Presiden Joko Widodo dalam acara ”Zikir dan Doa Kebangsaan 76 Tahun Indonesia Merdeka” kembali mengajak semua elemen bangsa untuk bergandengan tangan melakukan ikhtiar lahir dan batin mengatasi Covid-19.
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Semangat persatuan dan kebersamaan yang dicontohkan para pendiri bangsa diharapkan terus menyala di tengah pandemi Covid-19. Semangat gotong royong antara pemerintah dan segenap elemen bangsa akan membawa Indonesia mengakhiri pandemi Covid-19.
Presiden Joko Widodo mengingatkan, semangat persatuan dan kebersamaan semua anak bangsa tanpa mengenal perbedaan, suku agama, dan golongan yang membawa kemerdekaan Indonesia. Semangat gotong royong ini diharapkan diwarisi semua elemen bangsa saat ini.
”Saat ini negara kita menghadapi ujian yang sangat berat, yaitu pandemi Covid-19. Karena itu, saya mengajak semua elemen bangsa untuk bergandengan tangan melakukan ikhtiar lahir dan batin mengatasi Covid-19,” kata Presiden Joko Widodo dari Istana Kepresidenan Bogor dalam acara ”Zikir dan Doa Kebangsaan 76 Tahun Indonesia Merdeka”, Minggu (1/8/2021) petang, yang diselenggarakan secata luring dan daring.
Hadir, antara lain, Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Polri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH Miftachul Akhyar, serta para pemuka agama lainnya.
Acara yang mengawali rangkaian peringatan 76 Tahun Indonesia Merdeka ini bertema ”Bersyukur atas Kemerdekaan, Berdoa dan Berikhtiar untuk Mewujudkan Indonesia Maju”. Zikir dipimpin Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah KH Said Aqil Husin Al Munawar.
Presiden Joko Widodo juga berterima kasih atas berbagai upaya dan dukungan dari alim ulama, para pemuka agama, dan para mubalig yang selalu mengajak umat untuk mematuhi protokol kesehatan, membantu mempercepat vaksinasi, dan membimbing umat melalui situasi sulit ini.
Dalam tausiyahnya, Wapres Ma’ruf Amin juga mengingatkan adanya rahmat Tuhan dalam setiap perjuangan bangsa. Hal ini tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Selain itu, para pendiri negara menunjukkan sikap cinta Tanah Air, hubbul wathan minal iman. Sikap ini membuat semua berjuang bahu-membahu tanpa takut mati dan tidak terlalu mempermasalahkan siapa pemimpinnya.
Dua bulan setelah merdeka, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asy’ari, membuat fatwa jihad dan menguatkan semangat untuk melawan upaya menjajah kembali Indonesia. Masyarakat tergerak, pertempuran 10 November pecah di Surabaya, dan kemerdekaan Indonesia terjaga.
”Itu semangat hubbul wathan minal iman, cinta Tanah Air. Andai kita sekarang mampu menumbuhkan semangat ini, apa pun yang kita hadapi pasti bisa diatasi,” kata Wapres Amin.
Doa juga diharapkan terus dipanjatkan. Dengan demikian, semangat persatuan kesatuan bangsa, semangat perjuangan, semangat kebangkitan nasional bisa terus ditumbuhkan dalam menghadapi berbagai tantangan, khususnya Covid-19 saat ini.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menambahkan, selain menambah kekuatan iman, pemerintah dan masyarakat perlu bersatu dalam menghadapi pandemi Covid-19. Semua aparatur sipil negara, TNI-Polri, ulama, tokoh agama, dan tokoh masyarakat perlu berperan aktif menyosialiasikan protokol kesehatan dan menjadi teladan bagi masyarakat.
Gotong royong dan kebersamaan, menurut Ketua Umum PB Majelis Zikir Hubbul Wathan KH Mustofa Said Aqil Siroj, adalah modal untuk mengatasi pandemi Covid-19. Saat ini diperlukan upaya bersama, saling peduli, dan mengikis opini-opini negatif yang membuat kita lemah.