Relasi Mesra Jamuan Makan Siang Pimpinan Parpol Koalisi di Saat Jelang Perombakan Kabinet...
Para pimpinan parpol dijamu makan siang Presiden Jokowi secara khusus. Hal itu untuk menunjukkan tidak adanya perbedaan, tetapi kebersamaan meski Partai Amanat Nasional masuk di tengah jalan pemerintahan.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN, CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·7 menit baca
Suasana akrab penuh dengan wajah sumringah menjadi suguhan utama di agenda jamuan makan siang yang dihadiri para ketua umum partai politik koalisi pemerintah di Istana Kepresidenan, Jakarta. Presiden Joko Widodo mengundang para ketua umum partai politik menjelang perombakan atau reshuffle kabinet. Hidangan seperti minuman kelapa muda menjadi terasa istimewa karena kebetulan saat ini ada satu ketua umum baru yang secara formal dikukuhkan sebagai menteri dan bergabung dalam koalisi pendukung pemerintah.
Saat ditanya mengenai arti jamuan makan siang antara Presiden Jokowi dan para ketua umum pada Rabu (15/6/2022), Sekretaris Kabinet Pramono Anung menuturkan bahwa ”Makan siangnya di tempat baru yang belum pernah dipakai oleh Presiden untuk menjamu siapa pun, karena ini memang ruang private Presiden, yang disebut Presidential Lounge, maka yang pertama diundang sebagai tamu-tamu adalah ketua-ketua umum partai,” katanya.
Maka, jamuan makan siang pun digelar di Presidential Lounge, Kompleks Istana Kepresidenan pada hari sakral yang biasa dipakai untuk perombakan kabinet, yaitu Rabu Pahing, sesaat menjelang pelantikan menteri dan wakil menteri baru Kabinet Indonesia Maju. Guyonan segar pun terlontar ketika Presiden menggoda salah satu ketua umum dari partai koalisi yang dikukuhkan sebagai menteri, yaitu Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan.
”Hari ini, Pak Zul kelihatan cerah ha-ha-ha, atau tegang, ha-ha-ha-ha....” Sejak pertama kali menginjakkan kaki di halaman Istana Kepresidenan, Jakarta, Zulkifli memang terus menebar senyum. Wajahnya terlihat sumringah dan cerah, tak mampu menyembunyikan kegembiraan atas pelantikan jabatan baru sebagai Menteri Perdagangan.
Hari ini, Pak Zul kelihatan cerah, ha-ha-ha..., atau tegang, ha-ha-ha-ha....
Sapaan segar pun dilontarkan pula oleh Presiden Jokowi kepada semua ketua umum partai koalisi. ”Apa kabar? Sehat semua?” Sapa Presiden saat tiba di Presidential Lounge, didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Pramono Anung.
Presiden Jokowi kemudian mengambil tempat duduk di tengah, diapit oleh Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Tepat di seberangnya duduk Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Di sebelah kanan Prabowo tampak duduk Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, sedangkan di sebelah kirinya duduk Ketua Umum PAN Zulkifli Hadan.
”Sekali-kali, kita makan di sini,” ucap Presiden. ”Tempatnya bagus, Pak, lebih modern (desainnya).”
Hadir pula dalam kesempatan tersebut Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suharso Monoarfa. Pertemuan berlangsung hangat dan dalam suasana penuh keakraban. Presiden Jokowi dan para ketua umum parpol pun berbincang-bincang, diselingi tawa. ”Sekali-kali, kita makan di sini,” ucap Presiden. ”Tempatnya bagus, Pak, lebih modern (desainnya),” ujar Airlangga.
Konsolidasi politik
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suharso Monoarfa ketika ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan menuturkan bahwa hal yang diperbincangkan di jamuan makan siang Presiden Jokowi dan para ketua umum, antara lain, menyangkut perkembangan dunia. ”(Soal) bagaimana Indonesia menjadi contoh bagi negara-negara di dunia, kemudian IMF mengingatkan sejumlah negara yang gagal dan Indonesia justru menjadi champion, dan sebaiknya Indonesia memberikan pandangan dan pengalaman,” katanya.
Suharso menuturkan, saat menjadi quest speaker di Islamic Development Bank, dirinya ditanya mengenai cara Indonesia mengatasi pandemi Covid-19 dan memulihkan perekonomian. ”Dengan harga pangan yang sedang melangit serta harga energi seperti ini, banyak negara mengalami kesulitan. Indonesia bisa stabil dengan situasi seperti ini dan kita harus bersyukur,” ujarnya.
Menurut Suharso, Indonesia mesti bersyukur karena dari sisi pangan tidak mengalami ancaman meskipun ada perang Rusia-Ukraina. ”Bahkan, kita ada potensi untuk mengekspor sebagian dari beras kita. (Adapun soal) energi, kita juga sekarang, kan, tidak ada perubahan harga energi,” katanya.
Tadi dibahas tantangan di bidang energi, di bidang pangan, dan juga tadi disampaikan terkait capaian ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang tumbuh 5,2 (persen) yang dikoreksi oleh World Bank: hanya 0,1 (persen).
Senada dengan Suharso, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyebut bahwa jamuan makan siang tersebut membahas tentang konsolidasi politik, terutama untuk menghadapi tantangan global ke depan. ”Tadi dibahas tantangan di bidang energi, di bidang pangan, dan juga tadi disampaikan terkait capaian ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang tumbuh 5,2 (persen) yang dikoreksi oleh World Bank: hanya 0,1 (persen),” kata Airlangga.
