Pemilu 2024 akan dijadikan momentum oleh PKB untuk mengusung kader sendiri menjadi presiden. Sementara PKS bertemu dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Partai Kebangkitan Bangsa bertekad mampu mengusung calon presiden dari kadernya sendiri di pemilu serentak 2024. Dengan cara itu, perolehan suara partai diyakini dapat ikut terangkat.
Wakil Ketua Umum PKB Bidang Pemenangan Pemilu Jazilul Fawaid melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas, Selasa (28/9/2021), mengatakan, Pemilu 2024 akan menjadi momentum bagi PKB untuk mewujudkan kembali keberhasilan mengusung kader sendiri menjadi presiden. Keberhasilan yang dimaksud adalah ketika PKB mengusung Abdurrahman Wahid.
”Pemilu 2024 adalah pemilihan serentak, pemilihan presiden dan pemilihan legislatif. Dua-duanya harus menang, baru sempurna,” ujar Jazilul.
Pemilu 2024 akan menjadi momentum bagi PKB untuk mewujudkan kembali keberhasilan mengusung kader sendiri menjadi presiden.
Untuk dapat memenangi Pemilu 2024, lanjut Jazilul, PKB harus menang di pileg dan pilpres. Karena itu, di pilpres nanti, PKB berkeinginan untuk mengusung calonnya sendiri. Ini dianggap penting karena pemilu serentak memiliki efek ekor jas. Artinya, partai akan terdongkrak perolehan suaranya ketika memiliki capres atau cawapres sendiri.
Pada Pemilu 2019, menurut Jazilul, perolehan suara partainya masih terbantu dengan kehadiran Ma’ruf Amin. Sebab, KH Ma’ruf Amin memiliki identitas Nahdlatul Ulama dan PKB.
”Bayangkan jika pada 2024 di gambar pasangan capres-cawapres tidak ada gambar PKB atau tokoh kami, kami terpaksa berkampanye untuk orang lain,” ucap Jazilul.
Namun, untuk bisa mengusung pasangan capres-cawapres, lanjut Jazilul, PKB terbentur oleh syarat ambang batas presiden (presidential threshold) sebesar 20 persen. Alhasil, mau tidak mau, PKB harus mencari tandem partai lain untuk berkoalisi.
”Kami berharap, (di Pemilu) 2024 suara PKB mengalami kenaikan dengan target 100 kursi DPR atau sekitar 15 persen suara di DPR,” kata Jazilul.
Untuk mencapai target 100 kursi tersebut, lanjutnya, yang harus dilakukan adalah menggaungkan nama capres atau cawapres dari kalangan internal PKB. ”Kalau ada masukan dari DPW (Dewan Pengurus Wilayah), silakan dibahas siapa yang pas,” ujarnya.
Namun, untuk bisa mengusung pasangan capres-cawapres, PKB terbentur oleh syarat ambang batas presiden (presidential threshold) sebesar 20 persen. Alhasil, mau tidak mau, PKB harus mencari tandem partai lain untuk berkoalisi.
Pertemuan partai
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, yang dalam sejumlah hasil survei elektabilitasnya berada di puncak, bertemu dengan jajaran petinggi Partai Keadilan Sejahtera. Pertemuan itu terjadi di Karawang, Selasa, 28 September, dalam peringatan Hari Tani 2021.
Hadir jajaran petinggi PKS, antara lain Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al’Jufrie, Presiden PKS Ahmad Syaikhu, dan Sekretaris Jenderal PKS Habib Aboe Bakar Al Habsyi.
Dalam pertemuan itu, Salim menekankan, masa depan dunia adalah ketahanan pangan. Indonesia memiliki potensi luar biasa dari sektor pertanian. Jika potensi tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik, ke depan Indonesia diharapkan bisa menjadi negara besar.
Ia pun berpesan agar negara senantiasa melindungi petani, terutama kesejahteraan petani harus terus ditingkatkan. ”Jangan ada lagi impor beras justru saat panen raya. Negara harus melindungi petani. Ini tanggung jawab pemerintah membantu petani,” ucap Salim.
Ridwan Kamil pun mengamini jika masa depan dunia adalah ketahanan pangan. Jawa Barat, lanjutnya, sudah surplus produksi padi dan bahkan bisa mengirim 1 ton lebih untuk nasional.