Cahaya abadi dari dalam bumi itu pun juga ditonjolkan keindahannya dengan meletakkannya di dalam kotak kaca serupa meja. Jika malam tiba, kotak-kotak dengan nyala api di dalamnya ini menjadi tempat pas untuk berdiang.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN KUNCORO MANIK
·6 menit baca
Cerita silat ”Api di Bukit Menoreh” karya SH Mintardja segera hinggap di ingatan Wakil Presiden Ma’ruf Amin ketika menyaksikan keindahan alam di Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (21/4/2022). Kawasan perdesaan hijau yang terletak tak jauh dari Candi Borobudur ini memang menawarkan sisi lain keindahan berupa panorama api abadi. Obor-obor api abadi di tengah areal persawahan menjadi terasa semakin magis karena terletak di bawah naungan Perbukitan Menoreh.
Duduk di ruang santai di tengah areal persawahan yang sedang menguning siap panen, Wapres Amin duduk didamping Ibu Wury Ma’ruf Amin. Obrolan hangat pun kemudian mengalir ketika Wapres berbincang dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Kepala Desa Karangrejo Muhamad Hely Rofikun di Bale Ekonomi Desa (Balkondes) Karangrejo di Dusun Bumen Djelapan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (21/04/2022).
Sembari memandang ke arah Perbukitan Menoreh yang segar setelah diguyur hujan, Wapres mengaku juga teringat latar cerita-cerita silat karya penulis legendaris Kho Ping Hoo. ”Jadi, saya dengar Bukit Menoreh itu ternyata bukitnya ini gitu ya. Yang ada, dulu itu, cerita silatnya Kho Ping Hoo itu. Karena ada api di bawah Bukit Menoreh,” kata Wapres sambil tertawa.
Perbukitan Menoreh yang membentang di sebelah utara Kabupaten Kulonprogo, DI Yogyakarta, di sebelah Barat Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, dan di utara Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ini memang menawarkan pemandangan nan indah. Ketika dinikmati dari kejauhan, seperti di Desa Karangrejo, Bukit Menoreh terasa berpadu pas dengan pemandangan obor-obor yang menyala di tengah hamparan areal persawahan.
Cahaya abadi dari dalam bumi itu pun juga ditonjolkan keindahannya dengan meletakkannya di dalam kotak kaca serupa meja. Jika malam tiba, kotak-kotak dengan nyala api di dalamnya ini menjadi tempat pas untuk duduk berdiang. Nyala api ini memang sengaja dihadirkan sebagai daya tarik wisata di Desa Karangrejo yang mengusung destinasi wisata berbasis energi ramah lingkungan bekerja sama dengan Perusahaan Gas Negara (PGN).
Kepada Wapres Amin yang duduk santai berlatar belakang areal perkebunan pepaya siap petik, Kades Hely lantas memamerkan cerita tentang keindahan salah satu obyek wisata andalan di atap Bukit Menoreh yang disebut Punthuk Setumbu. Dari Punthuk Setumbu, wisatawan bisa menyaksikan keindahan Candi Borobudur yang seolah melayang diselimuti kabut putih ketika matahari terbit.
Sebelum pandemi, sekitar tahun 2018, kunjungan wisatawan lokal bisa mencapai 158.000 orang. Mereka berjalan kaki mendaki ke atas bukit untuk menyaksikan Candi Borobudur dari ketinggian. ”Matahari akan terbit di antara dua gunung, yaitu Merapi dan Merbabu, terus pancaran pertamanya mengenai Candi Borobudur. Terus kita namakan sunrise nirwana Punthuk Setumbu,” ujar Hely.
Harga tanah melonjak
Seiring terdongkraknya jumlah wisatawan, warga pun lantas bersemangat mengembangkan pariwisata karena dianggap memberi multiplayer efek yang luar biasa. Namun, mereka menegaskan tetap bertekad tidak meninggalkan ciri khasnya sebagai warga perdesaan. ”Ada istilahnya, tinggal di desa, rezeki kota. Malah, bahkan bisnisnya mendunia bisa menjual ke mana-mana,” ujar Wapres Amin menanggapi pernyataan kepala desa.
Gubernur Ganjar pun lantas bertanya apakah harga tanah di desa tersebut juga terdongkrak naik. ”Tanahnya jadi mahal?,” ujar Ganjar. Menurut Kades Hely, harga tanah yang awalnya hanya sekitar Rp 80.000 per meter persegi, kini naik lebih dari 10 kali lipat. ”Sekarang, tanah pinggir jalan Karangrejo, paling murah Rp 1 juta aja, enggak ada yang jual. Kalau dulu, istilahnya, anak wedok (perempuan) dikasih warisan di ereng-ereng gunung, tapi ketika pendatang orang kota ke sini. Wih apik banget,” ujar Hely.
Warga desa sudah mulai sadar tentang potensi wisata yang dimiliki wilayahnya. Dulu, warga desa sering melihat pemandangan Bukit Menoreh dan melihatnya sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Tetapi, ketika semakin banyak orang datang, mereka baru sadar bahwa desa-desa punya potensi wisata luar biasa. ”Enggak nyadar. Baru nyadar. Jadi, penataan Borobudur ini bisa mengungkit ekonomi masyarakat,” ujar Wapres Amin.
