Tinggal Selangkah Lagi Jadi Panglima TNI, Andika Diminta Segera Buat Prioritas
Perjalanan Jenderal Andika Perkasa untuk menjadi Panglima TNI tinggal selangkah, setelah rapat paripurna DPR menyetujui pemberhentian Marsekal Hadi Tjahjanto dari posisi panglima dan menyetujui Andika sebagai panglima.
JAKARTA, KOMPAS — Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat, Senin (8/11/2021), menyetujui pengangkatan Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI. Tinggal selangkah lagi sebelum Andika resmi menjabat sebagai Panglima TNI, yakni pelantikan oleh Presiden Joko Widodo.
Andika diharapkan segera menyiapkan prioritas program-program yang bisa dilaksanakan selama sekitar setahun menjabat sebelum memasuki usia pensiun pada Desember 2022.
Rapat Paripurna DPR ke-9 Tahun Sidang 2021-2022 memiliki agenda tunggal, yakni Laporan Komisi I DPR atas hasil uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test terhadap calon Panglima TNI dilanjutkan pengambilan keputusan. Rapat dipimpin Ketua DPR Puan Maharani dan dihadiri 366 anggota secara langsung dan virtual.
Dalam laporannya, Ketua Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Meutya Hafid mengatakan, Komisi I DPR telah melakukan rapat internal pada 4 November dan memutuskan melaksanakan pemberian persetujuan terhadap pemberhentian dan pengangkatan Panglima TNI pada 6 November.
Lihat Juga: DPR Setujui Andika Perkasa Jadi Panglima TNI
Komisi I DPR pada 6 November juga telah melaksanakan rapat untuk mendengarkan pemaparan visi dan misi dari calon Panglima TNI serta melakukan pendalaman dari pemaparan visi misi calon Panglima TNI tersebut.
Setelah mendengarkan dan mempertimbangkan pandangan seluruh fraksi serta anggota Komisi I DPR terhadap calon Panglima TNI, Komisi I DPR memutuskan dua hal. Pertama, menyetujui pemberhentian dengan hormat Marsekal Hadi Tjahjanto dari jabatan Panglima TNI serta memberikan apresiasi atas dedikasinya.
Baca Juga: Jalan Mulus Jenderal Andika Perkasa
”Memutuskan, kedua, memberikan persetujuan terhadap pengangkatan calon Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI,” ujar Meutya.
Puan yang memimpin rapat paripurna kemudian meminta persetujuan dari anggota DPR atas laporan dari Komisi I DPR tersebut. ”Apakah laporan Komisi I DPR atas hasil uji kelayakan fit and proper test calon Panglima TNI tentang pemberhentian Marsekal Hadi Tjahjanto dan menetapkan Jenderal Andika Perkasa sebagai calon Panglima TNI tersebut dapat disetujui?” Tanya Puan yang dijawab ”Setuju” oleh anggota DPR yang hadir di ruang sidang.
Puan kemudian meminta Andika naik ke mimbar meja pimpinan untuk memperkenalkan diri ke anggota DPR yang hadir. Selanjutnya, Andika berfoto dengan empat pimpinan DPR, yakni Puan, Lodewijk F Paulus, Sufmi Dasco Ahmad, dan Rachmad Gobel.
Baca Juga: Jenderal Andika Perkasa Janji Jaga Soliditas TNI
”Selamat kepada calon Panglima TNI semoga dapat menjalankan peran strategis dalam memimpin TNI dan melaksanakan kebijakan pertahanan negara dengan penuh tanggung jawab dan amanah,” kata Puan.
DPR juga memberikan apresiasi atas dedikasi tinggi yang telah diberikan Marsekal Hadi Tjanhjanto saat menjadi Panglima TNI. Selama mengabdikan diri di TNI, Hadi dinilai telah berbuat banyak untuk negara dan rakyat.
Seusai paripurna, Andika mengatakan masih menunggu kabar dari Presiden Joko Widodo mengenai pelantikannya. Ia mengaku belum mengetahui jadwal pelantikan. ”Berikutnya saya menunggu resminya dari Presiden,” katanya.
Puan mengatakan, DPR akan segera mengirim surat persetujuan Panglima TNI kepada Presiden Jokowi. Seusai mendapat persetujuan dari DPR, tahap selanjutnya dalam pengangkatan Panglima TNI adalah pelantikan oleh Presiden.
”Kemarin kita sudah dengar visi dan misi calon Panglima TNI. Mudah-mudahan dalam waktu relatif singkat, yaitu 1 tahun, program-program Pak Andika dapat terlaksana,” ujar Puan.
Untuk diketahui, usia pensiun TNI adalah 58 tahun. Adapun Andika akan memasuki usia 58 tahun pada 21 Desember 2022. Dengan demikian, Andika memiliki waktu sekitar 13 bulan sebelum masuk usia pensiun.
