Hadiri Imlek Nasional, Presiden Serukan Gotong Royong Akhiri Krisis
Presiden Jokowi kembali menyerukan pentingnya gotong royong dalam mengatasi krisis kesehatan dan ekonomi yang disebabkan pandemi Covid-19. Kerja sama dengan semua elemen bangsa diperlukan
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menghadiri perayaan Imlek Nasional Tahun 2021 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu (20/2/2021). Kepada seluruh rakyat Indonesia, termasuk warga Tionghoa, Presiden kembali menyerukan pentingnya gotong royong dalam mengatasi krisis kesehatan dan ekonomi yang disebabkan pandemi Covid-19.
”Saya berharap pada tahun kerbau ini, kita bersama-sama bergotong royong, bisa menggerakkan kekuatan besar kita, keberanian kita, dan kedisiplinan kita untuk melakukan lompatan-lompatan dan terobosan-terbosan baru agar kita bisa terlepas dari krisis kesehatan dan perekonomian,” kata Presiden dalam pidato yang disiarkan langsung melalui saluran Youtube Sekretariat Presiden.
Seruan untuk bergotong royong bukan pertama kali disampaikan Presiden Jokowi. Seruan itu disampaikan karena pemerintah menyadari tidak bisa sendirian untuk menyelesaikan krisis kesehatan dan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Saya berharap pada tahun kerbau ini kita bersama-sama bergotong royong, bisa menggerakkan kekuatan besar kita, keberanian kita, dan kedisiplinan kita untuk melakukan lompatan-lompatan dan terobosan-terobosan baru agar kita bisa terlepas dari krisis kesehatan dan perekonomian. (Presiden Jokowi)
Dalam perayaan Imlek yang juga dihadiri Wakil Presiden Ma’ruf Amin itu, Presiden kembali menyampaikan berbagai upaya yang terus dilakukan pemerintah dalam menangani krisis kesehatan. Salah satunya vaksinasi nasional dengan target 182 juta penduduk yang diharapkan selesai pada akhir tahun 2021. Dengan 39.000 orang vaksinator, target memberikan vaksinasi kepada 182 juta penduduk bisa tercapai.
Akan tetapi, menurut Presiden, masih ada hambatan dalam pelaksanaan vaksinasi nasional. Hambatan yang dimaksud adalah ketersediaan vaksin Covid-19 di dunia yang masih sangat terbatas dan diperebutkan oleh 215 negara. Kendati sudah mendapatkan komitmen 426 juta dosis vaksin, pemerintah masih belum mengetahui kapan seluruh vaksin yang dipesan bisa tersedia.
Untuk mengatasi krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19, pemerintah juga sudah melakukan berbagai cara. Salah satunya dengan menyalurkan sejumlah bantuan sosial (bansos) untuk masyarakat lapisan bawah. Bansos reguler seperti Program Keluarga Harapan serta bansos khusus Covid-19 berupa bantuan tunai, subsidi gaji, kartu prakerja, bantuan produktif untuk UMKM, diberikan untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan serta meningkatkan daya beli masyarakat.
Pemerintah juga berupaya membuka lapangan kerja seluas-luasnya melalui proyek-proyek padat karya yang dilakukan di seluruh kementerian dan lembaga. ”Ini agar melalui APBN, melalui APBD, pemerintah bisa memberikan peluang kerja sebanyak-banyaknya,” tuturnya.
Pemerintah juga berupaya membuka lapangan kerja seluas-luasnya melalui proyek-proyek padat karya yang dilakukan di seluruh kementerian dan lembaga.
Upaya lain untuk memulihkan ekonomi nasional adalah dengan menyalurkan insentif berupa pengurangan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah atau PPnBM untuk kendaraan roda empat. Pemerintah akan mengenakan tarif nol persen untuk PPnBM sepanjang Maret-Mei 2021, 50 persen untuk Juni-Agustus, dan 75 persen pada periode September-November.
Namun, berbagai upaya pemerintah tidak akan cukup untuk menyelesaikan persoalan kesehatan dan memulihkan ekonomi nasional. Diperlukan kerja sama semua elemen bangsa untuk dapat keluar dari semua persoalan bangsa yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.
Dalam menyelesaikan krisis kesehatan, misalnya, tak hanya dibutuhkan kebijakan pemerintah, tetapi juga kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.
”Pendisiplinan 3M (mengenakan masker, mencuci tangan, menjauhi kerumunan), 3T (tracing, testing, treatment), PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) skala mikro, dan juga vaksinasi harus dilakukan secara cepat dan efektif. Semua kekuatan bangsa harus kita kerahkan. Untuk itu kita semuanya harus bergotong royong menyelesaikan masalah ini,” ujar Presiden.
Keterlibatan semua elemen bangsa juga diperlukan dalam upaya memulihkan ekonomi nasional. Untuk memperluas kesempatan kerja, misalnya, diperlukan campur tangan para pengusaha. ”Kuncinya justru para pelaku usaha, bukan pemerintah. Kalau yang melakukan (pembukaan lapangan kerja) dari dunia usaha, ini akan berkelanjutan. Ini yang dibutuhkan masyarakat,” kata Presiden yang hadir didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu berharap, semua kekuatan besar yang dimiliki bangsa Indonesia dapat digerakkan pada Tahun Kerbau Logam ini. Kebersamaan dan gotong royong terus dilakukan untuk bangkit dan keluar dari krisis multideminesi akibat pandemi Covid-19.
Sementara dalam acara itu, Ketua Panitia Perayaan Imlek Nasional Gandi Sulistiyanto menyampaikan apresiasi terhadap warga Tionghoa yang telah membantu pemerintah dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan. Apresiasi juga diberikan atas bakti para pengusaha Tionghoa yang memberikan bantuan alat pelindung diri serta bahan pangan selama pandemi Covid-19.