Hasil Rakernas Nasdem: Anies, Andika, atau Ganjar untuk Pilpres 2024
Ketua Umum Nasdem Surya Paloh memiliki kewenangan untuk memutuskan satu di antara tiga bakal capres yang akan diusung Nasdem di Pilpres 2024. Terkait hal ini, Surya Paloh menyatakan tak akan terburu-buru memutuskan.
Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjadi tiga nama kandidat yang direkomendasikan Rapat Kerja Nasional Partai Nasdem sebagai calon presiden Nasdem untuk Pemilu Presiden 2024. Dalam proses menentukan satu kandidat yang akan dipilih sebagai calon presiden, Nasdem menjajaki kemungkinan berkoalisi dengan partai lain.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, dalam penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Nasdem, Jumat (17/6/2022) malam, menyampaikan, ketiga nama yang dipilih tersebut merupakan nama yang diusulkan 34 Dewan Pimpinan Wilayah Nasdem.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
"Tiga nama ini adalah pilihan Rakernas. Saya harus mengingatkan, tidak ada yang kurang satu sama lain antara 3 nama ini. Nilainya sama di mata saya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat. Urutannya boleh 1, 2, 3 tapi kualifikasinya sama," kata Surya.
Sebelumnya, 34 DPW Partai Nasdem mengusulkan antara tiga sampai lima nama figur sebagai kandidat calon presiden yang diusung Nasdem untuk Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Terdapat 25 nama yang terjaring melalui mekanisme tersebut, baik dari internal maupun eksternal. Kemudian, Komite Pengarah Rakernas Partai Nasdem melakukan pertemuan untuk memilih tiga nama. Selanjutnya, kewenangan Surya Paloh untuk memutuskan satu dari tiga nama sebagai capres yang akan diusung Nasdem.
Dalam pidatonya, Surya menekankan bahwa yang dibutuhkan Partai Nasdem adalah figur yang berkomitmen kuat kepada partai. "Lebih baik kita memiliki 1 gubernur, 1 dewan pimpinan wilayah, tapi punya komitmen yang kuat dengan Nasdem dibanding punya 10 gubernur yang merasa tidak memiliki Nasdem," ujar Surya.
Terkait dengan pemilihan nama dari tiga figur tersebut menjadi satu nama, Surya mengatakan, dirinya tidak didesak oleh siapapun. Hal itu akan dilakukan di waktu dan tempat yang nanti dinilai tepat.
Menurut Surya, Partai Nasdem sudah sejak awal menjaring kandidat capres karena sikap tahu diri, termasuk terkait ambang batas pencalonan presiden. Oleh karena Nasdem menyadari kekurangannya, yakni tak memenuhi syarat ambang batas itu, maka langkah menjaring nama capres dilakukan sejak awal.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya mengatakan, Partai Nasdem tidak memiliki halangan untuk berkoalisi dengan partai-partai politik lainnya. Dengan tiga nama tersebut, koalisi dengan partai politik lain akan mulai dijajaki. "Ini sekaligus kami testing the water, mana (figur) yang menarik bagi partai-partai politik lainnya," kata Willy.
Willy pun menampik pandangan bahwa dengan memilih tiga figur yang kesemuanya adalah dari luar partai, Nasdem terkesan sebagai perantara politik. Sebaliknya menurut dia, langkah Nasdem itu disebutnya sebagai langkah yang realistis dan obyektif. Sebab, dalam memilih ketiga sosok tersebut, pihaknya tidak hanya mempertimbangkan soal elektabilitas, tapi juga kualitas dari setiap nama yang diusulkan.
Secara terpisah, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin berpandangan, sejak awal Partai Nasdem sudah menyadari bahwa belum ada kader internalnya yang dianggap layak untuk ditawarkan kepada publik sebagai capres dan cawapres pada Pemilu 2024. Sementara, yang dibutuhkan adalah figur dengan elektabilitas yang tinggi.
"Partai Nasdem berpikir rasional sekaligus pragmatis saja. Kalau seandainya internal tidak ada, tentu akan mengambil tokoh eksternal yang memiliki nilai jual yang tinggi. Kalau elektabilitasnya rendah tidak akan dicalonkan," kata Ujang.
Selain itu, menurutnya, Nasdem memilih tiga figur itu karena ketiganya diyakini dapat memberikan efek elektoral kepada partai. Dengan demikian, bisa dibilang ketiga sosok tersebut adalah figur yang dinilai Partai Nasdem memiliki elektabilitas yang tinggi sekaligus dapat memberikan efek elektoral kepada partai.