Pulihkan Kesehatan dan Ekonomi, Vaksinasi Gotong Royong Dimulai
Pelaksanaan vaksinasi gotong royong yang merupakan kolaborasi pemerintah dan swasta dimulai. Tak hanya memutus mata rantai Covid-19, vaksinasi gotong royong juga diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Vaksinasi Covid-19 gotong royong untuk para pekerja mulai diberikan di Indonesia. Hal ini menandai upaya bahu-membahu pemerintah dan pihak swasta dalam membangun kekebalan komunitas untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Kegiatan usaha pun diharapkan dapat berjalan lebih produktif dalam upaya memulihkan perekonomian nasional.
Presiden Joko Widodo pada Selasa (18/5/2021) pagi mengunjungi pabrik PT Unilever Indonesia di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, untuk meninjau pelaksanaan vaksinasi gotong royong untuk para pekerja. Secara serentak, vaksinasi gotong royong juga dilaksanakan di 18 perusahaan yang mengikuti program ini.
”Perusahaan-perusahaan memberikan vaksin kepada seluruh manajemen, karyawan, dan pekerjanya. (Vaksin) diberikan dengan gratis oleh perusahaan dan ini atas kerja sama Kadin dan seluruh perusahaan yang ada di negara kita,” kata Presiden.
Pada tahap pertama, vaksinasi gotong royong ini Indonesia dapat memperoleh 420.000 vaksin. Vaksinasi gotong royong ini diharapkan dapat mempercepat proses vaksinasi di Tanah Air.
Karena itu, Presiden mengharapkan, Indonesia bisa mendapatkan lebih banyak lagi vaksin Covid-19 sehingga vaksinasi gotong royong bisa mempercepat pemenuhan target vaksinasi nasional. Meski begitu, semua pihak diharapkan bisa memahami bahwa mencari dan membeli vaksin bukanlah hal yang mudah karena vaksin menjadi rebutan 215 negara di dunia.
”Diharapkan, kita nanti akan mendapatkan suplai vaksin lebih banyak sehingga proses vaksinasi gotong royong bisa mempercepat target dari vaksinasi yang ingin kita lakukan, yaitu 181.500.000 jiwa penduduk yang ingin kita vaksin,” katanya.
Pemerintah berharap di Agustus 2021 atau maksimal September 2021 penduduk yang divaksin sudah mencapai jumlah sekitar 70 juta orang. Perusahaan, pabrik, dan industri pun diharapkan dapat berproduksi dalam suasana normal kembali.
Vaksinasi juga diharapkan dapat memulihkan perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang pada kuartal I-2021 masih berada di angka minus 0,74 persen bisa naik menjadi 7 persen pada kuartal II-2021. ”Kita semuanya berharap, dengan kerja keras kita, pada kuartal II-2021, pada April, Mei, dan Juni, (pertumbuhan ekonomi) kita sesuai dengan target, yaitu kurang lebih 7 persen bisa kita capai karena produksi di semua lini, perusahaan, usaha semuanya bisa bergerak normal kembali,” katanya.
Produktivitas
Saat berdialog dengan para peserta vaksinasi gotong royong di 18 perusahaan, pabrik, dan industri yang terhubung secara virtual lewat layar video, Presiden Jokowi mengungkapkan kegembiraannya karena program vaksinasi gotong royong telah dimulai. Pemberian vaksinasi gotong royong di kawasan-kawasan produktif tersebut diharapkan memberi perlindungan bagi semua pekerja dari penyebaran Covid-19.
”Dan kita harapkan kawasan-kawasan produksi, kawasan-kawasan industri, pabrik, perusahaan-perusahaan yang produktif ini akan bisa bekerja lebih produktif lagi dan tidak terjadi penyebaran Covid-19. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh perusahaan, manajemen, karyawan, dan tentu saja Kadin yang telah bersama-sama melaksanakan vaksinasi gotong royong ini,” kata Presiden Jokowi.
Dan kita harapkan kawasan-kawasan produksi, kawasan-kawasan industri, pabrik, perusahaan-perusahaan yang produktif ini akan bisa bekerja lebih produktif lagi dan tidak terjadi penyebaran Covid-19. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh perusahaan, manajemen, karyawan, dan tentu saja Kadin yang telah bersama-sama melaksanakan vaksinasi gotong royong ini.
