Dalam Kongres Luar Biasa Partai Gerindra, Prabowo Subianto kembali dikukuhkan menjadi Ketua Umum Partai Gerindra. Prabowo akan memimpin Gerindra untuk periode 2020-2025.
Oleh
RINI KUSTIASIH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Seluruh pimpinan Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerindra sepakat untuk menetapkan kembali Prabowo Subianto sebagai Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Ketua Dewan Pembina. Prabowo akan memimpin Gerindra untuk periode 2020-2025.
Penetapan Prabowo sebagai Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina ini diputuskan dalam kongres luar biasa (KLB) yang diselenggarakan di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/8/2020). Sidang KLB dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani. Selain menetapkan Prabowo, KLB juga menyepakati Prabowo sebagai formatur tunggal dalam penyusunan pengurus partai periode 2020-2025.
Agenda KLB ialah mendengarkan pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra 2015-2020, mendengarkan pandangan 34 Dewan Pimpinan Daerah (DPD), dan mengukuhkan kembali Prabowo Subianto sebagai Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.
KLB Partai Gerindra ini merupakan KLB keempat sejak partai didirikan pada 6 Februari 2008. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Gerindra sebenarnya mengharuskan kongres I Partai Gerindra diselenggarakan pada tahun 2020. Namun, karena masih dalam situasi pandemi Covid-19, kongres secara konvensional itu tidak mungkin dilakukan. Akhirnya, Partai Gerindra menggelar KLB dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Kongres diikuti secara terbatas oleh sekitar 200 orang yang merupakan pengurus DPP dan DPD yang mendapatkan mandat dari Dewan Pimpinan Cabang (DPC). Sebelum menghadiri kongres, setiap peserta wajib menjalani tes usap, tiga hari lalu.
KLB Partai Gerindra yang diselenggarakan secara kombinasi, yakni antara virtual dan fisik, dengan penerapan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat, itu dibuka oleh Presiden Joko Widodo secara virtual. Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri juga memberikan sambutan singkat dan ucapan selamat atas penyelenggaraan KLB Partai Gerindra secara virtual.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengajak seluruh kader Gerindra, baik yang duduk menjadi kepala daerah maupun legislatif, untuk tetap menempatkan kesehatan dan keselamatan rakyat sebagai prioritas. Penyebaran Covid-19 harus diatasi. ”Jangan sampai kita masuk gelombang kedua, second wave, yang akan memperlambat upaya kita untuk pulih,” ujarnya.
Presiden mengatakan, kuncinya ialah disiplin menjalankan kesehatan. Di sisi lain, ekonomi rakyat serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) harus dibangkitkan untuk menggerakkan roda perekonomian nasional. Salah satu caranya, membeli produk petani, produk nelayan, dan produk UMKM.
”Kita harap dengan cara itu produksi petani, nelayan, dan UMKM akan ikut bergerak, yang kita harapkan bisa menjadi daya ungkit. Bukan hanya penguatan daya beli petani nelayan dan UMKM, tetapi akan menjadi mesin penggerak bagi pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal III,” kata Presiden.
Sementara itu, Megawati dalam sambutannya meyakini bahwa Gerindra akan terus melakukan konsolidasi ideologi dan organisasi serta konsolidasai kader demi mewujudkan cita-cita masyarakat adil dan makmur.
”Saya meyakini kongres ini akan berjalan sukses, menghasilkan keputusan dan menguatkan konsolidasi politik nasional kita. Semuanya untuk Indonesia yang lebih berdaulat, lebih berdiri di atas kaki sendiri, dan semakin menunjukkan kepribadian bangsa yang berkarakter Indonesia,” tuturnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani dalam keterangan pers mengatakan, 34 DPD di Indonesia menyepakati untuk meminta Prabowo kembali menjadi Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. Keinginan dari 34 DPD itu pun telah disampaikan dan dibahas dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Gerindra, 4 Juni 2020.
Dalam rapimnas, Prabowo menyatakan kesediaannya kembali memimpin Gerindra. ”Jawaban beliau ialah bersedia bersama-sama kami, kita semua, memimpin kembali Partai Gerindra. Jawaban ini tentu melegakan dan menyemangati kami semua,” ucap Muzani.
Capaian kader
Dalam laporan pertanggungjawabannya, Prabowo mengungkapkan rasa bangganya kepada kader-kader partai yang dinilainya telah bekerja optimal. Hal itu, antara lain, ditunjukkan dengan capaian suara dan kursi partai yang naik signifikan dari pemilu ke pemilu. Gerindra yang merupakan partai baru mampu bersaing di politik nasional dan selalu masuk tiga besar dalam dua pemilu terakhir.
Pada Pemilu 2014, raihan suara Gerindra menempati posisi ketiga di bawah PDI-P dan Golkar. Lalu, pada Pemilu 2019, posisi Gerindra naik menjadi posisi kedua di bawah PDI-P, sementara Golkar berada di posisi ketiga.
Pada Pemilu 2019, Gerindra meraih 17.522.227 suara dengan 78 kursi di parlemen. Adapun pada Pemilu 2014, Gerindra meraih 14.760.371 suara dan 73 kursi di parlemen.
”Saya merasa bangga. Boleh juga, ya, Gerindra ini. Kalau saya lihat tampang-tampang kalian dari 12 tahun lalu, kita diremehkan. Dulu ada yang bilang apa itu Gerindra, Gerindri, ya, kan. Tapi dengan semangat, rawe rawe rantas malang malang putung, tidak mengenal menyerah, dengan semangat kegembiraan dengan optimisme, kita jalan terus. Dihadang bangkit, dijatuhkan bangkit, dikecewakan senyum, dihina malah kita tenang dan optimistis selalu,” tutur Prabowo.
Menurut mantan Danjen Kopasus ini, partai tidak bisa hanya dibangun dengan komentar dan wacana. Partai harus dibangun oleh orang-orang yang tidak sekadar menjadi politisi, tetapi haruslah pejuang politik atau pendekar politik. Selama 12 tahun berdiri, karya para kader, dinilai Prabowo, telah membuahkan hasil dan mengokohkan partai.
”Ada partai yang banyak muncul, tetapi cepat juga hilang. Partai kita mantap sekalipun lahirnya mendadak. Kita dirikan dengan cepat, dengan pembangunan yang dari bawah, tetapi juga dengan suatu arah yang jelas,” katanya.
Capaian Gerindra itu, menurut Prabowo, bukan karena sosoknya sebagai ketua atau tokoh-tokoh partai. Meskipun ketokohan juga memberikan pengaruh, ada faktor lain yang menurut dia lebih dominan, yakni kemampuan partai menangkap keinginan dan suara hati rakyat.
”Sebuah gerakan politik bisa besar kalau gerakan politik itu berhasil menyuarakan hati rakyat. Kalau kita berhasil menangkap keluhan rakyat, kita berhasil menangkap cita-cita rakyat, kita berhasil menyuarakan dan terutama kita berhasil memberi jalan keluar yang logis terhadap kesulitan rakyat. Itu yang membuat rakyat mendukung kita, itu yang membuat rakyat memberi suara kepada kita,” tuturnya.