Pasca-peledakan bom di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu, Mabes Polri tengah melakukan penyelidikan yang didasarkan pada barang bukti, alat bukti, dan keterangan saksi di lokasi kejadian.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Negara RI masih menyelidiki jaringan pelaku peledakan bom di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021). Penyelidikan didasarkan pada barang bukti, alat bukti, dan keterangan saksi di lokasi kejadian.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono di Jakarta mengatakan, aparat sedang melakukan penyelidikan terhadap pelaku dan jaringan peledakan bom di depan Gereja Katedral. Penyelidikan salah satunya bersumber dari temuan barang bukti, alat bukti, dan keterangan dari saksi.
”Untuk jaringannya apa, sedang kami lakukan penyelidikan, tentunya kami harus mengetahui persis dari barang bukti, alat bukti yang ditemukan, dan keterangan saksi untuk mendapatkan jaringan mana,” kata Argo.
Untuk jaringannya apa, sedang kami lakukan penyelidikan, tentunya kami harus mengetahui persis dari barang bukti, alat bukti yang ditemukan, dan keterangan saksi untuk mendapatkan jaringan mana.
Siang ini, aparat gabungan yang dipimpin Kepala Densus 88 Brigadir Jenderal Marthinus Hukom melakukan oleh tempat kejadian perkara (TKP). Olah TKP untuk mengetahui rangkaian ledakan sekaligus megidentifikasi jaringan pelaku teror.
Adapun lokasi ledakan, di depan Gereja Katedral Makassar, sudah dipasangi garis polisi. Aparat menyisir benda-benda serpihan bom dan bagian tubuh yang diduga merupakan pelaku peledakan bom, termasuk memastikan apakah bom yang diledakkan pelaku berdaya ledak tinggi atau rendah.
Dari hasil oleh TKP sementara, pelaku peledakan bom diduga berjumlah dua orang. Kedua pelaku berboncengan menggunakan sepeda motor jenis matic dan sempat dihentikan oleh petugas keamanan gereja sebelum meledakkan bom.
”Pada awalnya, pelaku yang diduga menggunakan sepeda motor akan memasuki pelataran ataupun pintu gerbang yang kebetulan jam tersebut selesai kegiatan misa. Mungkin karena melihat banyak yang keluar gereja, dua orang tadi dicegah oleh sekuriti gereja dan terjadi ledakan,” ucap Argo.
Selain mengakibatkan pelaku tewas di lokasi kejadian, ledakan tersebut mengakibatkan 14 korban luka. Umumnya korban menderita luka akibat serpihan di bagian wajah, leher, perut, tangan, dan kaki. Para korban dirawat di tiga rumah sakit, yakni 3 korban di Rumah Sakit Stella Maris, 7 korban di RS Akademis Jaury Jusuf Putra, dan 4 korban di RS Pelamonia.
Seusai kejadian itu, lanjut Argo, kepolisian memperketat patroli dan pengamanan di gereja-gereja lain di Makassar. Operasi rutin juga akan ditingkatkan untuk memberikan keamanan saat rangkaian ibadah.
Adapun pada hari ini merupakan perayaan Minggu Palma. Selanjutnya pada Jumat-Minggu (2-4/4/2021) merupakan rangkaian perayaan Paskah.
Dalama catatan Kompas, serangan bom bunuh diri yang terjadi hampir serentak pernah terjadi pada Minggu (13/4/2018) pagi sekitar pukul 07.00 di tiga lokasi yang berbeda di Surabaya. Serangan itu terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuno. Korban meninggal terbanyak terjadi di Gereja Santa Maria.
Aksi bom bunuh diri itu menimbulkan kepanikan warga yang tengah dan akan mengikuti misa/kebaktian di gereja. Pelaku diduga dari satu keluarga, terdiri atas enam orang, yaitu ayah, ibu, dan keempat anaknya. Minggu malam, sekitar pukul 21.00, kembali terdengar ledakan bom di satu unit rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Jalan Sepanjang, Kabupaten Sidoarjo, Jatim (Kompas, 14 Mei 2018).
Masyarakat diminta tenang
Pemerintah mengecam keras teror bom bunuh diri tersebut dan akan terus melakukan pengejaran terhadap jaringan para pelakunya. Jika ada yang mengetahui atau mencurigai sesuatu yang terkait dengan peristiwa tersebut, harap menginformasikan ke kantor polisi terdekat atau ke aparat yang terkait.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD dalam cuitannya di Twitter mengatakan, berdasarkan infromasi awal, ledakan itu merupakan bom bunuh diri. Aparat sedang melakukan pendalaman terhadap jaringan pelaku. Masyarakat diminta tetap tenang karena aparat sudah mengamankan lokasi kejadian dan sekitarnya.
”Pemerintah mengecam keras teror bom bunuh diri tersebut dan akan terus melakukan pengejaran terhadap jaringan para pelakunya. Jika ada yang mengetahui atau mencurigai sesuatu yang terkait dengan peristiwa tersebut, harap menginformasikan ke kantor polisi terdekat atau ke aparat yang terkait,” kata Mahfud.