Muhammadiyah Diharapkan Berperan Aktif di Tengah Umat dan Masyarakat
Muhammadiyah memiliki agenda gerakan yang jadi perhatian khusus pimpinan persyarikatan dari pusat hingga ranting, yakni keberadaan dan peran Muhammadiyah di basis umat dan masyarakat dalam memastikan Islam berkemajuan.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Muhammadiyah diharapkan memiliki peran aktif di tengah umat dan masyarakat. Semua tingkatan Muhammadiyah perlu melakukan reaktualisasi gerakan di basis umat dan masyarakat luas untuk memastikan kehadirannya sebagai gerakan Islam berkemajuan.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengungkapkan, pada saat ini terdapat agenda gerakan yang menjadi perhatian khusus pimpinan persyarikatan dari pusat hingga ranting, yakni keberadaan dan peran Muhammadiyah di basis umat dan masyarakat.
”Bagaimana agar Muhammadiyah semakin kuat kehadirannya secara makin luas di tengah dinamika sosial kemasyarakatan di kawasan-kawasan kota, desa, dan di seluruh penjuru Indonesia,” kata Haedar dalam pidato pembuka Tanwir Muhammadiyah dan Aisyiyah bertajuk ”Optimis Hadapi Covid-19 Menuju Sukses Muktamar” yang dilakukan secara daring, Kamis (30/6/2022).
Haedar juga memberikan perhatian pada bagaimana Muhammadiyah berperan lebih proaktif di tengah keragaman praktik hidup beragama, hubungan antarwarga, perubahan sosial yang semakin masif, kehadiran media sosial dan era dunia digital, serta dalam menghadapi persoalan konkret masyarakat di akar rumput.
Bagaimana agar Muhammadiyah semakin kuat kehadirannya secara makin luas di tengah dinamika sosial kemasyarakatan di kawasan-kawasan kota, desa, dan di seluruh penjuru Indonesia.
Ia berharap Muhammadiyah di semua tingkatan melakukan reaktualisasi gerakan di basis umat dan masyarakat luas untuk memastikan kehadirannya sebagai gerakan Islam berkemajuan dalam mewujudkan peradaban umat yang baik.
Mengingat berbagai masalah keumatan dan kemasyarakatan di akar rumput yang kompleks, pimpinan di semua tingkatan dan lini organisasi agar berpikir lebih serius dengan menaruh perhatian dan langkah yang terfokus untuk memperkuat posisi dan peran Muhammadiyah di basis umat dan masyarakat.
Jika Muhammadiyah mengakar di basis umat dan masyarakat, eksistensinya sebagai gerakan dakwah kemasyarakatan sangat kuat. Sebaliknya, apabila gerakan Islam modern renggang atau jauh dari lingkaran umat dan masyarakat, kondisinya akan seperti pohon yang tercerabut dari akarnya.
Di sinilah pentingnya spirit wiqayah (ketakwaan, kewaspadaan, kesaksamaan) dan tanadhar (proyeksi nalar profetik) dari segenap pimpinan Muhammadiyah dalam menghadapi dinamika kehidupan.
”Di sinilah pentingnya spirit wiqayah (ketakwaan, kewaspadaan, kesaksamaan) dan tanadhar (proyeksi nalar profetik) dari segenap pimpinan Muhammadiyah dalam menghadapi dinamika kehidupan,” ujar Haedar.
Ia mengungkapkan, Muhammadiyah saat ini memerlukan mobilisasi energi dan potensi pimpinan di semua struktur organisasi dalam memproyeksikan peran dan orientasi kepemimpinan yang dinamis transformatif di tengah tuntutan obyektif umat dan masyarakat. Peran kepemimpinan gerakan yang fokus dibutuhkan untuk memajukan Muhammadiyah secara konkret dan dinamis.
Semangat kerumunan atau komunalitas di lingkup internal Muhammadiyah penting difungsikan dan ditransformasikan secara aktual dan fungsional untuk dinamisasi dan menghadirkan kembali kekuatan Muhammadiyah di basis umat dan masyarakat agar tak berhenti di ranah seremonial. Khusus di lingkup nasional Muhammadiyah, perlu mengokohkan posisi dan perannya sebagai gerakan Islam berkemajuan.
Dalam konteks dakwah Islam sebagai strategi kebudayaan, penting bagi Muhammadiyah mereaktualisasikan dakwah kultural dan dakwah komunitas agar dibangun peta jalan untuk pengembangan Muhammadiyah dalam struktur masyarakat Indonesia yang majemuk dan perubahan besar.
Semangat kerumunan atau komunalitas di lingkup internal Muhammadiyah penting difungsikan dan ditransformasikan secara aktual dan fungsional untuk dinamisasi dan menghadirkan kembali kekuatan Muhammadiyah di basis umat dan masyarakat agar tak berhenti di ranah seremonial.
Agar Muhammadiyah dapat diterima seluas mungkin oleh masyarakat Indonesia dari berbagai lapisan dan golongan sosial, pemetaan dan reaktualisasi gerakan sangat penting untuk mengakselerasikan penyebarluasan pandangan dan perwujudan Islam berkemajuan, sekaligus menghadirkan dakwah dan tajdid Muhammadiyah yang aktual kontekstual untuk mewujudkan masyarakat Islam yang berkualitas di Indonesia.
Haedar berharap tanwir ini dan muktamar ke-48 mendatang menjadi wahana refleksi dan orientasi gerakan Muhammadiyah yang substantif dalam menghadapi agenda-agenda strategis untuk memastikan keberadaan dan keberlangsungan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam berkemajuan di Indonesia dan global dalam semangat ”Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta” sebagaimana tema muktamar.
Adapun Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah ditetapkan pada 18-20 November 2022 di Surakarta, Jawa Tengah. Salah satu tujuan diadakan kegiatan tersebut adalah untuk memilih ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Model pemilihan mulai dari pemungutan sampai penghitungan akan memakai sistem e-voting.
Pengembangan dakwah
Aisyiyah juga dituntut adaptif terhadap perkembangan teknologi dan mengedepankan keadaban yang mulia dengan memanfaatkan semaksimal mungkin teknologi dengan media digital.
Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini mengatakan, Aisyiyah dituntut untuk mengembangkan dakwah sesuai perkembangan zaman. Karena itu, diperlukan intensitas yang semakin dinamis dan memberikan solusi atas masalah kehidupan di tingkat nasional ataupun global.
”Aisyiyah juga dituntut adaptif terhadap perkembangan teknologi dan mengedepankan keadaban yang mulia dengan memanfaatkan semaksimal mungkin teknologi dengan media digital,” katanya.
Noordjannah mengatakan, pandemi Covid-19 telah memberikan modal pengalaman bagi Aisyiyah dalam menggunakan teknologi dalam mengembangkan dakwah Aisyiyah. Karena itu, dakwah Aisyiyah dituntut semakin berkembang di tingkat komunitas dan jemaah yang menjadi tonggak serta fondasi untuk menggerakkan dakwah secara luas. Kehadiran Aisyiyah diharapkan dapat membawa dampak nyata bagi kehidupan masyarakat yang lebih baik.