Kapal survei TNI AL dikerahkan untuk membantu misi SAR mencari pesawat Sriwijaya Air yang diduga jatuh di perairan Kepulauan Seribu di dekat Pulau Lancang, Sabtu (9/1/2021).
Oleh
Iwan Santosa
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kapal survei TNI Angkatan Laut dikerahkan untuk membantu misi SAR mencari pesawat Sriwijaya Air yang diduga jatuh di perairan Kepulauan Seribu di dekat Pulau Lancang, Sabtu (9/1/2021). Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang dihubungi mengatakan, armada kapal TNI AL dikerahkan untuk membantu misi SAR pencarian pesawat dengan nomor penerbangan SJ-182 itu.
”Kami kerahkan kapal survei Hidro Oseanografi yang dapat membantu penginderaan di bawah air selain dari berbagai jenis kapal dan personel TNI AL,” kata Panglima TNI.
Kapal survei maritim paling modern di Asia Tenggara dimiliki Indonesia dan dioperasikan TNI Angkatan Laut, yakni KRI Spica dan KRI Rigel yang dibuat di Perancis. Kapal tersebut memiliki sistem penginderaan dan survei bawah laut paling modern.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Yulius Wiyono menjelaskan, armada yang dikerahkan dari Armada I dan Lantamal III adalah KRI Teluk Gilimanuk yang membawa tim Komando Pasukan Katak (Kopaska), KRI Kurau, KRI Parang, KRI Teluk Cirebon, KRI Tjiptadi, KRI Cucut, KRI Tenggiri, serta dua Sea Rider Kopaska berikut dua kapal tunda, yakni TD Galunggung dan TD Malabar.
Selain itu, helikopter N-Bell 412 yang berpangkalan di KRI Bontang disiagakan di Dermaga JICT yang menjadi Posko Basarnas. Basarnas RI memimpin koordinasi misi SAR mencari pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dari Jakarta dengan tujuan Pontianak, Kalimantan Barat.
Adapun TNI Angkatan Udara dalam keterangan Kadispenau Marsekal Pertama Indan Gilang menyatakan telah menyiapkan helikopter Super Puma Nas 332 dari Skadron Udara 6 dan helikopter EC-725 Caracal Skadron Udara 8 dari Lanud Atang Sendjaja, Bogor, serta personel SAR dari Paskhas dalam keadaan siaga.
Armada pesawat berupa Boeing 737 intai maritim dari Skadron Udara 5 dari Lanud Hasanuddin, Makassar, dan CN-295 dari Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, juga disiagakan.
Lokasi kecelakaan, yakni perairan di sekitar Pulau Lancang yang berada 15 kilometer barat laut dari Pos TNI Angkatan Laut., Tanjung Pasir, Tangerang, memiliki kedalaman 25-30 meter.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam konferensi pers, Sabtu pukul 19.15, mengatakan, upaya pencarian telah dilakukan dengan melibatkan sejumlah lembaga dan instansi. Personel dan kapal pencari antara lain dari Badan SAR Nasional (Basarnas), TNI Angkatan Laut, serta Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP).
Pesawat SJ-182 membawa 50 penumpang (43 dewasa dan 7 anak-anak) serta 12 kru. Menurut Budi Karya, pada pukul 14.37, pesawat itu diizinkan terbang menuju Pontianak oleh otoritas Bandara Soekarno-Hatta. Pada pukul 14.40 WIB, pesawat diketahui tidak menuju ke arah 75 derajat (timur laut), melainkan arah barat laut.
”Lalu ditanya ATC (air traffic control) untuk melaporkan arah, tetapi tak lama kemudian pesawat SJ-182 itu hilang dari radar. Manajer operasi langsung mengontak Basarnas, bandara tujuan, dan instansi terkait,” kata Budi Karya.