Investigasi Menyeluruh Kecelakaan Pesawat Tempur di Blora
Untuk mencegah kejadian serupa terulang, investigasi tim Panitia Penyelidikan Kecelakaan Pesawat Udara terkait insiden jatuhnya pesawat tempur latih T50i Golden Eagle TNI AU di Blora, Jateng, harus dilakukan menyeluruh.
Oleh
EDNA CAROLINE PATTISINA, NIKOLAUS HARBOWO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Investigasi yang dilakukan tim Panitia Penyelidikan Kecelakaan Pesawat Udara atau PPKPU terkait insiden jatuhnya pesawat tempur latih T50i Golden Eagle TNI AU di daerah Blora, Jawa Tengah, harus menyeluruh. Hal ini untuk mencegah kejadian serupa terulang. Apalagi, insiden ini sudah terjadi ratusan kali. Kementerian Pertahanan pun akan berupaya untuk menjaga alutsista TNI tetap prima.
Semalam, pesawat tempur latih T50i Golden Eagle TNI AU jatuh di Nginggil, Kecamatan Kradenan, Blora, Jawa Tengah. Pesawat hilang kontak sekitar satu jam setelah mengudara dari Pangkalan TNI AU Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur. Sebelumnya, pesawat tersebut tengah latihan terbang malam.
Pilot pesawat, Letnan Satu Penerbang Allan Safitra Indra Wahyudi, gugur akibat insiden ini. Untuk menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat supersonik buatan Amerika Serikat-Korea Selatan itu, TNI AU telah membentuk tim PPKPU.
Penyelidikan menyeluruh atas penyebab kecelakaan mutlak dilakukan pimpinan TNI AU. Tujuan utamanya adalah menghindari risiko serupa terulang kembali di masa depan.
Dalam catatan Lab 45, kecelakaan pesawat T-50i di Blora merupakan insiden ke-125 dalam sejarah penerbangan militer Indonesia dan kasus ketiga yang melibatkan pesawat latih jet buatan Korea Selatan itu.
Koordinator Lab 45, Iis Gindarsah, saat dihubungi di Jakarta, Selasa (19/7/2022), mengatakan, penyelidikan menyeluruh atas penyebab kecelakaan mutlak dilakukan oleh pimpinan TNI AU. Tujuan utamanya adalah menghindari risiko serupa terulang kembali di masa depan.
”Ini sekaligus memastikan agar prosedur pemeliharaan dan perawatan alutsista tetap berada dalam kerangka pembiayaan daur hidup atau life cycle cost di matra udara,” ujar Iis Gindarsah.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), TB Hasanuddin, sependapat dengan Iis Gindarsah. Menurut dia, tim PPKPU harus mampu menginvestigasi secara komprehensif penyebab pesawat jatuh. Hal ini penting untuk menjadi bahan kajian dan evaluasi ke depan.
”Jangan sampai hal ini terulang kembali. Mereka, kan, sedang latihan tempur. Siswa lagi. Harus hati-hati,” tutur Hasanuddin.
Ia menjelaskan, sejauh ini Indonesia sudah dua kali membeli pesawat latih tempur T50i. Pertama, pembelian tahun 2014 sebanyak 16 unit. Kemudian, bertambah lagi enam unit tahun 2021. Dengan demikian, total pesawat T50i yang dimiliki berjumlah 22 unit.
Sejauh ini, lanjut Hasanuddin, di DPR belum ada pembicaraan lagi terkait pembelian pesawat jenis tersebut. ”Anggarannya saja belum ada,” katanya.
Hasanuddin melihat, jumlah pesawat T50i yang ada saat ini masih cukup untuk latihan para siswa. Sebab, total siswa yang berlatih hanya sekitar 20 orang. ”Jadi, menurut hemat saya masih memadai. Siswa, kan, paling 20 orang atau kurang dari itu, pesawat ada 20. Jadi masih belum overused,” ucapnya.
Menjaga tetap prima
Secara terpisah, Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Taufiq Shobri mengatakan, pihaknya turut prihatin atas kejadian kecelakaan latihan pesawat TNI AU. Kemenhan pun menyampaikan dukacita kepada keluarga Lettu Pnb Allan.
Taufiq menegaskan, prioritas Kemenhan adalah memonitor penyelidikan penyebab kecelakaan pesawat tempur latih di Blora. Seiring dengan itu, Kemenhan juga tetap berkomitmen untuk memodernisasi alustsista TNI.
”Kami berupaya agar alutsista TNI kita dalam kondisi prima, siap terbang dan siap tempur,” ujar Taufiq.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma Indan Gilang Buldansyah menuturkan, tim SAR Lanud Iswahjudi yang dikirim ke lokasi jatuhnya pesawat T-50i di Desa Nginggil telah berhasil mengevakuasi jasad Allan. Bersama unsur SAR kewilayahan dan masyarakat, tim SAR Lanud Iswahjudi juga mengamankan reruntuhan pesawat di lokasi.
Seusai evakuasi, jenazah Allan langsung dibawa ke Lanud Iswahjudi untuk disemayamkan sejenak di Hanggar Skadron Udara 15. Selanjutnya, pada pukul 13.00, jenazah diterbangkan ke Jakarta menggunakan pesawat TNI AU.
”Jenazah akan dimakamkan di Taman Makam Bahagia TNI AU, Jatisari, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat,” ucap Indan.