Airlangga juga menyinggung bahwa pertumbuhan ekonomi secara global adalah sebesar 4,8 persen, tetapi dikoreksi ke 3,6 persen. ”Jadi tantangannya tentu di berbagai sektor itu menjadi berat, dan ini hanya bisa ditangani apabila secara politik stabil. Dan ini dilaksanakan selama menangani pandemi Covid-19. Dengan politik stabil, pemerintah bisa mengambil langkah-langkah yang dipimpin Bapak Presiden menangani baik Covid, pemulihan ekonomi, maupun menghadapi tantangan energi maupun pangan ke depan,” tuturnya, menambahkan.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi dan para ketua umum partai koalisi juga membahas bahwa Indonesia tidak impor beras selama tiga tahun. ”Kita ke depan akan melakukan ekspor beras sebesar 200.000 (ton). Karena itu diminta oleh beberapa negara sahabat. Bapak Presiden menjadi Group Champion dari Global Crisis dan Respon Grup (GCRG),” kata Airlangga.
Mendampingi Airlangga ketika memberikan keterangan pers seusai pelantikan, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar memilih diam dan tak menjawab pertanyaan media. ”Kita bahas situasi ekonomi sekarang dan membutuhkan soliditas politik ke depan agar tantangan ke depan bisa tertangani dengan baik. Kita ini kawan dari 2004, tidak bisa jauh-jauh,” ujar Airlangga.
Berjalan kaki bersama
Seusai jamuan makan siang itu, Presiden Jokowi berjalan kaki bersama Megawati, Prabowo, Airlangga, Muhaimin, Surya Paloh, Zulkifli, dan Suharso menuju Istana Negara untuk menghadiri pelantikan menteri dan wakil menteri. Kali ini, Presiden Jokowi resmi melantik dua figur menteri dan tiga figur wakil menteri Kabinet Indonesia Maju untuk sisa masa jabatan periode 2019-2024.
Kita bahas situasi ekonomi sekarang dan membutuhkan soliditas politik ke depan agar tantangan ke depan bisa tertangani dengan baik. Kita ini kawan dari 2004, tidak bisa jauh-jauh.
Kedua menteri yang dilantik berlandaskan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 64/P Tahun 2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode 2019-2024 tersebut adalah Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan dan Hadi Tjahjanto sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara juga melantik tiga wakil menteri berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24/M Tahun 2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Wakil Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024, yaitu Wempi Wetipo sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri, Afriansyah Noor sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan, dan Raja Juli Antoni sebagai Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional.
Bobot politik
Pengajar Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, ketika dihubungi, Rabu, menuturkan, ada tujuan dari dihelatnya jamuan makan siang antara Presiden Jokowi dan beberapa ketua umum partai politik. ”Kelihatannya karena memang Presiden ingin melakukan lagi konsolidasi koalisi pemerintah. Tujuan makan-makan itu, tuh, sebetulnya karena sudah banyak hal terjadi belakangan ini,” katanya.
Dia memisalkan terbentuknya koalisi dalam koalisi. Koalisi Indonesia Baru, menurut Hendri, sangat tidak nyaman bagi pemimpin-pemimpin koalisi lainnya. Hal ini karena ada koalisi pemerintah dan kemudian ada lagi koalisi di dalamnya.
Selain itu, di akhir periode kedua ini ada beberapa partai politik yang akan melakukan manuver atau jalan sendiri-sendiri demi cita-cita politik mereka. ”Nah, ini kan Pak Jokowi juga perlu konsolidasi. Kemudian, formasi kabinet baru hasil reshuffle kali ini sebetulnya juga demikian dibacanya, (yakni) untuk konsolidasi partai politik,” ujar Hendri.
Bahkan, partai politik nonparlemen yang belum dapat kursi seperti PBB pun diberikan satu jatah wakil menteri. ”Terus lagi, yang juga penting untuk dilihat adalah bagaimana PDI-P mengantisipasi 2024, penunjukan para pejabat-pejabat itu, dengan meletakkan satu kader PDI-P sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri,” katanya.
Dari komposisi yang ada tampaknya jabatan-jabatan yang di-’reshuffle’ lebih kental nuansa politiknya daripada penyelesaian persoalan-persoalan bangsa yang tengah terjadi hari ini.
Kepala Studi Ekonomi Politik LKEB UPN Veteran Jakarta dan Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat MPP, menilai bahwa bobot politik lebih besar daripada kepentingan rakyat dalam reshuffle 2022. Hal ini menjadi tanda bahwa bakal terjadi krisis politik. ”Dari komposisi yang ada tampaknya jabatan-jabatan yang di-reshuffle lebih kental nuansa politiknya daripada penyelesaian persoalan-persoalan bangsa yang tengah terjadi hari ini,” ujar Achmad.
Menjelang akhir masa jabatannya, Presiden Jokowi dituntut harus bisa menyelesaikan pelbagai persoalan yang ada, seperti kenaikan harga BBM, minyak goreng, dan wabah PMK. Presiden Jokowi semestinya lebih mempertimbangkan aspek profesional daripada aspek politik. Keterlibatan tokoh partai seperti Zulkifli Hasan dan Raja Juli Antoni akan berisiko terhadap kualitas penanganan krisis menjelang Pemilu 2024 karena fokus mereka akan terbagi antara jabatan menteri dan kepentingan partai menjelang Pemilu 2024.