Kasus Aktif Covid-19 Meningkat, Warga Diminta Waspada
Ada beberapa variabel yang menyebabkan peningkatan kasus Covid-19 di Tanah Air, terutama sesudah Lebaran. Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan dengan menaati betul protokol kesehatan.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kasus aktif Covid-19 di Indonesia pada 23 Mei 2021 mencapai 5,23 persen atau meningkat dibandingkan 19 Mei 2021, yakni 5,01 persen. Adapun angka kesembuhan turun dari 92,22 persen pada 18 Mei 2021 menjadi 91,99 persen pada 23 Mei 2021. Terkait hal tersebut, warga diminta tidak lengah serta tetap waspada dan selalu menaati protokol kesehatan.
Kepatuhan warga terhadap protokol kesehatan pencegahan Covid-19 diingatkan pemerintah agar jangan sampai kendur. ”Tidak boleh longgar. Setiap hari harus diingatkan. Bahkan, setiap jam, setiap menit, harus ada kelompok-kelompok masyarakat yang saling mengingatkan,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo saat memberi keterangan pers seusai rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (24/5/2021).
Doni menuturkan, Presiden Joko Widodo juga kembali mengingatkan arti penting pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro. Strategi pemanfaatan PPKM mikro mesti dioptimalkan. Posko PPKM mikro diharapkan betul-betul bisa menjabarkan program-program yang telah disampaikan pemerintah, termasuk yang berhubungan dengan karantina mandiri bagi mereka yang baru saja kembali dari bepergian.
”Termasuk juga apabila ada lima rumah yang terdapat (anggotanya) positif Covid-19, inisiatif untuk melakukan micro lockdown skala RT (rukun tetangga) betul-betul dilaksanakan. Kami sudah melihat kerja sama di tingkat daerah, di kota dan juga di kabupaten, sudah sangat baik,” kata Doni.
Oleh karena itu, lanjut Doni, kerja sama tersebut perlu terus digalang dan dikumandangkan. Gotong royong memberikan bantuan kepada warga yang terpapar Covid-19 adalah strategi yang dinilai paling murah dibandingkan kalau kondisi sudah tidak terkontrol dan fasenya masuk ke fase yang lebih berbahaya, yakni fase berat dan kritis, yang bisa jadi tidak terselamatkan.
”Ini adalah seluruh perjuangan kita, bekerja keras bersama, untuk menekan kasus aktif harian. Mudah-mudahan kekhawatiran kita, kekhawatiran beberapa pihak, adanya peningkatan kasus pascalibur panjang tidak sampai terjadi begitu besar. Sekali lagi, kepatuhan terhadap protokol kesehatan menjadi modal utama kita,” kata Doni.
Ini adalah seluruh perjuangan kita, bekerja keras bersama, untuk menekan kasus aktif harian. Mudah-mudahan kekhawatiran kita, kekhawatiran beberapa pihak, adanya peningkatan kasus pascalibur panjang tidak sampai terjadi begitu besar. Sekali lagi, kepatuhan terhadap protokol kesehatan menjadi modal utama kita.
Faktor penyebab
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menuturkan ada beberapa variabel yang menyebabkan peningkatan kasus Covid-19, terutama sesudah Lebaran. Variabel tersebut terkait dengan faktor eksogen dan endogen. Faktor eksogen berkaitan dengan mobilisasi penduduk yang diperkirakan akan mencapai peningkatan pada minggu-minggu ini.
Dalam empat hari terakhir, kasus baru menembus 5.000 kasus. ”Ini menunjukkan mobilisasi yang terjadi pasca-Lebaran dan Ramadhan mulai terlihat minggu ini. Jadi, (berdasarkan) kalkulasi dan prediksi yang kita lakukan, mungkin akan mencapai peningkatannya sampai pertengahan Juni mendatang,” ujar Dante.
Terkait faktor endogen, lanjut Dante, Kementerian Kesehatan sudah mengidentifikasi beberapa mutasi baru yang disebut variants of concern, yakni mutasi yang berasal dari India, Afrika, dan Inggris. Secara keseluruhan, Kemenkes sudah mendapatkan 54 kasus. Rinciannya, 35 kasus adalah varian yang berasal dari migran atau luar Indonesia dan 19 kasus berasal dari Indonesia.
