HUT Ke-76 Kemerdekaan RI akan kembali dirayakan dalam suasana pandemi. Meskipun dibekap sunyi, jauh dari kerumunan perlombaan tujuhbelasan, semangat merayakannya tak pernah pupus.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·5 menit baca
Masih sama seperti tahun lalu, hari ulang tahun atau HUT Ke-76 Kemerdekaan RI akan kembali dirayakan dalam suasana pandemi. Meskipun dibekap sunyi, jauh dari kerumunan perlombaan tujuhbelasan, semangat merayakannya tak pernah pupus. Perayaan tahun ini akan minimalis, tapi diharapkan tetap menyisakan kesan semangat juang.
Penyesuaian akibat pandemi Covid-19 pun lantas menyusup lebih dalam hingga ke lingkup Istana Kepresidenan. Penyelenggaraan Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi dan Upacara Penurunan Bendera akan digelar secara sangat minimalis dengan protokol kesehatan ketat. Jumlah petugas upacara dan tamu undangan akan menjadi yang sangat terbatas.
Penyesuaian akibat pandemi Covid-19 pun lantas menyusup lebih dalam hingga ke lingkup Istana Kepresidenan. Penyelenggaraan Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi dan Upacara Penurunan Bendera akan digelar secara sangat minimalis dengan protokol kesehatan ketat.
Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tetap menggunakan formasi lengkap 17-8-45. Namun, jarak antarpasukan dalam barisan akan diperlebar dan terdapat sejumlah penyesuaian teknis demi menjaga protokol kesehatan.
Serupa dengan HUT Ke-75 RI, warga tetap dapat mengikuti Upacara Peringatan Peringatan Detik-detik Proklamasi dan Upacara Penurunan Bendera secara daring. Sekretariat Presiden lantas membuka pendaftaran bagi 40.000 masyarakat umum yang ingin mengikuti upacara secara daring. Pendaftaran daring dimulai sejak Jumat (30/7/2021).
Angka 40.000 peserta upacara ini segera mengingatkan pada pemberitaan Kompas pada Kamis, 18 Agustus 1994, berjudul ”Peringatan Detik-detik Proklamasi Dihadiri 40.000-an Orang”. Ketika itu, sekitar 40.000 orang baik undangan maupun masyarakat umum menyaksikan peringatan ke-49 detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di halaman Istana Merdeka pada Rabu (17/8/1994).
Presiden Soeharto bertindak sebagai inspektur upacara, sedangkan komandan upacara adalah Kol Inf Susilo Bambang Yudoyono yang kala itu menjabat sebagai Asisten Operasi Kasdam Jaya. Seperti umum terjadi pada masa-masa sebelum pandemi, kemeriahan kehadiran 40.000 orang yang hadir langsung di Istana Merdeka segera langsung terasa.
Upacara dimulai pukul 10.00 WIB dan berlangsung sekitar 55 menit. Upacara diawali dengan 17 kali dentuman meriam dan bunyi sirene yang panjang. Peserta inti upacara terdiri dari empat kompi pasukan, masing-masing satu kompi dari ketiga angkatan dan Polri. Menurut panitia peringatan HUT Prolamasi, disediakan 17.000 kursi untuk tamu dan undangan yang ditempatkan di setiap sisi halaman Istana Merdeka.
Peserta membeludak
Tetapi, yang datang tampaknya melebihi kapasitas tempat duduk sehingga sebagian besar tamu dan undangan lainnya terpaksa mengikuti upacara sambil berdiri di tempat-tempat lain, tetapi masih di sekitar halaman Istana. Sekitar 20.000 warga umum, termasuk sejumlah pejabat asing dan turis, turut menyaksikan upacara ini dari luar halaman Istana Merdeka. Mereka berdiri di seputar Jalan Medan Merdeka Utara.
”Sebagai ketua panitia nasional saya sangat senang. Itu menunjukkan bagaimana sifat nasionalisme kita dapat tecermin dan kita pelihara untuk ditampilkan kembali dalam momen-momen seperti ini. Secara pribadi, saya sangat senang. Sambutan masyarakat di luar juga cukup hangat. Ini sekaligus sebagai perayaan nasional yang melibatkan semua bangsa,” tutur Mensesneg Moerdiono ketika ditanya wartawan tentang membeludaknya masyarakat umum kala itu.
