BSSN menyatakan situsnya yang telah diretas tidak akan dipulihkan karena di dalamnya sudah tidak terdapat data penting lagi. Situs pun sudah ditutup. Dipastikan pula seluruh data kini tersimpan dengan aman.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN tengah menelusuri pelaku peretasan situsnya. Sejauh ini, indikasi serangan berasal dari Brasil. Untuk mencegah serangan lanjutan, BSSN mengimbau seluruh kementerian dan lembaga untuk memperkuat sistem keamanan sibernya.
Juru Bicara BSSN Anton Setiawan saat dihubungi di Jakarta, Selasa (26/10/2021), mengatakan, tim masih menelusuri siapa di balik pelaku peretasan situs Pusat Malware Nasional (Pusmanas) BSSN. Untuk saat ini, BSSN mendapati indikasi serangan berasal dari Brasil.
”BSSN terus fokus untuk mengevaluasi dan menguatkan sistem di internal,” ujar Anton.
Peretasan berupa perubahan halaman muka (defacement) pada situs Pusmanas BSSN, https://pusmanas.bssn.go.id/, terlihat pada Senin (25/10/2021) pagi. Hingga siang ini, situs Pusmanas belum bisa diakses publik. Meski demikian, tampilan dari peretas berikut pesannya sudah tidak lagi terlihat.
Yang terpenting saat ini adalah penguatan sistem keamanan siber di seluruh instansi pemerintahan. Hal ini menjadi penting karena bukan tidak mungkin pelaku peretasan akan mengincar jaringan keamanan instansi lain.
Direktur Operasi Keamanan Siber Nasional BSSN Ferdinand Mahulette menyampaikan, situs itu tidak akan dipulihkan karena di dalamnya sudah tidak terdapat data penting lagi. Situs pun sudah ditutup. Ia memastikan seluruh data kini tersimpan dengan aman.
”Kalau dipulihkan, kan, berarti ada sesuatu yang penting di situ,” ujar Ferdinand.
Menurut Ferdinand, yang terpenting saat ini adalah penguatan sistem keamanan siber di seluruh instansi pemerintahan. Hal ini menjadi penting karena bukan tidak mungkin pelaku peretasan akan mengincar jaringan keamanan instansi lain.
Sebagaimana hasil tangkapan layar yang diterima Kompas, di halaman muka situs Pusmanas BSSN terdapat tulisan, ”Hacked by theMx0nday. NSA da indonesia pwnetada KKKKKKKKKKKK. Son1x was here 3:)”. Selain itu, peretas juga menyisipkan pernyataan berupa penghinaan terhadap negara dan menyebut bahwa aksi ini merupakan aksi balasan bagi peretas Indonesia yang telah meretas situs Brasil.
Ferdinand khawatir aksi balas-membalas antarperetas ini malah semakin membuka ruang kerentanan kementerian/lembaga lain. Untuk itu, BSSN juga telah sudah membuat imbauan keamanan kepada seluruh kementerian/lembaga agar memperkuat sistem keamanan sibernya pascakasus peretasan ini.
”Takutnya begini, hacker-hacker yang lain (dari Indonesia) dengar (lembaga pemerintahannya diserang) begitu, lalu menyerang balik ke situs Brasil. Jadi, serang-serangan enggak jelas. Nah, kalau diserang, saya takutnya ada sisi kementerian dan lembaga kita yang juga lemah, disikat habis sama dia (peretas). Nah, kami, kan, sulit. Ini yang akan jadi ramai kalau itu terjadi karena saling serang-serangan,” tutur Ferdinand.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Effendi Simbolon, berpendapat, kasus ini mengindikasikan perlunya evaluasi yang serius pula pada pimpinan dan manajemen BSSN. Ia melihat, belakangan lembaga tersebut semakin disfungsional.
Evaluasi lembaga dan manajemen
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Effendi Simbolon, berpendapat, kasus ini mengindikasikan perlunya evaluasi yang serius pula pada pimpinan dan manajemen BSSN. Ia melihat, belakangan lembaga tersebut semakin disfungsional.
Indikasi disfungsionalitas lembaga itu, lanjutnya, semakin kuat karena dipinggirkannya sosok-sosok yang justru ahli di bidang intelijen keamanan. Padahal, sosok-sosok itu sangat dibutuhkan di perkembangan teknologi dan media sosial seperti sekarang. Semua ini, menurut dia, berujung pada pentingnya mengevaluasi pimpinan BSSN.
”Karena kami lihat enggak berfungsi baik BSSN ini. Saya lihat faktor pimpinannya lemah, manajerialnya juga lemah. Perlulah refreshing. Presiden perlu mengambil sikap, kepemimpinannya diperbarui, manajemennya disegarkan menunju BSSN yang berstandar internasional,” kata Effendi.
BSSN yang berstandar internasional ini, lanjut Effendi, sangat dibutuhkan karena berdasarkan hasil laporan yang diterima Komisi I, jutaan serangan masuk ke negara ini. Dari jutaan serangan itu, dipastikan beberapa bisa ditangkal, tetapi ada pula yang mampu menembus jaringan keamanan nasional.
”Ini, kan, fakta. Berarti, kan, ketidakmampuan BSSN dalam fungsinya. Jadi disfungsional dan butuh dievaluasi kembali,” ucap Effendi.