Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menemui Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Nasdem Tower. Selain bersilaturahmi, pucuk pimpinan parpol tersebut membuka ruang untuk berkoalisi di Pemilu 2024.
Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Nasdem dan Partai Demokrat sama-sama memiliki cita-cita untuk sukses dalam Pemilu 2024 yang tinggal sekitar dua tahun lagi sehingga bersepakat untuk terus membuka ruang kolaborasi. Pemimpin kedua partai tersebut juga sepakat untuk menolak wacana penundaan Pemilu 2024.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mengutarakan hal itu seusai bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Selasa (29/3/2020), di Nasdem Tower, Jakarta. Pertemuan berlangsung selama sekitar 1 jam dengan dihadiri jajaran pimpinan setiap partai. Namun, ketika menemui pers, Surya Paloh tidak tampak menemani.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
”Kami bicara tentang masa depan demokrasi di Indonesia. Artinya, terhadap sejumlah isu yang belakangan menjadi sorotan luas rakyat Indonesia, tentang isu penundaan pemilu dan ancaman lain yang bisa mengorbankan semangat demokrasi dan juga amanat reformasi,” kata Agus.
AHY menuturkan, baik Partai Demokrat maupun Nasdem sama-sama memiliki cita-cita untuk sukses dalam Pemilu 2024, termasuk menghendaki untuk memiliki peran yang lebih strategis dan besar. Dalam mencapai tujuan besar tersebut, diperlukan lebih banyak pertemuan untuk membangun kesamaan pandangan. Sebab, mengutip Surya Paloh, meski terdapat titik perbedaan, lebih banyak kesamaan yang dapat menjadi titik temu kedua parpol.
Demikian pula dalam menyongsong Pemilu 2024, kemungkinan berkoalisi menjadi salah satu opsi bagi semua parpol, termasuk Nasdem dan Demokrat. Sebab, saat ini ketentuan tentang ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden sebesar 20 persen membuat kedua parpol harus berkoalisi untuk mencalonkan capres dan cawapres.
”Nasdem punya kekuatan, Demokrat juga demikian, punya kekuatan tersendiri. Kita cari ruang kolaborasinya. Itu yang sedang kita bahas. Diskusi ini cukup panjang, cair dan dinamis. Tadi, beliau (Surya Paloh) juga berpesan, tidak perlu melihat ini hari ini, tetapi juga ada momentum dan peluang yang terus kita lihat dan ikuti bersama,” ujar AHY.
Demikian pula terkait isu penundaan pemilu, menurut AHY, kedua parpol sepakat dan dengan tegas menyatakan bahwa upaya untuk melanggengkan kekuasaan dengan cara menunda pemilu tersebut tidak bisa diterima dengan akal sehat. Meskipun konstitusi bisa diubah, tetapi hal itu tidak bisa dilakukan dengan maksud untuk menabrak semangat konstitusi.
Terkait dengan kemungkinan kedua parpol berkoalisi, AHY menegaskan bahwa kemungkinan itu tetap terbuka. Namun, pembicaraan itu tidak sampai pada sosok atau figur tertentu untuk diajukan sebagai capres dan cawapres.
”Sedangkan untuk komposisi koalisi yang spesifik, apalagi berbicara figur atau tokohnya, belum sampai ke sana sih,” kata AHY.
Dalam jumpa pers tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali mengatakan, kemungkinan koalisi antara Nasdem dan Demokrat dalam Pemilu 2024 masih sangat dinamis. Menurut Ahmad, yang jelas, kedua parpol memiliki kesamaan berupa visi kebangsaan yang sama. Dengan demikian, peluang koalisi itu tetap ada.
”Jadi Nasdem tidak mengunci pada satu dua partai, tetapi semua partai terbuka. Diskusi ini akan terus dilakukan untuk mencari titik temu dalam menghadapi isu-isu kebangsaan. Karena bangsa ini, kan, bangsa yang besar sehingga tidak bisa dalam satu pertemuan mengurai semua permasalahan yang ada,” kata Ahmad Ali.