 34 provinsi. Defile dimulai dari kafilah provinsi Aceh dan ditutup oleh kafilah tuan rumah dari provinsi Kalimantan Selatan.
“Kepada generasi muda Islam harus ditanamkan pemahaman yang benar tentang bagaimana Islam memandang keragaman dalam masyarakat. Menekankan tujuan penciptaan manusia yang bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal dan saling menghormati satu sama lain”
Hadir dalam pembukaan adalah Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Acara dilanjutkan dengan pembacaan Al Quran oleh Qori terbaik 1 MTQ Nasional ke 28 dari Provinsi DKI Jakarta, Ilham Mahmudin, dan Qoriah Terbaik 1 MTQ Nasional ke 28 dari Provinsi Jawa Timur Rofiatul Muna. MTQ tahun ini diikuti 1.676 peserta.
Wapres Amin berpesan agar peserta MTQ tidak hanya mengejar kemenangan, tetapi lebih memupuk motivasi dan keinginan yang kuat untuk menguasai ilmu-ilmu keagamaan yang berkaitan dengan Al Quran. “Saya optimis, Musabaqah Tilawatil Qur’an dapat terus dilaksanakan dalam rangka mengukuhkan silaturahim dan kebersamaan, sehingga makin kuat bersinergi membangun keberagaman, perekonomian bangsa, dan kesejahteraan rakyat menuju Indonesia maju,” tambahnya.
Wapres menilai perkembangan kehidupan beragama selama ini relatif menggembirakan, terutama pada tingkat pelaksanaan ritual keagamaan yang didukung oleh meningkatnya penyediaan sarana dan fasilitas keagamaan. Kehidupan keagamaan tampak kian semarak yang ditunjukkan dalam kegiatan keagamaan yang tumbuh subur.
“Saya optimis, Musabaqah Tilawatil Qur’an dapat terus dilaksanakan dalam rangka mengukuhkan silaturahim dan kebersamaan, sehingga makin kuat bersinergi membangun keberagaman, perekonomian bangsa, dan kesejahteraan rakyat menuju Indonesia maju”
Salah satu program pembangunan bidang agama adalah peningkatan pemahaman dan pengembangan nilai keagamaan di masyarakat, di antaranya melalui kegiatan MTQ. Sejak pertama dilaksanakan pada tahun 1968, MTQ telah memberikan dampak yang besar dalam membangun kecintaan masyarakat terhadap Al Quran. Hal ini dapat terlihat dari pesantren Quran dan lembaga penghafal Al Quran yang mengalami kenaikan yang signifikan dalam setiap tahunnya.
Nilai Kebersamaan
Wapres berharap MTQ tidak semata-mata wahana untuk berlatih dan berlomba membaca Al Quran, tetapi jalan mengedukasi umat untuk semakin mencintai dan membumikan Al Quran. MTQ diharapkan meningkatkan kesadaran beragama yang lebih humanis dan terbuka, selain juga sebagai bentuk dakwah untuk menyempurnakan akhlak kaum muslimin dan muslimah.
Dalam sambutannya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, MTQ ke-29 tingkat nasional tahun 2022 diselenggarakan di Kalsel sebagai salah satu pusat penyebaran Islam di Pulau Kalimantan dengan tokohnya yang terkenal Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari. MTQ tahun ini sangat spesial setelah melalui pandemi yang cukup berat.
Pada 2020, MTQ Nasional ke-28 diselenggarakan di tengah kondisi yang sangat ketat akibat wabah Covid-19 dan beberapa perangkat MTQ Nasional wafat. "Hari ini dengan tetap menjaga protokol kesehatan, kita bersama-sama memeriahkan syiar Al Quran dari kota seribu sungai. Gegap gempita itu bahkan sudah terasa jauh sebelum perhelatan ini digelar," katanya.
"Dalam konteks yang lebih luas, MTQ sebaiknya juga menjadi madrasah bagi harmoni Indonesia, bukan hanya umat Islam yang ikut berpartisipasi menyukseskan MTQ Nasional ini, tetapi juga saudara-saudara kita dari berbagai agama. Semua ini adalah harmoni yang indah, betapa Indonesia sangat kaya dengan beragam model kerukunan"
Para peserta telah melewati tahapan pendaftaran dan verifikasi yang sangat ketat, khususnya dalam memastikan dokumen kependudukan sebagai syarat mewakili daerahnya masing-masing. Kementerian Agama sejak 2016 telah menerapkan transparansi sebagai dasar penetapan peserta. Hal ini bertujuan agar terjadi pemerataan sumber daya manusia dan tidak terjadi transfer peserta secara ilegal.
Pada momen ini pula sebanyak delapan cabang musabaqah dengan 23 golongan akan diperlombakan. Cabang-cabang tersebut diperlombakan dengan pengawasan para dewan hakim yang terdiri dari para utusan seluruh Indonesia. Para dewan hakim ini selain mendapat pembinaan, juga melewati seleksi yang cukup ketat, bertujuan agar terjaring para dewan hakim yang cakap secara keilmuan dan juga berkualitas.
Yaqut mengatakan, kelompok disabilitas tuna netra juga disertakan dalam perhelatan MTQ. Menurut Yaqut, perhelatan MTQ yang digelar dari tingkat kecamatan hingga tingkat nasional sesungguhnya adalah madrasah bagi generasi muda kita dalam mengenal dan mencintai Al Quran.
"Dalam konteks yang lebih luas, MTQ sebaiknya juga menjadi madrasah bagi harmoni Indonesia, bukan hanya umat Islam yang ikut berpartisipasi menyukseskan MTQ Nasional ini, tetapi juga saudara-saudara kita dari berbagai agama. Semua ini adalah harmoni yang indah, betapa Indonesia sangat kaya dengan beragam model kerukunan," katanya.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor merasa bahagia dan terhormat sekali karena Kalsel mendapat kepercayaan untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan MTQ Nasional ke-29. "Ini menjadi catatan bersejarah bagi daerah kami setelah 52 tahun kalsel menjadi tuan rumah MTQ Nasional ke-III pada 1970," katanya.
Bagi masyarakat dan pemerintah provinsi Kalsel, kepercayaan sebagai tuan rumah ini mengandung tanggung jawab besar dalam menyukseskan, baik sukses dari sisi penyelenggaraan maupun sukses dari sisi prestasi bagi Kalsel dan tentunya bagi Indonesia.
Lebih dari itu, menurut Sahbirin, tentu substansi dan makna dari MTQ Nasional di Kalsel ini kiranya menggerakkan seluruh umat Islam untuk lebih mencintai Al Quran, menjadikan Al Quran sebagai bacaan utama, serta menempatkan Al Quran sebagai rujukan dan solusi dalam memecahkan berbagai persoalan kehidupan.
"Sukses penyelenggaraan MTQ Nasional ini bukan hanya untuk Kalsel, tetapi juga sukses bagi Indonesia karena kita berhasil dalam menjaga tradisi peradaban Islam dengan bermusabaqah tilawatil Quran," katanya.