Dari 28 pesawat angkut Hercules, disiapkan empat pesawat untuk mengambil obat-obatan dan alat kesehatan di India dan China. Hal ini sebagai upaya memenuhi kebutuhan penanganan pandemi Covid-19 di dalam negeri.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Untuk memenuhi kebutuhan dan mempercepat distribusi obat-obatan bagi pasien Covid-19, Kantor Staf Presiden atau KSP mengawal koordinasi dukungan serta bantuan transportasi untuk impor bahan baku obat dan obat-obatan. Pengadaan obat masih terkedala beberapa isu, mulai dari kelangkaan obat impor, persoalan transportasi karena terbatasnya kargo, hingga clearance atau pemeriksaan bea cukai yang butuh waktu lama, tujuh sampai sepuluh hari.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dalam rapat koordinasi secara virtual, Kamis (29/7/2021), mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan berbagai permasalahan tersebut dalam rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo. Oleh karena itu, KSP menindaklanjuti dengan menggelar rapat koordinasi untuk meminta informasi terkait pengadaan obat-obatan penanganan Covid-19.
Pengadaan obat masih terkedala beberapa isu, mulai dari kelangkaan obat impor, persoalan transportasi karena terbatasnya kargo, dan clearance atau pemeriksaan bea cukai yang butuh waktu lama, tujuh sampai sepuluh hari.
”Permasalahan sudah saya sampaikan di rapat terbatas. Untuk transportasi nanti ada dukungan dari TNI, kemudian masalah clearance bea cukai harus dipercepat. Kami butuh informasi detail terkait apa yang mau diimpor, berapa besarnya, dan jenisnya apa saja sehingga bisa terakomodasi dengan baik dan segera kita percepat prosesnya,” ujar Moeldoko dalam keterangan pers tertulis.
Pemerintah telah mendengar dan memantau isu ini sehingga akan memfasilitasi transportasi obat-obatan dan alat kesehatan dari luar negeri. Namun, Moeldoko mengingatkan semua pihak untuk tidak memanfaatkan kemudahan ini demi keuntungan pribadi.
”Dengan adanya fasilitas kemudahan ini, silakan manfaatkan dengan sebaiknya karena kita ingin ketersediaan obat segera terpenuhi. Tapi, kemudahan ini jangan dimanfaatkan kepentingan pribadi. Urusannya dengan saya nanti,” katanya.
Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Agusdini Banun Saptaningsih mengatakan telah berkoordinasi dengan industri obat dan kedutaan-kedutaan di luar negeri untuk pemenuhan pasokan obat. Stok Intravenous Immunoglobulin akan dipasok lewat Iran. Namun, proses pengirimannya kemungkinan pada akhir Agustus.
Remdesivir akan didatangkan dari India, Mesir, dan Bangladesh. ”Sebenarnya, rata-rata dari industri farmasi sudah punya jadwal penerbangan dan punya bea cukai tiap-tiap negara. Tapi, ada kesulitan transportasi untuk mengambilnya. Sementara itu, ada contoh lain, seperti PT Kalbe Farma yang bisa memproduksi Favipiravir, tapi bahan bakunya masih harus diimpor dari China,” ujar Agusdini.
Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Agusdini Banun Saptaningsih mengatakan telah berkoordinasi dengan industri obat dan kedutaan-kedutaan di luar negeri untuk pemenuhan pasokan obat.
Pesawat Hercules
Dukungan kerja sama internasional, menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri Cecep Herawan, bisa dilakukan antarpemerintah, dari entitas di luar negeri, dan dari diaspora. ”Memang banyak barang yang dikirim langsung oleh negara ataupun entitas ke Indonesia. Namun, ada yang butuh dukungan transportasi untuk mengambil barang itu. Sebagai contoh ada beberapa di Singapura dan China yang harus kita ambil sendiri,” ujarnya.
Cecep menyatakan, Kementerian Luar Negeri akan membantu pihak pemerintah ataupun perusahaan farmasi yang memerlukan bantuan dalam mendapatkan izin ekspor obat-obatan. ”Di tengah pandemi ini, izin ekspor memang agak sulit. Kalau ada dari pihak perusahaan farmasi yang membutuhkan bantuan, silakan hubungi kami agar kami lakukan mediasi,” katanya.
Terkait dukungan transportasi, Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayjen Syafruddin mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan pesawat angkut Hercules guna membantu transportasi impor obat-obatan dan alat kesehatan untuk penanganan Covid-19.
”Dari 28 pesawat angkut Hercules, kami akan siapkan empat pesawat untuk mengambil obat-obatan dan alat kesehatan di India dan China. Saat ini kami sedang menunggu jadwal pengambilan. Kami harap bisa kami dapatkan jadwal lebih cepat agar kami bisa bersiap,” ucapnya.