Wapres Minta MUI Tak Terlibat "Benturan" Capres-Cawapres Jelang Pemilu
Jelang Pemilu 2024, Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta MUI tidak terlibat dalam "benturan" penentuan Capres-Cawapres. MUI justru harus jaga keutuhan bangsa dan pelayan umat. Demikian pula di tengah krisis pangan energi.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah berharap partisipasi dan kemitraan Majelis Ulama Indonesia atau MUI menghadapi berbagai persoalan bangsa. Selain menghadapi pandemi Covid-19, MUI diharapkan terus memberikan dukungan dalam menghadapi ancaman krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan. MUI juga diharapkan berperan sebagai mitra pemerintah untuk menjaga keutuhan bangsa ketika memasuki tahun politik.
“Menjaga keutuhan umat, keutuhan bangsa dalam rangka menjaga Pemilu (pemilihan umum), Pilpres (Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden) yang akan datang,” ujar Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang juga menjabat Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia semalam saat menghadiri milad MUI ke-47. Milad MUI mengambil tema “Merajut Kesatuan dan Kekuatan Umat dalam Kebinnekaan”, dan berlangsung secara daring maupun luring, Kamis (26/7/2022) malam.
Menurut Wapres Amin, dalam menghadapi Pemilu yang akan datang ini jangan sampai pilihan yang berbeda justru menimbulkan konflik di kalangan bangsa maupun kalangan umat Islam. “Capres (calon presiden) ente, capres ente. Capres saya, capres saya dan tidak perlu terjadi benturan-benturan. MUI tidak terlibat dalam menentukan calon presiden dan calon wakil presiden, yang menentukan itu adalah partai politik atau gabungan partai politik,” tambah Wapres Amin.
Untuk itu, Wapres Amin menegaskan jangan sampai MUI terlibat dalam keributan penentuan capres maupun cawapres. “Jadi kita tidak perlu ribut-ribut urusan capres. Jangan ribut capres, itu nanti parpol dan gabungan parpol. Kalaupun nanti menentukan, itu mengarahkan supaya yang memilih yang terbaik daripada calon presiden dan wakil presiden,” kata Wapres Amin.
“Menjaga keutuhan umat, keutuhan bangsa dalam rangka menjaga Pemilu (pemilihan umum), Pilpres (Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden) yang akan datang”
Wapres Amin lantas mengajak MUI tetap mengarahkan umat memilih pemimpin yang terbaik. “Kita mengarahkan supaya memilih yang afdol, jangan yang tidak afdol, yang mempunyai kapasitas, kapabilitas, integritas, akhlak yang mulia yang terbaik daripada calon yang ada. Itu saya kira MUI mengarahkan pada umat. Itu menjadi tugas MUI mengarahkan ke sana. Bukan A, B, ini dan itu,” ujarnya.
Wapres Amin: MUI Harus Perkuat Peran Jaga Keutuhan Bangsa
Dalam kesempatan tersebut, Wapres Amin juga menyebut bahwa ia terpilih sebagai wakil presiden ketika menjabat sebagai ketua umum Majelis Ulama Indonesia. Wapres Amin berharap ke depan akan kembali ada wakil presiden atau bahkan presiden yang berasal dari Ketua Umum MUI. “Mudah-mudahan ke depan ada lagi Ketua Umum Majelis Ulama yang menjadi wakil presiden atau bahkan presiden,” ucap Wapres.
Kerja Kebaikan
Menyambut usia 47 tahun, menurut Wapres Amin, MUI harus bisa terus melakukajn kerja-kerja kebaikan yang diridhoi Allah SWT. “Supaya bagian-bagian MUI diberikan kemampuan untuk berkinerja dengan baik, beramal saleh semuanya. Baik yang ada di pusat, yang ada di daerah-daerah, provinsi maupun kabupaten, semua juga bisa bekerja berkinerja lebih baik lagi. Saya kira itulah makna kita memperingati 47 tahun usia MUI,” ujar Wapres Amin.