Dengan dimulainya vaksinasi gotong royong itu, Presiden juga mengharapkan kekebalan komunitas dapat segera terbangun. Dengan begitu, penyebaran Covid-19 bisa ditekan atau bahkan dihilangkan dari Indonesia.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, vaksinasi gotong royong merupakan terobosan terbaik yang dilaksanakan Pemerintah Indonesia bersama sektor swasta untuk menggerakkan perekonomian bangsa. Pemberian vaksin bagi karyawan pabrik atau perusahaan swasta dapat menggulirkan lagi sektor industri dengan lebih aman, lebih nyaman, dan lebih baik, supaya produksi bisa maksimal. Nilai tambah yang lebih pun akan didapat dari pergerakan ekonomi tersebut.
”Jadi, ini adalah langkah terbaik yang akan kita lakukan untuk menggerakkan perekonomian. Dan saya ingatkan agar kita semua tetap menjaga protokol kesehatan, meskipun sudah divaksinasi, karena hanya dengan protokol kesehatan itu kita bisa memutus rantai Covid-19,” kata Lutfi.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani menuturkan, program vaksin gotong royong awalnya dimulai bulan Januari 2021, yakni saat dirinya bertemu Presiden Jokowi. Dalam pertemuan itu dibahas pula keinginan untuk mempercepat terbentuknya kekebalan komunitas. ”Dari pembicaraan kami, timbullah kemudian ide dari Bapak (Presiden) mengenai vaksin mandiri, waktu itu namanya, (yang) kemudian menjadi vaksin gotong royong,” ujarnya.
Respons positif
Rosan menuturkan, vaksin gotong royong tersebut kemudian mendapat respons positif, tidak hanya dari para menteri di pemerintahan, tetapi juga dari dunia usaha. Hal ini terbukti dari begitu banyaknya perusahaan, yakni mencapai 22.736 perusahaan dengan 10 juta orang lebih karyawan.
”Tentunya, kami dari dunia usaha mengharapkan vaksin bisa berjalan dengan cepat karena vaksin ini merupakan salah satu faktor dominan yang akan memberikan dampak positif untuk sektor kesehatan. Selain itu juga akan berdampak positif untuk pemulihan ekonomi kita. Jadi, dampaknya sangat besar dan dunia usaha—dalam hal ini Kadin dan seluruh asosiasi—melihat kita bersama-sama dengan pemerintah,” kata Rosan.
Tentunya, kami dari dunia usaha mengharapkan vaksin bisa berjalan dengan cepat karena vaksin ini merupakan salah satu faktor dominan yang akan memberikan dampak positif untuk sektor kesehatan. Selain itu juga akan berdampak positif untuk pemulihan ekonomi kita. —Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani
Kadin memperkirakan, akan lebih banyak lagi perusahaan yang mendaftar vaksinasi gotong royong. ”Mereka juga bilang, kalau boleh tidak hanya pegawai atau keluarganya, tetapi juga, misalnya, masyarakat di sekitar lokasi operasional (usaha) mereka mendapatkan vaksinasi yang mereka berikan secara gratis. Jadi, animonya sangat-sangat luar biasa,” katanya.
Menurut Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, vaksinasi gotong royong merupakan bagian yang harus dilakukan oleh Indonesia sebagai bangsa yang sejak awal menganut asas kegotongroyongan. ”Kalau negara saja yang dikasih tanggung jawab, saya pikir akan menjadi beban yang lebih berat. Akan tetapi, kalau kita sama-sama mengambil tanggung jawab ini, akan jauh lebih baik,” katanya.
Apalagi, lanjut Bahlil, apabila pihak yang melakukan hal ini adalah dari kalangan dunia usaha dengan karyawannya. Apabila kegotongroyongan ini terus terjadi maka diharapkan target maksimal vaksinasi dapat terwujud. ”(Hal) ini akan bisa mengembalikan kepercayaan publik dan opini global terhadap bagaimana penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia,” ujarnya.
Bahlil menuturkan, pertumbuhan ekonomi nasional di atas 5 persen bisa dicapai, terutama dari sumbangan dua sektor, yakni konsumsi dan investasi. Sebanyak 57-60 persen pertumbuhan ekonomi Indonesia disumbang oleh konsumsi dan 30-33 persen oleh investasi. ”Nah, dengan vaksinasi ini, para investor dan para pelaku usaha akan lebih percaya diri lagi untuk melakukan suatu perencanaan yang matang dan realisasi investasi yang pada akhirnya akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan,” katanya.
Hal ini karena, lanjut Bahlil, tujuan akhir dari suatu investasi adalah penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan negara yang merupakan tanggung jawab bersama.
”Jadi, saya terima kasih betul kepada Kadin dan dunia usaha yang melakukan vaksinasi gotong royong. Semoga ini menjadi momentum positif bagi Indonesia dan dunia internasional, dalam melihat bagaimana Indonesia mengelola, menyelesaikan, ataupun menyiasati Covid-19,” ujar Bahlil. (CAS)