Ledakan di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, menyebabkan satu korban meninggal, yakni pelaku bom bunuh diri, dan melukai sembilan orang lainnya. Lima adalah petugas gereja dan empat jemaat.
Oleh
reny sri ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Kapolda Sulsel Irjen Merdysam memastikan ledakan di Gereja Katedral, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, adalah bom bunuh diri. Ini di antaranya tampak dari potongan tubuh di lokasi yang diduga dari satu tubuh. Ledakan tersebut juga melukai sembilan warga sipil yang merupakan petugas gereja dan jemaat.
”Jadi, tadi sekitar pukul 10.35 Wita terjadi ledakan yang dilakukan pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral. Ledakan ini menyebabkan satu korban meninggal, yakni pelaku bom bunuh diri, dan melukai sembilan orang lainnya. Lima adalah petugas gereja dan empat jemaat. Sembilan korban luka saat ini dirawat di rumah sakit,” kata Kapolda.
Saat ini aparat sedang melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut. Sejumlah peralatan hingga anjing pelacak diterjunkan ke lokasi. Penjagaan ketat saat ini dilakukan di sekitar gereja. Garis polisi dipasang di sejumlah sisi jalan menuju gereja.
Ledakan terjadi saat pergantian jemaat dari misa kedua ke misa ketiga.
Pastor Wilhelmus Tulak, yang bertugas memimpin misa pada Minggu pagi, mengatakan, ledakan terjadi saat pergantian jemaat dari misa kedua ke misa ketiga. Gereja dan para jemaat juga sedang bersiap menyambut Paskah.
”Saat itu saya beranjak menuju ruangan saya dan tiba-tiba terdengar ledakan cukup keras. Saya keluar dan melihat kaca-kaca pecah. Kaca pecah lebih banyak berasal dari Hotel Singgasana yang berada di samping gereja,” kata Wilhelmus.
Gereja Katedral berada di Jalan Kajaolalido, tepat menghadap Jalan Kartini. Di samping hotel adalah Jalan Amana Gappa. Gereja ini juga berhadapan dengan Lapangan Karebosi tempat warga ramai beraktivitas dan berolahraga setiap hari Minggu.
Seorang pedagang di Lapangan Karebosi mengatakan, ledakan ini terasa cukup keras. Getarannya dirasakan di Lapangan Karebosi.