Nilai-nilai kepahlawanan tumbuh dan bersemi di tengah beragam kesulitan masyarakat menghadapi pandemi Covid-19. Publik berharap nilai-nilai kepahlawanan ini terus terawat pada aspek yang lebih luas.
Oleh
Dedy Afrianto
·5 menit baca
Selama 20 bulan melewati masa pandemi, modal sosial berupa nilai-nilai kepahlawanan agaknya menguat di akar rumput. Saling bahu-membahu di tengah pandemi banyak dirasakan oleh publik dan menjadi penguat tradisi gotong royong yang konon makin terkikis.
Kondisi ini terekam dalam jajak pendapat Litbang Kompas pada 20-23 Oktober 2021. Sebanyak empat dari 10 responden merasakan nilai-nilai kepahlawanan di lingkungan sekitar semakin menguat dibandingkan periode sebelum pandemi. Hal ini dirasakan oleh responden pada berbagai daerah di Indonesia, baik yang berdomisili di Sumatera, Jawa, hingga Maluku dan Papua.
Nilai-nilai kepahlawanan yang paling dirasakan oleh masyarakat semakin menguat di tengah pandemi adalah solidaritas sosial. Hampir separuh responden (46,6 persen) menilai solidaritas sosial seperti membantu sesama dan budaya gotong royong kian kuat dirasakan selama pandemi di lingkungan sekitar.
Dalam catatan Kompas, selama pandemi gerakan saling membantu warga jamak ditemui pada berbagai daerah di Indonesia. Di Solo, Jawa Tengah, misalnya, terdapat program Jemuran Berbagi yang digerakkan oleh sukarelawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Joyosuran. Warga yang mampu dapat meletakkan makanan di tiang jemuran di depan rumah, sementara warga yang membutuhkan dapat mengambil sesuai kebutuhan.
Contoh lain juga muncul di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Melalui gerakan Saling Bantu-Saling Jaga, sekelompok masyarakat membantu orang-orang yang menjalani isolasi mandiri sehingga tidak kekurangan kebutuhan selama menjalani isolasi.
Selain solidaritas sosial, tindakan patuh pada protokol kesehatan untuk kepentingan bersama juga menjadi nilai-nilai kepahlawanan yang cukup banyak ditemukan oleh responden di lingkungan sekitar. Meski situasi pandemi sudah mulai mereda, protokol kesehatan menjadi hal yang relatif masih tetap dipatuhi guna mencegah tertular Covid-19 di tingkat desa dan RT/RW.
Nilai-nilai kepahlawanan berikutnya yang juga turut dirasakan oleh masyarakat adalah munculnya inovasi dan kreativitas di tengah beragam kesulitan. Inovasi ini muncul sebagai bagian dari jalan keluar terhadap kesulitan yang dihadapi masyarakat akibat pandemi. Di antaranya adalah pemanfaatan teknologi demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Misalnya, pasar digital menjadi ranah inovasi yang mulai jamak ditemui dan dimanfaatkan oleh para pedagang kecil. Sejumlah pedagang sayur keliling turut memanfaatkan teknologi (aplikasi di telepon pintar) untuk menjual barang dagangannya hingga ke kompleks perumahan.
Di tengah kesulitan akibat pembatasan aktivitas, ide-ide kreatif lahir dan membantu perputaran roda ekonomi negara mulai dari skala mikro. Inovasi dan kreativitas ini dinilai publik juga bagian dari nilai-nilai kepahlawanan karena mampu menjadi solusi dari persoalan yang dihadapi oleh bangsa.
Tumbuhnya nilai kepahlawanan di tengah-tengah masyarakat juga tergambar dari penilaian publik pada sosok yang kini dianggap sebagai pahlawan. Selain tenaga kesehatan, keluarga dan orang sekitar dinilai oleh responden sebagai sosok pahlawan di tengah kondisi saat ini. Artinya, orang-orang terdekat tampak begitu berperan di tengah kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat selama pandemi.
Konsistensi
Kini, saat pandemi mulai terkendali dan aktivitas di luar ruangan mulai jamak dilakukan, publik berharap nilai-nilai kepahlawanan yang telah terawat selama 20 bulan terakhir tetap terjaga. Nilai-nilai kepahlawanan sangat dibutuhkan agar Indonesia tidak kembali mengalami perburukan situasi pandemi.
Nilai kepahlawanan utama yang paling diharapkan oleh publik tetap ada di akar rumput di tengah situasi saat ini adalah upaya untuk saling membantu. Sebanyak separuh responden (49,8 persen) berharap tindakan saling membantu warga yang kesulitan ekonomi ataupun kesehatan menjadi hal yang tidak luntur setelah laju penambahan kasus positif Covid-19 mereda.
Harapan lain yang juga muncul dari responden di tengah situasi saat ini adalah konsistensi dalam menerapkan protokol kesehatan. Lebih sepertiga responden (34,5 persen) berharap masyarakat tetap mengikuti protokol kesehatan yang ketat, terutama menahan diri untuk berkerumun. Munculnya harapan ini tidak terlepas dari pelonggaran aktivitas di luar rumah seiring penurunan level PPKM pada berbagai daerah.
Menilik peta zonasi risiko pandemi hingga 5 November 2021, tidak ada satu pun daerah di Indonesia yang masuk kategori zona merah. Artinya, perbaikan pengendalian pandemi terjadi hampir merata pada berbagai daerah di Indonesia. Meski demikian, penerapan protokol kesehatan tentu perlu menjadi perhatian khusus untuk mengantisipasi gelombang kenaikan laju penambahan kasus pada akhir tahun.
Harapan
Nilai kepahlawanan yang terawat selama pandemi juga menumbuhkan harapan publik pada aspek yang lebih luas. Dalam satu tahun yang akan datang, muncul harapan di tengah-tengah masyarakat agar nilai-nilai kepahlawanan tidak hanya muncul dalam konteks pandemi.
Sebanyak 4 dari 10 responden berharap nilai-nilai kepahlawanan juga muncul pada bidang hukum. Penegakan hukum dinilai membutuhkan sosok yang menjunjung nilai-nilai kepahlawanan seperti kejujuran, integritas, dan loyalitas pada negara.
Aspek hukum memang tengah menjadi sorotan publik. Dalam survei tatap muka yang dilakukan oleh Litbang Kompas pada 26 September-9 Oktober 2021 lalu, kepuasan pada kinerja pemerintah dalam bidang hukum mengalami penurunan akibat sejumlah persoalan seperti masih maraknya kasus korupsi, vonis ringan para koruptor dan pemotongan hukuman koruptor. Inilah yang menyebabkan hukum menjadi bidang utama yang diharapkan publik membutuhkan nilai kepahlawanan.
Upaya preventif dan kuratif dalam pemberantasan korupsi juga menjadi aspek yang menurut publik membutuhkan nilai-nilai kepahlawanan, terutama nilai integritas dan kejujuran. Banyaknya pejabat daerah yang dalam satu tahun terakhir tersandung kasus korupsi menjadi salah satu faktor munculnya perhatian publik pada bidang ini. Pada jabatan kepala daerah, misalnya, sepanjang tahun 2021 terdapat tujuh kepala daerah yang tersandung kasus korupsi sehingga menarik atensi publik di berbagai daerah.
Munculnya harapan ini menegaskan bahwa publik menginginkan nilai kepahlawanan tidak hanya muncul di tengah-tengah masyarakat, melainkan juga pada tataran elite. Nilai-nilai kepahlawanan ini tentu perlu terus dirawat sekalipun Indonesia tidak lagi berada dalam masa pandemi.