Memilih prioritas
Meskipun relatif singkat, Puan berharap Andika bisa bekerja maksimal. ”Ini akan menjadi tantangan bagi Jenderal Andika Perkasa untuk mewujudkan program-programnya membawa TNI menjadi kekuatan pertahanan yang unggul dan hebat sebelum memasuki masa pensiun nanti,” tuturnya.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Sukamta, mengatakan, tantangan terbesar Andika adalah tugas yang cukup banyak, tetapi masa tugasnya relatif pendek. Oleh sebab itu, perlu ada prioritas yang harus diambil agar kinerjanya selama menjadi Panglima TNI bisa maksimal.
PKS, lanjutnya, menilai ada tiga hal yang perlu menjadi prioritas Andika. Pertama, tugas TNI dalam menjaga kedaulatan Indonesia khususnya di wilayah perbatasan yang sedang memanas, seperti di Laut Natuna Utara serta perbatasan Papua dengan Papua Niugini. Sebab, dua wilayah ini menjadi perhatian dari masyarakat Indonesia dan internasional.
”Langkah taktis, strategis, dan humanis harus dilakukan secara tepat,” katanya.
Prioritas kedua, Panglima TNI mesti memiliki strategi dan solusi dalam menangani masalah pertahanan siber dan bawah laut. Beberapa tahun terakhir, pertahanan siber berulang kali diretas. Peretas meretas situs-situs pemerintah dan ditengarai mengambil data-data strategis negara. Adapun seaglider memetakan bawah laut Indonesia dengan beragam potensi lautannya.
Ketiga, Panglima TNI harus meningkatkan kapasitas, kualitas, profesionalitas dan kesejahteraan anggota TNI. Dengan kesejahteraan yang memadai, diharapkan bisa mendorong peningkatan kualitas anggota TNI.
”Jangan ada lagi berita-berita tentang kondisi memprihatinkan anggota TNI beserta alutsistanya yang tengah berjuang di garda depan pertahanan negara,” ujar legislator dari dapil DI Yogyakarta itu.
Meutya menambahkan, setidaknya dua kerja prioritas bagi Andika di masa jabatan yang relatif singkat ini, yakni penguatan sumber daya manusia dan kesejahteraan prajurit. Jika semua itu dapat dikerjakan secara optimal, ia meyakini soliditas di internal TNI juga makin kuat.
”Insya Allah, kalau beliau fokus di situ, untuk ketiga matra bisa solid. Yang penting, kan, itu. Bagaimana menyolidkan adalah bagaimana beliau ditantang untuk bisa menaikkan kesejahteraan, sekaligus penguatan SDM. Jadi, memang harus pilih prioritas karena waktu kerjanya mungkin tidak sepanjang Panglima Hadi. Nah, di antara prioritas itu, yang kami betul-betul tekankan adalah penguatan SDM, sekaligus kesejahteraan prajurit,” papar Meutya.
Selain itu, Meutya mengaku, juga telah menitip pesan kepada Andika agar mampu membuat TNI menjadi lebih profesional. Andika harus mampu pula menjaga, bahkan meningkatkan, harapan publik terhadap TNI.
”Ini, kan, animo publik cukup tinggi terhadap beliau. Pengharapannya tinggi sehingga beliau harus mampu men-deliver harapan yang tinggi dari masyarakat. Kalau kita lihat sekarang, dari berbagai lembaga survei, kan, TNI sebagai salah satu lembaga yang dipercaya publik, bagaimana ini bisa dipertahankan, bahkan ditingkatkan,” tutur Meutya.
Ketua Fraksi Gerindra DPR Ahmad Muzani meyakini Andika mampu mengoordinasi semua kekuatan TNI menjadi sebuah kekuatan angkatan bersenjata yang tangguh dalam menjaga pertahanan Indonesia. Pengalaman Andika sebagai kepala staf Angkatan Darat (KSAD), lanjutnya, akan menjadi bekal yang sangat berharga ketika Andika dilantik menjadi Panglima TNI.
”Sehingga kemampuan itulah yang saya kira akan kita lihat pada hari-hari mendatang. Saya percaya Jenderal Andika bisa melaksanakan tugas itu dengan baik dan benar untuk kepentingan bangsa dan negara,” kata Muzani.
Dalam penanganan konflik di Papua pun, Muzani berpandangan, Andika akan mampu menyelesaikannya dengan baik. Sebab, Andika sudah mengetahui anatomi masalah di Papua.
”Pendekatan-pendekaran apa yang akan dilakukan dan pilihan-pilihan yang akan dipilih beliau, saya percaya akan ditangani beliau secara paripurna dan komprehensif,” ujarnya.
Terkait pengganti Andika di posisi KSAD, menurut Muzani, itu merupakan hak prerogatif Presiden sebagai panglima tertinggi. ”Saya kira tidak ada problem, biasa dalam sebuah tubuh organisasi besar seperti TNI AD selalu ada dinamika. Tetapi siapa pun yang ditunjuk oleh Presiden, nanti semua kembali kepada loyalitas yang menyatu,” tuturnya.