Seolah tak ingin kehilangan kemeriahan perayaan kemerdekaan seperti di era sebelum pandemi, Sekretariat Presiden kembali mengajak masyarakat turut memeriahkan pesta akbar kemerdekaan dengan turut serta mengikuti upacara secara virtual. Masyarakat hanya perlu mendaftarkan diri terlebih dahulu melalui laman Pandang Istana yang beralamat di pandang.istanapresiden.go.id.
Pemohon yang mengajukan kuota undangan tersebut akan terlebih dahulu dilakukan verifikasi data untuk kemudian memperoleh pesan melalui Whatsapp dan surel yang berisi ketentuan untuk mengikuti jalannya upacara secara langsung melalui konferensi video. Tak hanya menyasar warga di dalam negeri, para diaspora di luar negeri pun dipersilakan mendaftar.
Tak butuh lama setelah peluncuran pendaftaran upacara virtual HUT ke-76, calon peserta segera mengalir.
Tak butuh lama setelah peluncuran pendaftaran upacara virtual HUT ke-76, calon peserta segera mengalir. Sekretariat Presiden pun segera memberikan hadiah bagi lima pendaftar pertama yang telah berhasil melakukan pendaftaran lewat laman pandang.istanapresiden.go.id. Profesi para pendaftar pertama ini pun beragam mulai dari aparatur sipil negara dari berbagai daerah hingga kepala sekolah di SMAN 10 Sigi, Sulawesi Tengah.
Tahun lalu, Sekretariat Presiden juga menggelar upacara kemerdekaan secara daring pada HUT Ke-75 RI dan menerima penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) atas rekor peserta terbanyak. Sekretariat Presiden pun optimistis upacara virtual HUT Ke-76 RI kali ini akan berjalan dengan baik dan lancar.
Pada hari pertama pendaftaran hingga pukul 16.30 WIB telah tercatat 2.110 pendaftar dari dalam negeri dan 14 pendaftar dari luar negeri. ”Kalau bahasa sederhananya kalau tidak daftar akan merugi sekali jadi segera daftar, jangan sampai kehabisan tempat,” ujar Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media, Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
Balap karung virtual
Mengangkat tema ”Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh”, peringatan kemerdekaan tahun ini akan digelar secara sangat minimalis serta fokus pada kegiatan-kegiatan virtual. Meski digelar minimalis, Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyebut bahwa beragam perlombaan, panggung hiburan, pertunjukan kesenian, dan kegiatan lainnya yang identik digelar selama bulan Agustus akan tetap dihadirkan.
Sejak diinisiasi pada 2017, Bulan Kemerdekaan meliputi acara pokok kenegaraan, seperti Pidato Kenegaraan, Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi, dan Upacara Penurunan Bendera Merah Putih. Berbagai acara festival dan kegiatan bernuansa khidmat, seperti Zikir dan Doa Kebangsaan, pun selalu menjadi tradisi pembuka Bulan Kemerdekaan.
”Yang sama adalah acara kenegaraan, yang beda yang festivalnya,” ujar Pratikno dalam jumpa pers virtual tentang Bulan Kemerdekaan dan Rumah Digital Indonesia bersama Staf Khusus Presiden Putri Tanjung dan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Jumat (30/7/2021).
Tahun ini, ekspresi perayaan kemerdekaan akan berpindah ke ruang digital. Suasana kemerdekaan secara digital, antara lain, dapat dinikmati melalui kanal Rumah Digital Indonesia www.rumahdigitalindonesia.id, selama satu bulan penuh mulai 1 Agustus sampai 31 Agustus 2021. Melalui kanal Rumah Digital, masyarakat, antara lain, bisa mengikuti lomba seperti makan kerupuk hingga balap karung secara virtual.
Rumah Digital Indonesia juga akan menayangkan rangkaian Upacara Peringatan HUT Ke-76 Kemerdekaan RI Tahun 2021, beragam pertunjukkan seni, panggung hiburan, serta pasar digital produk usaha mikro, kecil, dan menengah unggulan. ”Arenanya digital. Semangat dan kemeriahannya sama. Ruangnya beda. Daya juang yang diserap mengisi kemerdekaan tetap sama,” tambah Pratikno.