Seiring makin maraknya pariwisata, Desa Karangrejo yang terkenal sebagai desa miskin pun mulai bangkit dari kemiskinan. ”Enam, tujuh tahun lalu, terkenal desa miskin. Dari 20 desa (di Kecamatan Borobudur), kami tak diperhitungkan. Karena pariwisata, sekarang masyarakat banyak yang menjadi sarjana tidak sekadar sekolah SMP, SMA, tetapi banyak sarjana dari desa kami,” ujar Hely.
Implementasi nyata keberhasilan pengembangan pariwisata tampak dari kontribusi yang diberikan oleh Balkondes Karangrejo kepada pendapatan asli daerah (PAD) pada 2021. ”Di tahun 2021, alhamdulillah walaupun selama 1 tahun itu tutup sekitar 4 bulan, masih memberikan PAD kepada pemerintah desa itu sebesar Rp 184 juta. Itu yang menjadi kebanggaan kami,” ucap Hely.
Kolaborasi PGN dengan Balkondes Karangrejo diwujudkan dengan pembangunan pipa gas sepanjang 3.900 meter untuk water heater homestay Balkondes, meja obor beberapa lokasi, dan obor api di beberapa titik. Pipa gas ini juga sekaligus melayani 204 sambungan jaringan gas bumi bagi rumah tangga warga sekitar Balkondes.
”Sekarang dengan adanya Balkondes support dari BUMN ini, desa kami sudah teraliri gas Bapak, jadi warga masyarakat 250 kepala keluarga ini tidak perlu membeli tabung gas elpiji, tapi cukup tinggal ’cetrek’, mereka membayar bulanan. Dan itu harganya lebih murah ketimbang masyarakat membeli tabung elpiji,” kata Hely.
Menopang Candi Borobudur
Direktur Utama PGN M Haryo Yunianto menyatakan bahwa pihaknya mendukung penuh program pemerintah terkait pengembangan ekonomi komunal di daerah wisata sesuai dengan komitmen ESG Pertamina. Menurut dia, PGN berkomitmen mengembangkan desa energi Karangrejo sehingga dapat menjadi tolok ukur (benchmark) bagi desa-desa di sekitarnya sebagai desa yang berdaya, mandiri, sustainable, dan ramah lingkungan.
”Nuansa alam dan kearifan lokal masyarakat sekitar sangat membantu dalam keberhasilan Balkondes PGN Karangrejo. Alhamdulillah, tahun 2021 Balkondes PGN Karangrejo mampu survive di masa pandemi Covid-19,” ujar Haryo.
Menurut Haryo, layanan Balkondes PGN Karangrejo disiapkan untuk menopang destinasi prioritas kawasan Candi Borobudur. Balkondes Karangrejo memiliki layanan homestay yang terdiri atas 4 homestay family, 2 homestay couple, dan 4 room single. Menempati tanah seluas 3 hektar, Balkondes Karangrejo menyediakan fasilitas penginapan, pertemuan, serta rumah makan.
”Tujuan dibangunnya Balkondes PGN Karangrejo adalah sebagai wadah perusahaan dan masyarakat dalam meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar serta memperkenalkan Desa Karangrejo sebagai desa energi,” kata Haryo.
Sore ini saya mengunjungi destinasi wisata prioritas yang memang disiapkan oleh pemerintah supaya pada saat hari raya ini sudah bisa dikunjungi karena memang sudah dua tahun masyarakat tidak bisa berkunjung ke tempat wisata ini.
Desa Wisata Karangrejo yang terletak 3 kilometer dari kawasan Candi Borobudur ini menjadi bagian dari program pengembangan destinasi wisata super prioritas pemerintah. ”Hal yang penting bisa mengungkit ekonomi masyarakat. Sebenarnya Indonesia ini semua destinasi wisata di mana-mana indah,” ujar Wapres Amin.
Sebelumnya, Wapres Amin juga meninjau kesiapan Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur menjelang libur Lebaran 2022. Kunjungan wisatawan pada hari raya Idul Fitri kali ini diperkirakan melonjak luar biasa. Wapres menyebut Candi Borobudur telah 100 persen siap melayani wisatawan. Pada dua tahun sebelumnya, Destinasi Pariwisata Super Prioritas atau DPSP ini tidak bisa dikunjungi di libur Lebaran karena pandemi Covid-19.
”Sore ini saya mengunjungi destinasi wisata prioritas yang memang disiapkan oleh pemerintah supaya pada saat hari raya ini sudah bisa dikunjungi karena memang sudah dua tahun masyarakat tidak bisa berkunjung ke tempat wisata ini,” ujar Wapres Amin dalam keterangan pers di Candi Borobudur
Pada Jumat (22/4/2022) pagi, Wapres juga tak mau melewatkan kesempatan menikmati pagi untuk mereguk keindahan Candi Borobudur. Setelah pemanasan ringan, Wapres dan rombongan berjalan kaki di seputaran candi sembari menghirup udara segar. Langkah kecil dengan sekadar berolahraga pagi ini sekaligus menjadi awal langkah besar bagi bangkitnya kembali industri pariwisata Tanah Air.