Untuk maju menjadi capres dibutuhkan kalkulasi matang, termasuk menimbang elektabilitas. Sejumlah survei menunjukkan, tren elektabilitas beberapa kepala daerah lebih tinggi dari elite politik, termasuk ketua umum parpol.
Oleh
RINI KUSTIASIH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Abdul Muhaimin Iskandar optimistis dalam melihat peluang dirinya untuk maju dalam Pemilu Presiden 2024. Namun, pengamat politik mengingatkan agar rasa optimismis itu juga tetap menginjak bumi dengan memahami kecenderungan pilihan masyarakat yang kini mulai bergeser kepada para tokoh kepala daerah yang menunjukkan kinerja mereka dalam pelayanan publik.
Dalam beberapa pekan terakhir ini, para pendukung Muhaimin menunjukkan keinginannya agar Muhaimin maju dalam pencalonan presiden pada Pemilu 2024. Yang terbaru, pada Minggu (23/1/2022), Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Yogyakarta dikabarkan mendukung Muhaimin Iskandar sebagai calon presiden (capres) 2024. Dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Kompas, dukungan tersebut disampaikan saat Muhaimin hadir dalam reuni IKA PMII Yogyakarta sekaligus peringatan haul wafatnya dua senior PMII, KH Slamet Effendy Yusuf dan Arief Mudatsir Mandan, di Aula Omah PMII, Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Sehari sebelumnya, Sabtu (22/1/2022), dalam kunjungannya ke Sidoarjo, Jawa Timur, Muhaimin dikabarkan memperoleh dukungan dari para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), tokoh desa, hingga jajaran pengurus dan warga Nahdlatul Ulama (NU) di Sidoarjo. Setiap kelompok imendeklarasikan dukungannya kepada Muhaimin.
”Kami menyatakan dukungan kepada Gus Muhaimin menjadi presiden 2024,” kata koordinator tokoh masyarakat Penggerak Kebangkitan Desa se-Sidoarjo, Heru, mendeklarasikan dukungan kepada Muhaimin di tempat pemancingan Ponokawan, Krian, Sabtu malam. Muhaimin dianggap sebagai sosok yang memiliki komitmen kuat memajukan desa selama ini. Salah satu bukti konkretnya ialah dengan telah disahkannya Undang-Undang Desa.
Muhaimin mengaku optimistis akan banyaknya dukungan yang mengalir kepadanya. Muhaimin mengatakan siap maju sebagai capres karena banyak pihak yang mendorongnya.
”Kalau teman-teman saya inginnya saya sebagai capres. Sekarang semua (kekuatan PKB) bergerak untuk capres, tapi soal ke depan bagaimana, ya, itu pasti ada proses. Saya ini menjalankan perintah partai saja,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu.
Dikatakan Muhaimin, karena PKB tidak bisa mengusung capres-cawapres sendiri karena terbentur aturan syarat minimal ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold/PT) 20 persen, satu-satunya langkah politik yang bisa dilakukan ialah dengan membangun koalisi bersama partai politik lain hingga memenuhi syarat minimal PT 20 persen.
PKB terus melakukan penjajakan dengan sejumlah partai lain untuk bisa mengusung pasangan capres-cawapres. ”Pertemuan kami dengan partai-partai hampir setiap saat di DPR, sudah memungkinkan untuk terus menjajaki,” katanya.
Kendati demikian, untuk sampai mengerucut pada koalisi pencalonan, menurut Muhaimin, saat ini masih terlalu dini.
”Masih terlalu dini, mungkin akan mengerucut menjelang hari-H atau satu bulan sebelum pendaftaran,” ujarnya.
Dengan adanya syarat minimal PT 20 persen, Muhaimin memprediksi Pemilu Presiden 2024 hanya akan diikuti tiga pasang calon. Ia juga menyinggung waktu pelaksanaan Pemilu 2024 yang hingga saat ini belum diputuskan. Melihat kondisi yang ada, Wakil Ketua DPR ini berharap Pemilu 2024 bisa digelar pada Februari 2024.
Peneliti pada Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Defbry Margiansah, mengatakan, Muhaimin yang optimistis maju dalam capres sebenarnya bukan sesuatu hal yang baru. Sejak 2014, bahkan 2009, Muhaimin sudah menunjukkan keinginannya untuk maju sebagai capres. Hanya saja, untuk benar-benar maju menjadi capres dibutuhkan kalkulasi matang, termasuk dengan menimbang elektabilitas calon bersangkutan.
”Sejumlah survei menunjukkan, elite-elite politik, seperti Muhaimin, Puan Maharani, Airlangga Hartarto, itu masih tertinggal tren elektabilitasnya dibandingkan dengan kepala-kepala daerah, seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Ridwan Kamil. Ini tren yang muncul sejak 2014, ketika Jokowi memenangi pemilu,” katanya.
Sekalipun Prabowo Subianto dari Partai Gerindra dapat dikatakan masih bersaing ketat dengan nama-nama kepala daerah itu, ada kecenderungan yang menunjukkan pilihan masyarakat kepada tokoh-tokoh baru yang terbukti kinerja dan profesionalitasnya. Utamanya mereka yang menjadi kepala daerah dan menunjukkan pelayanan kepada publik yang baik. Situasi ini berbeda dengan kecenderungan elektabilitas elite parpol atau ketua umum parpol yang ternyata stagnan.
”Kalkulasi politik menjelang 2024 sangat dinamis sehingga harus ada kompromi yang dicapai antar-elite partai dalam pencalonan presiden ini. Kecenderungan baru masyarakat yang lebih menyenangi pemimpin daerah tentu akan menjadi pertimbangan penting untuk dikompromikan,” kata Defbry.
Bagi sosok Muhaimin sendiri, Pemilu 2024 adalah momen penentuan bagi kiprahnya sebagai politisi utama di PKB. Pasalnya, kini nahdliyin atau warga Nahdlatul Ulama (NU) yang menjadi ceruk utama bagi PKB memiliki lebih banyak pilihan. Salah satunya ialah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang baru-baru ini bahkan masuk menjadi anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser). Selain itu, masih ada tokoh-tokoh lain berlatar belakang NU yang siap maju.
Dalam wawancara dengan Kompas, beberapa waktu lalu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, antara lain, menyebut nama Erick Thohir, Ganjar Pranowo, dan Airlangga Hartarto yang mengklaim dirinya sebagai orang NU. Artinya, orang-orang itu bisa saja maju dengan membawa atribusi NU.
”Ini di satu sisi menjadi tantangan karena nahdliyin yang merupakan simpatisan PKB justru semakin cair dalam melihat calon pemimpinnya. PKB tidak didominasi oleh Muhaimin. Ya, mungkin Muhaimin bisa memobilisasi mesin partai karena secara struktural dia adalah pimpinan partai. Tetapi, harus dilihat pula suara di akar rumput itu sangat terfragmentasi,” kata Defbry.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB Syaiful Huda mengatakan, partainya optimistis elektabilitas Muhaimin akan terus naik.
”Dalam kerja-kerja politiknya, semua kader PKB diminta untuk menyampaikan salam Muhaimin kepada rakyat di akar rumput. Gerakan dari pintu ke pintu dan hadir menolong warga yang membutuhkan di tengah pandemi merupakan salah satu cara kader untuk menghadirkan PKB dan Cak Imin di tengah-tengah masyarakat,” ucapnya.