Uji Kehalalan Vaksin Covid-19 Masih Tunggu Klarifikasi
Hingga saat ini, LPPOM Majelis Ulama Indonesia masih memeriksa kehalalan vaksin Sinovac yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu (6/12/2020). Pemeriksaan baru berjalan sekitar 80 persen.
Oleh
Nina Susilo
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengujian mutu vaksin yang diproduksi Sinovac masih dikerjakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan selama sekitar tiga pekan. Pemeriksaan kehalalan vaksin juga masih menunggu klarifikasi perusahaan terkait bahan baku. Sementara itu, 1,2 juta dosis vaksin yang tiba di Jakarta, Minggu (6/12/2020) malam, disimpan di PT Bio Farma.
Vaksin yang diangkut pesawat Boeing 777-300ER Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GIA 891D tiba di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta pukul 21.30 WIB. Dari warehouse di terminal cargo Bandara Soekarno-Hatta, vaksin yang disimpan dalam tujuh envirotainer diangkut menggunakan tiga truk.
Rangkaian kendaraan pengangkut vaksin berjalan Senin (7/12/2020) dini hari. Aparat keamanan juga mengawal ketat rangkaian yang tiba di Bio Farma sekitar pukul 03.45 WIB.
Untuk menjamin efektivitas dan keamanan vaksin, BPOM akan menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization.
Vaksin kemudian dipindahkan dari envirotainer untuk disimpan di cool room dengan suhu 2-8 derajat celsius. Ruangan tersebut telah disterilisasi dan disiapkan khusus untuk menyimpan vaksin Covid-19. Vaksin kemudian akan dilakukan pengambilan sampel untuk pengujian mutu oleh tim dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Bio Farma. Untuk menjamin efektivitas dan keamanan vaksin, BPOM akan menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization.
Kajian ilmiah dan hasil analisis uji klinis juga akan menjadi pertimbangan untuk menjamin keamanan penggunaan vaksin. ”Pertimbangan ilmiah, hasil uji klinis, ini akan menentukan kapan vaksinasi bisa dimulai,” tutur Presiden Joko Widodo ketika memberikan keterangan pers secara daring, Minggu (6/12/2020) malam.
Setelah pengiriman 1,2 juta dosis vaksin ini, Indonesia juga akan mendapatkan 1,8 juta dosis vaksin Sinovac pada awal Januari 2021. Pemerintah Indonesia juga akan mendatangkan 45 juta dosis vaksin berupa bahan baku curah yang akan diproses Bio Farma. Sebanyak 15 juta dosis akan diterima Desember ini dan 30 juta dosis sisanya masuk Indonesia Januari 2021.
Setelah pengiriman 1,2 juta dosis vaksin ini, Indonesia juga akan mendapatkan 1,8 juta dosis vaksin Sinovac pada awal Januari 2021
Secara terpisah, Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) terus memastikan kehalalan vaksin tersebut. Beberapa waktu lalu, tim dari LPPOM MUI, BPOM, dan Pemerintah RI pernah mengunjungi Sinovac di China.
Ketua LPPOM MUI Lukmanul Hakim menjelaskan, setelah pengamatan dan audit di lokasi, masih diperlukan klarifikasi mengenai bahan baku. Oleh karena itu, LPPOM MUI masih menunggu beberapa informasi tambahan, baik dari PT Bio Farma maupun Sinovac. Sebelumnya, permintaan informasi-informasi tambahan ini sudah disampaikan melalui audit memorandum.
Di sisi lain, LPPOM MUI juga menunggu rekomendasi dari BPOM. ”Kalau tidak ada rekomendasi BPOM, tidak mungkin fatwa MUI keluar,” kata Lukman kepada harian Kompas melalui hubungan telepon, Senin (7/12/2020).
Ia menambahkan, sejauh ini, pemeriksaan kehalalan baru sekitar 80 persen.