Perlu Langkah Bersama Atasi Lonjakan Kasus Covid-19
Menteri Komunikasi dan Informatika Johny G Plate mengingatkan, kewaspadaan perlu dijaga bersama karena beberapa negara sudah mengalami gelombang kedua dan ketiga kasus Covid-19. Perlu langkah bersama atasi pandemi.
Oleh
Nina Susilo
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia perlu mengantisipasi kemungkinan lonjakan penularan kasus Covid-19. Oleh karena itu, baik pemerintah maupun masyarakat harus bersama-sama mencegahnya kendati vaksinasi tetap dilaksanakan secara berkelanjutan.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johny G Plate, kemarin di Jakarta, mengingatkan, kewaspadaan perlu dijaga bersama karena saat ini beberapa negara sudah mengalami gelombang kedua dan ketiga lonjakan kasus Covid-19. India, misalnya, kini mengalami lonjakan kasus yang mencapai 350.000 kasus baru per hari.
Untuk itu, program vaksinasi terus dijalankan. Pemerintah pun terus mengupayakan ketersediaan vaksin. Pada Jumat (30/4/2021), tiba bahan baku vaksin dari Sinovac Biotech Ltd sebanyak enam juta dosis. Vaksin diangkut menggunakan pesawat Garuda Indonesia dan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Bersama dengan vaksin dari Sinovac ini, tiba pula 482.400 dosis vaksin dalam bentuk jadi dari Sinopharm China National Pharmaceutical Group Co Ltd.
”Ini bentuk konsistensi pemerintah untuk mengamankan pasokan vaksin secara bertahap di dalam negeri, sementara semua negara di dunia berlomba untuk mendapatkan vaksin Covid-19,” tutur Johny seusai meninjau kedatangan vaksin di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Ini bentuk konsistensi pemerintah untuk mengamankan pasokan vaksin secara bertahap di dalam negeri. Sementara semua negara di dunia berlomba untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
Sejauh ini, vaksinasi di Indonesia sampai Jumat ini sudah dilakukan pada 12.385.886 orang untuk dosis pertama dan 7.629.859 orang untuk dosis kedua. Adapun penambahan vaksinasi Jumat ini 105.121 orang untuk dosis pertama dan 63.488 dosis kedua.
Vaksinasi nasional menjadi salah satu upaya untuk mencapai kekebalan komunal. Di saat bersamaan, kata Johny, pemerintah terus melakukan pengetesan, penelusuran, dan perawatan pasien. Sementara itu, masyarakat juga diharap terus menjaga disiplin protokol kesehatan baik memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.
”Kita harus sama-sama upayakan supaya (lonjakan kasus gelombang kedua atau ketiga) tidak terjadi di Indonesia. Kita harus tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan untuk keselamatan seluruh masyarakat Indonesia,” tutur Johny.
Vaksin gotong royong
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dr Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, vaksin jadi buatan Sinopharm yang tiba Jumat ini akan digunakan untuk vaksin gotong royong, vaksinasi yang dilakukan secara mandiri oleh perusahaan-perusahaan untuk karyawannya. ”Saat ini, baru (vaksin buatan) Sinopharm yang tiba (untuk vaksin gotong royong),” tuturnya kepada Kompas, Jumat sore.
Adapun pendaftaran dan pelaksanaan vaksin gotong royong ini dikoordinasikan melalui Kamar Dagang dan Industri (Kadin).
Upaya ini diharap tidak hanya memutus rantai penularan, tapi bisa juga mengantisipasi peningkatan penularan kasus antardaerah.
Selain vaksinasi maupun seruan menjaga 3M, pemerintah juga terus meminta masyarakat untuk tidak mudik di masa libur Lebaran tahun ini. Pemerintah telah menetapkan peniadaan mudik hari raya Indul Fitri 1442 Hijriah dari tanggal 6-17 Mei 2021. Adapun di masa-masa sebelum dan sesudahnya dilakukan pengetatan persyaratan pelaku perjalanan dalam negeri. Pengetatan ini dilakukan sejak 2 pekan sebelum dan sepekan setelah masa peniadaan mudik, yakni 22 April sampai 5 Mei 2021 dan 18 Mei- sampai 24 Mei 2021.
”Upaya ini diharap tidak hanya memutus rantai penularan, tapi juga bisa mengantisipasi peningkatan penularan kasus antardaerah,” tutur Johny.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito juga mengingatkan, tidak mudik adalah cara paling bijaksana untuk menunjukkan kasih sayang dan melindungi sanak keluarga dari penularan Covid-19. Sebab, keluarga terutama yang berusia lanjut maupun memiliki penyakit bawaan (komorbid) sangat berisiko tertular.