”Jadi, sudah ada kontak internal atau penyebaran secara internal dari variants of concern tersebut. Kombinasi antara faktor eksternal berupa mobilisasi dan faktor endogen berupa mutasi dari virus menyebabkan kasus ini akan meningkat beberapa saat ke depan,” kata Dante.
Dante menambahkan, berkenaan dengan hal tersebut, semua pihak tetap harus menjaga protokol kesehatan dan keseimbangannya dengan kebijakan-kebijakan ekonomi. Pemerintah juga menegaskan vaksinasi akan tetap dilaksanakan dan ditingkatkan pasca-Lebaran.
”Kita pernah mencapai 500.000 suntikan per hari. Mudah-mudahan kita bisa mencapai satu juta suntikan per hari pada waktu dekat ini dengan berbagai macam upaya, salah satunya menyederhanakan meja vaksinasi (dari) yang tadinya empat meja menjadi dua meja,” katanya.
Vaksinasi
Upaya percepatan juga dilakukan melalui bantuan dari program vaksinasi gotong royong yang sudah dimulai beberapa waktu lalu. Selain itu, upaya terakhir berupa dimulainya tahap ketiga vaksinasi, yakni vaksinasi untuk masyarakat di daerah rentan.
”Dari berbagai macam kombinasi tersebut, kita akan menghadapi secara optimistis bahwa pandemi ini akan kita atasi dengan baik,” ujar Dante.
Sementara itu, juru bicara vaksinasi Covid-19 tingkat pusat, Reisa Broto Asmoro, menyampaikan, Indonesia akan mendapatkan tambahan suplai vaksin Covid-19 dengan rencana kedatangan vaksin Sinovac sebanyak delapan juta dosis dalam bentuk bahan baku yang kemudian akan diproses PT Biofarma untuk menjadi vaksin siap pakai. Bahan baku vaksin ini dijadwalkan akan tiba Selasa, 25 Mei 2021, pagi.
”Nantinya totalnya lebih dari 80 juta dosis, baik dalam bentuk vaksin jadi maupun bahan baku. Termasuk yang sudah disiapkan untuk vaksinasi gotong royong,” kata Reisa.
Reisa menuturkan, pemerintah sudah bekerja keras menyiapkan vaksin untuk warga. Oleh karena itu, warga diminta siap divaksin saat gilirannya tiba. Giliran masyarakat mendapatkan vaksin saat ini juga semakin mudah dan dipercepat oleh pemerintah.
Kementerian Kesehatan baru saja mengumumkan siapa pun yang memiliki anggota keluarga berusia di atas 50 tahun kini dapat didaftarkan untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Hang Jebat, Jakarta. ”Semoga hal ini dapat diikuti oleh sentra vaksin lainnya di seluruh Indonesia sehingga semakin banyak dan semakin cepat masyarakat mendapatkan perlindungan terhadap Covid-19,” katanya.
Reisa mengajak semua pihak melengkapi upaya melawan Covid-19 yang sudah terjadi setahun lebih ini tidak hanya melalui 3T, yakni tes, telusur, dan terapi, serta 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak aman, dan mencuci tangan. Namun, masyarakat juga diajak menyukseskan vaksinasi Covid-19.
Pada kesempatan tersebut Reisa menuturkan ada baiknya semua warga semakin cermat dalam mengikuti proses vaksinasi. Tips sederhana adalah mereka yang sudah divaksinasi diminta memperhatikan bahwa di surat keterangan atau sertifikat vaksin selalu tercantum nama dan nomor kontak dokter atau vaksinator yang memberikan vaksin sebagai penanggung jawab.
”Apabila ada sesuatu yang dianggap tidak normal dengan kondisi Anda setelah menerima vaksin, langsung hubungi nomor tersebut karena merekalah yang akan memberikan panduan selanjutnya. Dan, tentu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pastikan Anda melakukan vaksinasi dalam kondisi badan yang sehat dan fit. Pastikan sudah siap sebelum datang ke sentra vaksinasi atau pos vaksinasi,” tutur Reisa.
Warga yang memiliki komorbid, lanjut Reisa, diminta berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Hal ini sangat disarankan karena bisa menciptakan ketenangan saat melakukan vaksinasi.
”Ingat, vaksinasi ini bertujuan menyehatkan kita, melindungi kita, bukan sebaliknya. Mari kita lawan hoaks dan dapatkan informasi tentang vaksinasi hanya dari sumber tepercaya dan valid,” kata Reisa.