Melalui akun resminya di media sosial, Presiden Joko Widodo menyampaikan dukacita mendalam atas wafatnya pendiri harian ”Kompas” sekaligus Kelompok Kompas Gramedia, Jakob Oetama.
Oleh
ANITA YOSSIHARA/NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menyampaikan dukacita mendalam atas wafatnya pendiri harian Kompas sekaligus Kelompok Kompas Gramedia, Jakob Oetama, Rabu (9/9/2020), di Jakarta. Dengan berpulangnya Jakob, Indonesia bukan hanya kehilangan tokoh pers nasional, melainkan juga tokoh bangsa.
Ucapan belasungkawa disampaikan Presiden Jokowi melalu akun resminya di sejumlah media sosial seperti Twitter, Facebook, dan Instagram. “Saya sungguh-sungguh kehilangan atas kepergian Bapak Jakob Oetama, hari Rabu, 9 September 2020,” tulisnya.
Bagi Presiden, Jakob bukan sekedar tokoh pers, melainkan tokoh bangsa. ”Almarhum bukan sekadar seorang tokoh pers, pendiri dan pemimpin surat kabar harian Kompas atau Kelompok Kompas Gramedia, tetapi adalah tokoh bangsa,” tambahnya.
Presiden mengingat Jakob sebagai sosok jurnalis sejati dengan semangat juang dan daya kritis yang tinggi dengan pandangan yang bernuansa kemanusiaan. Pandangan serta kritik selalu disampaikan dalam bahasa yang halus dan santun.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyampaikan terima kasih atas pengabdian, jasa, serta warisan kebajikan untuk dunia pers dan bangsa Indonesia.
”Selamat jalan, Pak Jakob Oetama. Terima kasih untuk warisan kebajikan dan jasa almarhum untuk dunia pers dan bangsa ini. Semoga amal pengabdian almarhum mendapatkan balasan setimpal dari Allah SWT dan segenap keluarga yang ditinggalkan tetap kuat dan tabah,” ujarnya mengakhiri ucapan dukacita.
Ucapan dukacita juga datang dari Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Jakob dinilai sebagai seorang pekerja keras, tekun, serta kuat menjaga jurnalisme di Indonesia. ”Semoga arwah beliau beristirahat dengan damai dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan dan kesabaran,” katanya dari kediaman resmi Wapres.
Dalam dunia jurnalistik Indonesia, menurut Wapres Amin, Jakob Oetama adalah teladan. ”Sebagai seorang jurnalis dan pendiri perusahaan media ternama, beliau telah menunjukkan ketekunan dan kerja keras dalam membawa jurnalisme Indonesia menjadi semakin baik ke depan,” ujarnya.
Keluarga besar Kompas Gramedia Grup diharapkan meneladani ketekunan dan kerja keras Jakob Oetama dan terus menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan etika jurnalistik dalam setiap peliputan.
Secara terpisah, Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo menyampaikan, bangsa Indonesia kehilangan tokoh media dan tokoh pers nasional. Politikus PDI-P itu mengenal Jakob sebagai seorang guru yang selalu memberikan ruang yang cukup bagi generasi muda, para aktivis, dan anggota DPR baru untuk tampil di hadapan publik.
”Saya beruntung mengenal Pak Jakob Oetama setelah era reformasi dan menjadi anggota DPR. Saya menyadari banyak anak-anak muda, para aktivis, dan anggota DPR yang baru yang diberi ruang cukup banyak untuk tampil di publik oleh Pak Jakob Oetama,” katanya.
Bagi Pramono pribadi, Jakob merupakan seorang guru yang memiliki tutur bahasa halus serta memberikan ruang rasionalitas tinggi bagi siapa pun. Berpulangnya Jakob merupakan kehilangan besar bagi bangsa.
”Kami mendoakan, selamat jalan, Pak Jakob,” kata Pramono.
Jakob Oetama meninggal pada Rabu (9/9/2020) pukul 13.05 di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, pada usia 88 tahun. Jenazah akan disemayamkan di Kantor Kompas Gramedia, Jalan Palmerah Selatan, sebelum diantarkan ke peristirahatan terakhir di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Kamis (10/9/2020).
Sebelum ini, Jakob Oetama dirawat di rumah sakit sejak 22 Agustus. Dokter yang merawat Jakob Oetama, dr Felix Prabowo Salim, mengatakan, almarhum mengalami gangguan multiorgan.
Direktur RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Ronald Reagan mengatakan, sejak awal dirawat, kondisi pasien sudah sangat kritis. ”Segala perawatan maksimal kami lakukan. Selama perawatan, sempat cukup baik responsnya. Namunn, dengan berbagai faktor yang ada, salah satunya usia yang sudah cukup sepuh, akhirnya kondisi memburuk,” tuturnya.