Wapres Amin Minta Optimalisasi Penanganan Pandemi di Hulu
Akibat penanganan di hulu yang belum tepat, rumah sakit kekurangan tempat tidur hingga ruang isolasi. Seluruh jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Jateng diminta bekerja ekstra keras menangani pandemi di hulu.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Provinsi Jawa Tengah masih menjadi salah satu provinsi penyumbang kasus harian positif Covid-19 terbesar di Indonesia. Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta jajaran Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di Provinsi Jateng untuk bekerja ekstra keras menangani pandemi, khususnya di hulu.
Penambahan kasus baru di Jateng tercatat 5.371 orang dan kasus meninggal 309 orang per Jumat (23/7/2021). Bahkan, sehari sebelumnya, Jateng mencatat angka kematian akibat Covid-19 tertinggi di Indonesia, yaitu 402 orang. ”Yang hilir itu adalah akibat dari penanganan hulu yang belum tepat,” ujar Wapres Amin ketika memberikan pengarahan kepada Satgas Penanganan Covid-19 Jateng, melalui konferensi video, Jumat (23/7/2021).
Akibat penanganan di hulu yang belum tepat, rumah sakit kekurangan tempat tidur, oksigen, tenaga kesehatan, ruang isolasi, dan ICU. ”Ini semua karena penanganan di hulu ini kurang pas karena memang hilir itu akan sangat ditentukan oleh hulu,” kata Wapres Amin.
Seluruh jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Jateng diminta bekerja ekstra keras menangani pandemi di hulu. Penanganan di hulu meliputi optimalisasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), penerapan protokol kesehatan, pelaksanaan 3T (testing, tracing, dan treatment), dan program vaksinasi. ”Berapa pun di hilir itu kita sediakan tidak akan bisa (mencukupi) kalau hulunya tak tertangani dengan baik,” ujarnya.
Jumlah solusi di hilir, seperti tingkat ketersediaan tempat tidur (BOR), obat-obatan, ruang isolasi, dan ICU untuk pasien Covid-19 tidak akan pernah cukup jika masalah di hulu tetap terjadi. ”Saya juga mohon perhatian untuk permukiman yang padat, seperti sekolah, pesantren, atau sekolah yang berasrama, agar diberikan perhatian khusus,” ujar Wapres Amin.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengakui penanganan Covid-19 di hulu memang masih menghadapi kendala, seperti rasio tracing atau pelacakan di Jawa Tengah yang masih cukup kecil, yakni satu banding tiga. Menurut dia, hal ini akibat keterbatasan petugas dan perlengkapan serta sulitnya mendapatkan orang-orang yang mau dilacak.
”Kami sedang mendorong untuk tidak 1:3 kalau perlu 1:15, maka dukungan yang dibutuhkan hari ini adalah memang sumber daya manusia (SDM) dan peralatan,” ujar Ganjar yang juga merupakan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jateng.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito menyebut sedang mengoordinasikan dan mengoptimalkan kerja posko PPKM di Jateng. Posko PPKM ini berfungsi untuk pencegahan, penanganan, pembinaan, dan pemberian bantuan dalam konteks kedisiplinan prokes serta penyaluran bantuan.
Kepala BNPB Ganip Warsito menyebut sedang mengoordinasikan dan mengoptimalkan kerja posko PPKM di Jateng.
Rindu vaksin
BNPB juga akan terus membagikan masker kepada masyarakat. ”Kami sudah membuat satu skema untuk penyaluran masker (yaitu) setiap posko PPKM kami akan kirim satu paket terdiri dari 10.000 masker, kemudian 40 liter hand sanitizer, kemudian ditambah dengan vitamin yang sering dibutuhkan,” tambahnya.
Terkait vaksinasi, Ganjar mengungkapkan cakupan vaksinasi di Jateng juga masih rendah. Suntikan dosis pertama baru 16,16 persen, sedangkan dosis kedua 8,28 persen. Hal ini karena keterbatasan jumlah alokasi vaksin yang diterima dari Kementerian Kesehatan. ”Saya laporkan Pak Wapres, masyarakat ini di Jawa Tengah berebut untuk divaksin. Kawan-kawan bupati/wali kota itu semua rindu vaksin,” ujarnya.
Saat ditanya Wapres Amin tentang kesiapan jumlah vaksinator, Ganjar mengatakan jumlah vaksinator di Jateng sangat mencukupi dengan dukungan tidak hanya dari tenaga kesehatan, tetapi juga TNI dan Polri, bahkan mahasiswa. Satu orang bisa menyuntikkan vaksin bagi 200 orang.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menambahkan, terdapat keterbatasan jumlah vaksin secara nasional pada Juli. Namun, kebutuhan vaksin akan kembali tercukupi mulai Agustus.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menambahkan, terdapat keterbatasan jumlah vaksin secara nasional pada Juli. Namun, kebutuhan vaksin akan kembali tercukupi mulai Agustus. Budi berjanji akan menambah porsi vaksin untuk Jateng mulai akhir Juli.
Pemerintah pusat telah mengirim 570.000 dosis vaksin Sinovac pada Senin (19/7/2021) dan 30.000 dosis vaksin Astrazeneca pada Kamis (22/7/2021). ”Kemudian, tanggal 26 Juli kami akan kirim lagi 275.000 dosis vaksin Astrazeneca hingga akhir minggu (depan) mungkin akan ada 500.000-an lagi yang bisa dikirim,” ujar Budi.
Pertemuan kali ini dihadiri jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jateng, bupati/wali kota se-Jateng, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen Rudianto, Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi, serta jajaran Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Provinsi Jateng.
Selain Menteri Kesehatan dan Kepala BNPB, Wapres juga didampingi Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki, Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin, Sekjen Kementerian Dalam Negeri Muhammad Hudori, Staf Khusus Menteri Sosial Luhur Budijarso, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, serta Staf Khusus Wakil Presiden Masduki Baidlowi.