Muhammadiyah akan merayakan milad ke-109 pada Kamis (18/11/2021). Salah satu bagian dari acara perayaan, Muhammadiyah akan memberikan penghargaan bagi pegiat persyarikatan pejuang Covid-19.
Oleh
Dian Dewi Purnamasari/Iqbal Basyari
·4 menit baca
DOKUMENTASI HUMAS PP MUHAMMADIYAH
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir (tengah) memberikan keterangan pers terkait dengan milad atau hari ulang tahun yang ke-109 Muhammadiyah, Selasa (16/11/2021).
JAKARTA, KOMPAS — Muhammadiyah akan merayakan milad ke-109 pada Kamis (18/11/2021). Pada milad kali ini, Muhammadiyah mengajak seluruh elemen bangsa menjaga semangat persatuan dan kebersamaan dalam mengatasi dampak pandemi Covid-19.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir dalam keterangan tertulis, Selasa (16/11/2021), mengatakan, ada empat pesan utama yang diusung dalam milad yang mengangkat tema ”Optimis Hadapi Pandemi Covid-19: Menebar Nilai Utama”.
Pertama, seluruh kader diminta terus menjaga semangat optimisme, kebersamaan, dan menguatkan nilai-nilai yang memperkuat dan menghindari nilai-nilai yang merusak kebersamaan.
”Dalam konteks membangun kebersamaan itu, kita harus mampu mengeliminasi perbedaan-perbedaan tajam yang membuat retak dan pecah. Kita juga harus menghindari perilaku dan ujaran berlebihan yang mereduksi persatuan, kebersamaan, yang selalu menonjolkan egoisme, kepentingan golongan yang bersifat eksklusif. Indonesia adalah bangsa yang besar yang dibangun atas kegotongroyongan, kebersamaan, dan persatuan,” kata Haedar.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir memberikan keterangan terkait dengan perayaan Milad Ke-109 Muhammadiyah, Selasa (16/11/2021).
Selain itu, Muhammadiyah juga mengajak warga bangsa untuk mengembangkan nilai-nilai utama dengan semangat sifat tolong-menolong (taawun) dan kebinekaan. Menurut dia, bangsa Indonesia tidak akan pernah maju jika masing-masing berjalan, atau menumbuhkan kepentingan sendiri. Semua harus mencari titik temu dan menggalang usaha-usaha bersama.
”Dampak pandemi ini sangat berat pada kesehatan, ekonomi, bahkan juga dalam kehidupan sosial, psikologi masyarakat, dan bangsa. Maka, kerja sama dari seluruh pihak dengan program-program lintas menjadi sangatlah penting. Nilai taawun atau membangun kerja sama untuk kebaikan bangsa harus kita utamakan,” tuturnya.
Muhammadiyah juga berpesan agar masyarakat Indonesia dan elite bangsa mengutamakan keutuhan dan persatuan dalam menghadapi berbagai permasalahan yang ada. Menurut dia, bangsa Indonesia masih diberi kekuatan oleh Allah SWT menjadi bangsa yang besar, tetapi utuh. Oleh karena itu, semua pihak harus merawatnya dengan semangat yang tinggi.
”Jadikan bangsa ini dan seluruh alam atau sumber daya yang kita miliki dengan semangat untuk membangun secara bersama,” kata Haedar.
KOMPAS/REGINA RUKMORINI
Salah satu dari 5.000 peserta vaksinasi massal yang digelar Universitas Muhammadiyah Magelang, Senin (6/9/2021).
Terakhir, Muhammadiyah berpesan agar semua pihak membangun nilai kemajuan sebagai komitmen kolektif. Haedar mengingatkan, jangan sampai bangsa Indonesia disibukkan oleh berbagai hal yang membuat tidak produktif dan tidak maju. Kemajuan adalah keniscayaan bagi bangsa modern. Kemajuan adalah ideologi progresif untuk membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang unggul.
”Maka tidak mungkin kita bisa meraih keunggulan jika kita tidak punya potensi yang kita gerakkan untuk maju. Hilangkan berbagai hal yang membuat kita tidak bisa maju dan kedepankan hal-hal yang membuat kita menjadi bangsa yang berkemajuan,” katanya.
Haedar memercayai, dengan nilai-nilai utama itu, bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang berdiri tegak, sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang lebih maju. Indonesia juga bisa menjadi bangsa bermartabat dan berkarakter keindonesiaan yang hidup di atas nilai-nilai agama, Pancasila, dan kebudayaan luhur. Ketiganya harus dijaga bersama. Dengan menjaga ketiga hal itu, Haedar percaya bangsa Indonesia akan mampu bersaing dan memiliki karakter kuat di tengah lalu lintas peradaban global.
”Kemajuan di bidang fisik jangan sampai meluruhkan karakter diri sebagai bangsa yang religius, ber-Pancasila dan berkebudayaan luhur nasional. Mudah-mudahan Allah senantiasa melimpahkan berkah dan karunia-Nya bagi kami Muhammadiyah dan seluruh warga bangsa sehingga kita menjadi bangsa dan negara yang dirahmati Allah SWT,” kata Haedar.
KOMPAS/SAIFUL RIJAL YUNUS
Masnah Jafar (51) menyiapkan bumbu masakan di posko Muhammadiyah di Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu (30/1/2021).
Acara digelar hibrida
Terkait acara perayaan milad, Sekretaris PP Muhammadiyah Agung Danarto mengatakan akan ada resepsi yang dilaksanakan secara luring dan daring pada Kamis.
Perayaan secara luring diselenggarakan di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), diikuti peserta dalam jumlah terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Perayaan akan ditayangkan secara daring di TV Mu, Youtube Muhammadiyah Channel, serta platform resmi Muhammadiyah lainnya.
Ketua Panitia Milad Ke-109 Muhammadiyah M Nurul Yamien mengatakan, Presiden Joko Widodo dijadwalkan turut hadir.
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kiri) saat peletakan batu pertama pembangunan menara Universitas Muhammadiyah Lamongan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Lamongan, Jawa Timur, Senin (19/11/2018).
Acara lainnya ialah penganugerahan penghargaan Muhammadiyah 2021; penandatanganan prasasti Universiti Muhammadiyah Malaysia (Umam), Universitas Siber Muhammadiyah (Sibermu); Muhammadiyah Australia College; Gedung Dasron Hamid Research and Innovation Center; serta pemberian penghargaan bagi pegiat persyarikatan pejuang Covid-19 yang telah berjasa di masa pandemi dalam berkontribusi membantu dan meringankan beban masyarakat. Dalam acara milad akan diumumkan pula pemenang lomba dai cilik dan remaja dan lomba video Milad Ke-109 Muhammadiyah.
”Kegiatan ini tentunya menjadi perayaan bersama warga Muhammadiyah dalam memaknai usia 109 tahun Muhammadiyah. Muhammadiyah berkomitmen untuk selalu hadir bagi bangsa dan negara untuk menebarkan nilai-nilai dan amal-amal kebaikan,” ujar Nurul.