Untuk kedua kalinya, Presiden Joko Widodo meminta kelompok sukarelawan pendukungnya tidak tergesa-gesa menetapkan sosok yang akan didukung dalam Pemilu Presiden 2024.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Tak hanya partai politik, kelompok sukarelawan pendukung Presiden Joko Widodo pada Pemilu 2019 juga mulai melakukan konsolidasi untuk menghadapi Pemilihan Umum 2024. Mereka masih setia menunggu arahan Jokowi terkait calon presiden yang akan didukung dalam kontestasi politik dua tahun mendatang.
Setelah kelompok sukarelawan Projo (Pro Jokowi) menggelar rapat kerja nasional pada Mei lalu, giliran Tim 7 Jokowi Presiden yang menggelar silaturahmi. Pertemuan para sukarelawan yang digelar di Ecovention Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Sabtu (11/6/2022), dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Kehadiran Jokowi disambut gegap gempita oleh ribuan sukarelawan yang tergabung dalam Posraya Indonesia, Garamiro, Kerja Cerdas Ikhlas, Timbul Sehati Indonesia, Relawan Sepeda, Laskar Cahaya Timur Indonesia, dan Gerakan Rakyat Nusantara. Di lokasi silaturahmi itu juga bertebaran spanduk bertuliskan ”2024 Satu Sikap” dan ”#Bersama Jokowi”.
Dalam kesempatan itu, untuk kedua kalinya pula, Presiden Jokowi mengingatkan sukarelawan agar tidak terburu-buru dalam urusan kontestasi politik 2024. Sebab, saat ini pemerintah masih harus bekerja keras untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa.
”Oleh sebab itu, saya mengajak tidak usah tergesa-gesa dulu. Kita bekerja keras menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada. Tidak usah grusa-grusu. Kalau ada yang memengaruhi, sampaikan, ’Nanti dulu’,” ujar Jokowi.
Dengarkan, jangan sampai keliru. Jangan sampai keliru. Dengarkan yang diinginkan oleh rakyat itu siapa? Dengarkan. Tetangga dengarkan. Rakyat di akar rumput dengarkan semuanya
Lebih lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta itu berjanji akan membicarakan sosok yang akan didukung menjadi capres dengan para sukarelawan. Untuk itu, ia menugaskan para sukarelawan agar mendengarkan suara akar rumput.
”Dengarkan, jangan sampai keliru. Jangan sampai keliru. Dengarkan yang diinginkan oleh rakyat itu siapa? Dengarkan. Tetangga dengarkan. Rakyat di akar rumput dengarkan semuanya,” tuturnya.
Aspirasi rakyat itu penting karena, menurut Jokowi, hal yang dibangun adalah nilai-nilai kerakyatan dan kebersamaan. Siapa yang akan didukung akan dibahas dan ditetapkan pada momentum yang tepat.
”Satu per satu akan saya tanya dan kita dengan energi yang penuh, full, mendukung siapa pun yang sudah kita putuskan bersama. Setuju?” kata Jokowi, yang disambut dengan teriakan persetujuan dari para sukarelawan.
Mantan Wali Kota Surakarta itu pun mengingatkan para sukarelawan agar tidak berlebihan dalam berperilaku. Semua sukarelawan harus introspeksi untuk melihat kekurangan diri sendiri.
"Jangan mentang-mentang: ‘Waduh, karena saya relawan Jokowi, sekarang yang kita dukung menjadi Presiden, menjadi mentang-mentang. Aja dumeh. Kalau orang Jawa bilang: aja dumeh. Jangan berlebihan dalam berperilaku. Jangan mentang-mentang dalam berperilaku. Sebaik-baiknya adalah kita berintrospeksi diri sehingga bisa memperbaiki apa-apa yang kita ini kurang,” ujarnya.
Tunjukkan soliditas
Silaturahmi tak hanya digelar sebagai ajang temu kangen, tetapi juga untuk menunjukkan soliditas para sukarelawan. Untuk meneguhkan kembali komitmen dukungan terhadap Jokowi, Tim 7 menyampaikan ”Panca Dharma Dukungan Jokowi 2024”. Salah satu isinya adalah janji setia dan taat kepada Presiden Jokowi. Selain itu, juga pernyataan satu sikap, 2024 bersama Jokowi.
Ketua Umum Posraya Indonesia Jepri menegaskan, Tim 7 akan selalu satu komando. ”Gandeng renteng (saling bergandengan atau terhubung), madep mantep (tekad bulat atau kemantapan), dan satu sikap selalu bersama Jokowi. Sikap kami jelas,” ucapnya.
Meski tidak berhak mengusung capres-cawapres, selama ini kekuatan sukarelawan cukup diperhitungkan. Direktur Eksekutif Charta Politica Yunarto Wijaya menyatakan, sukarelawan merupakan representasi publik. Suara mereka adalah suara rakyat atau akar rumput.
Permintaan agar sukarelawan mendengarkan suara akar rumput merupakan sinyal bahwa Jokowi akan menjatuhkan pilihan kepada sosok yang diinginkan masyarakat, khususnya konstituennya. Hal itu berarti Jokowi akan lebih mempertimbangkan survei elektabilitas tokoh potensial capres dari berbagai lembaga dibandingkan kesepakatan, dorongan, atau negosiasi antarelite.
”Dia akan memilih sosok yang diinginkan rakyat sehingga potensi menangnya lebih besar,” kata Yunarto.
Selain itu, permintaan agar sukarelawan tak terburu-buru menentukan capres yang akan diperjuangkan pada 2024 menunjukkan Jokowi ingin menjadi ”King Maker” dalam kontestasi politik.
”Ketika frase aja kesusu atau aja grusa-grusu terus diulang, sebenarnya yang ingin ditunjukkan adalah agar para sukarelawan mengikuti arahan Presiden Jokowi. Dan, Presiden Jokowi-lah yang akan memainkan ritmenya,” ujar Yunarto.