“Mudah-mudahan ke depan ada lagi Ketua Umum Majelis Ulama yang menjadi wakil presiden atau bahkan presiden”
Ke depan, MUI diharapkan bisa meningkatkan kinerja sebagai mitra pemerintah maupun pelayan umat. Sebagai pelayan umat, MUI dinilai sudah banyak berbuat bagi bangsa. Pemerintah pun banyak memberikan apresiasi, termasuk ketika MUI mengeluarkan fatwa-fatwa dalam menghadapi pandemi Covid-19. Fatwa-fatwa tersebut baik yang menyangkut vaksinasi maupun juga pelaksanaan ibadah. “Sampai ada fatwa untuk membolehkan untuk tidak ber-Jumat dalam rangka menjaga umat. Ini saya kira sesuatu yang memberikan dampak walaupun memang pandemi ini belum hilang sampai hari ini,” tambah Wapres.
“Supaya bagian-bagian MUI diberikan kemampuan untuk berkinerja dengan baik, beramal saleh semuanya. Baik yang ada di pusat, yang ada di daerah-daerah, provinsi maupun kabupaten, semua juga bisa bekerja berkinerja lebih baik lagi. Saya kira itulah makna kita memperingati 47 tahun usia MUI”
Saat ini, dunia juga sedang menghadapi tantangan besar berupa krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan akibat dampak perang antara Ukraina dan Rusia. Oleh karena itu, partisipasi MUI juga tentu diharapkan untuk mengajak masyarakat bersabar, berhati-hati, serta berupaya melakukan persiapan dalam menghadapi krisis. Umat harus diajak bersiap menghadapi segala bahaya yang diduga akan datang.
“Salah satu bahaya diperkirakan datang, krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan ini. Karena itu, kita menjadi kewajiban, MUI, kita sama-sama untuk menghadapi keadaan ini. Tidak panik, tidak risau, tapi juga di depan, tetapi juga kita mempersiapkan diri untuk mempersiapkan pangan di berbagai daerah supaya kita tidak kekurangan pangan,” tambah Wapres Amin.
Negara juga sangat mengharapkan dan mengapresiasi peran yang sudah diberikan MUI selama ini. MUI harus terus meningkatkan peran menjaga umat dari akidah yang menyimpang, pikiran-pikiran yang menyimpang, serta cara berpikir yang tidak moderat. MUI diharapkan bisa terus menyatukan umat dengan melepaskan ego kelompok.
Dalam sambutannya, Wakil Ketua Umum MUI, Basri Bermanda bersyukur kepada Allah SWT karena telah memberikan kekuatan, perlindungan, dan pertolongan sehingga organisasi MUI tetap eksis di tengah dinamika dan pasang surut perjalanan bangsa Indonesia. “Majelis Ulama Indonesia juga terus menjadi mitra pemerintah yang mengambil peran strategis dan berpartisipasi dalam berbagai program pemerintah dan bangsa,” ujarnya.
“Majelis Ulama Indonesia juga terus menjadi mitra pemerintah yang mengambil peran strategisdan berpartisipasi dalam berbagai program pemerintah dan bangsa
Awal Berdiri MUI hingga Kini Ramai Muncul Tagar Dukungan dan Bubarkan MUI
Pada kesempatan tersebut, MUI mengajak semua umat Islam dan seluruh umat beragama di Indonesia untuk terus menguatkan ikatan persaudaraan sebagai keluarga besar bangsa Indonesia. Sebagai bangsa yang religius sejak ratusan tahun lalu, sikap religiusitas bangsa Indonesia ini harus dipertahankan di tengah serbuan budaya asing yang ingin merusak sendi-sendi ajaran agama dan ingin bangsa Indonesia menjadi sekuler dan liberal.
“Terkait dengan itu, MUI mendorong pemerintah membuat peraturan yang lebih kuat dan tinggi untuk mengatur kehidupan umat beragama yang majemuk ini, termasuk mengatur pendirian-pendirian rumah ibadah dan larangan menyebarkan ajaran agama kepada warga masyarakat yang telah menganut agamanya,” kata Basri.
Menurut Basri, MUI juga memahami besarnya tantangan mewujudkan cita-cita dan program pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produsen halal di dunia pada tahun 2024. Untuk itu, MUI mendorong agar kerjasama, kolaborasi, dan kerja keras semua pihak yang terkait dengan terwujudnya pusat produsen halal dapat ditingkatkan. (WKM)