Jumlah Pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet Meningkat
Komitmen penanganan pasien Covid-19 tidak hanya dari tenaga medis, tetapi peran masyarakat jauh lebih penting dan dibutuhkan agar tetap ketat menjalankan protokol kesehatan.
Oleh
AGUIDO ADRI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jumah pasien Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, terus meningkat mencapai total 1.266 pasien, Minggu (23/5/2021). Terus meningkatnya angka kasus positif ini membuat pihak Wisma Atlet bersiaga memfungsikan semua menara.
Koordinator Hubungan Masyarakat RSDC Wisma Atlet Letnan Kolonel (Laut) M Arifin mengatakan, dari pembaruan data pukul 18.00 pada Minggu (23/5/2021), ada penambahan pasien sebanyak 44 orang sehingga total mencapai 1.266 pasien.
”Sebelumnya, total ada 1.222 pasien, sekarang tambah lagi 44 orang total jadinya 1.266 pasien. Tingkat keterisian mencapai 21,12 persen dari total 5.994 tempat tidur yang tersedia di Tower 5, 6, dan 7 (rawat inap). Sementara di Tower4 untuk karantina,” kata Arifin.
Dibandingkan dengan Minggu pekan sebelumnya, jumlah pasien akhir pekan ini jauh meningkat. Pada Minggu (16/5), hanya ada 972 orang dirawat dan tingkat keterisian tempat tidur hanya 16,21 persen. Beberapa hari berikutnya sempat ada tren penurunan. Pada Selasa (18/5), jumlah pasien hanya 900 orang dengan 15,01 persen kapasitas keterisian tempat tidur menjadi yang terendah sejak Agustus 2020.
Melihat ada potensi kenaikan kasus pascalibur Lebaran serta belajar dari pengalaman pada libur Natal dan Tahun Baru lalu yang mencapai sekitar 90 persen, kata Arifin, Kodam Jaya dan Polda Metro Jaya siap fokus membantu penanganan Covid-19.
”Seperti libur Natal dan Tahun Baru lalu, memang perlu antisipasi maksimal seperti menyiapkan fasilitas dan semua tower bisa difungsikan jika kasus terus meningkat. Tower 8,9, dan 10 di Rusun Pademangan juga akan disiapkan untuk antisipasi lonjakan kasus positif tinggi, seperti pada September 2020 dan Januari 2021,” katanya.
Ia melanjutkan, pasien Covid-19 mulai mengantre sejak Jumat (21/5/2021) sore untuk mendapat perawatan intensif. Begitu pula dengan pasien kiriman dari kluster Cilangkap, Jakarta Timur, sebagian besar masuk RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
”Total yang masuk dari Cilangkap nambah 45 orang. Sebelumnya ada 17 orang yang sudah masuk. Lainnya tersebar di rumah sakit. Saya juga cek tadi pasien termasuk dari Cilangkap ada gejala batu-batuk dan lainnya. Banyak yang gejala ringan,” lanjutnya.
Arifin berpesan, meski pihaknya berkomitmen membantu penanganan pasien Covid-19, peran masyarakat jauh lebih penting dan dibutuhkan agar tetap ketat menjalankan protokol kesehatan. Jika terjadi lonjakan kasus, itu tidak hanya berdampak pada tenaga medis, tetapi secara luas akan membebani keluarga dan lingkungan.
”Kita jangan sampai seperti India. Jangan longgar protokol kesehatan, jangan kumpul-kumpul, atau halalbihalal. Jangan dulu. Kita belum aman. Jika kasus naik, rumah sakit penuh, wisma atlet penuh, fasilitas isolasi penuh, itu dampaknya luas untuk tenaga medis dan warga juga. Warga akan sulit masuk nanti, tidak bisa dapat perawatan. Nah, itu makanya kita jangan lengah,” tegas Arifin.
Sementara itu, Pelaksana tugas Wali Kota Jakarta Selatan Isnawa Adji mengatakan, Satgas Covid-19 Jakarta Selatan bersama Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, terus berupaya memutus mata rantai Covid-19 salah satunya di RW 002 dan RW 003, Kelurahan Pela Mampang, Mampang Prapatan.
”Tadi kami meninjau rumah-rumah warga yang mudik. Kami data dan tempel stiker. Mereka harus mengikuti tes usap antigen. Jika dalam hasilnya reaktif lanjut tes usap PCR. Selama menunggu hasil tes, mereka harus terus termonitor, tidak boleh ada kontak. Semua harus dalam pengawasan ketat,” kata Isnawa.
Penempelan stiker bagian dari upaya pemantauan bersama dan pendataan pemudik. Penempelan striker itu juga memberikan kepastian dan rasa aman kepada tetangganya. Jangan sampai tetangganya khawatir apabila yang pulang dari mudik tidak dilakukan pemeriksaan tes cepat antigen.
Adapun stiker yang ditempelkan ada tiga warna berbeda, yaitu stiker putih ditempel untuk menandakan setelah warga pulang harus isolasi mandiri sambil menunggu dilaksanakannya tes usap. Stiker kuning menandakan warga sudah melaksanakan isolasi mandiri. Sementara stiker hijau menandakan warga sudah melaksanakan tes dan hasilnya nonreaktif.
”Saya mengimbau warga untuk tetap lindungi keluarga dan orang-orang terdekat kita dengan selalu menjalankan protokol kesehatan, tetep menggunakan masker, tetep menjaga jarak, dan tidak berkerumun,” ujarnya.