PEKANBARU, KOMPAS - Riau bukan wilayah mudah untuk pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dalam Pemilu Presiden 2019. Pada 2014, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla menelan kekalahan dari Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Ketua Tim Kampanye Daerah Provinsi Riau Idris Laena menyebut TKD, relawan, bahkan calon-calon legislatif dari sembilan partai politik Koalisi Indonesia Kerja sangat militan. Karenanya, dia meyakini Jokowi-Ma’ruf akan mampu meraih sekitar 60 persen suara di Pilpres 2019 di Provinsi "Bumi Lancang Kuning" itu.
“Berbagai program yang Bapak canangkan di Riau, seperti sertifikat, replanting, pertemuan dengan petani sawit, infrastruktur, tentu diapresiasi secara luar biasa sehingga dianugrahkan gelar adat. Karenanya kami yakin minimal 60 persen kemenangan (Jokowi-Ma’ruf),” tutur Idris.
Jokowi mengingatkan supaya semua relawan dan pendukungnya berhati-hati. Sebab, ada kalanya hasil pemilu berbeda dengan hasil survei, seperti dalam referendum Brexit dan Pemilu Presiden AS. Pada Pemilu AS, semua meyakini Hillary Clinton akan menang, sebab semua survei menyebutkan hal itu. Namun, akhirnya Pemilu AS dimenangi Donald Trump.
Untuk itu, Jokowi menjelaskan strategi micro marketing yang dikerjakannya sejak Pilkada Solo 2004 sampai Pilkada DKI 2012. Kendati bermodal tak dikenal, Jokowi mampu memenanginya.
Jokowi meminta para pendukungnya juga turun ke masyarakat dari pintu ke pintu. “Kalau cuma pasang baliho, mohon maaf. Sebab, masyarakat sudah sangat beda. Pengenalan memang perlu tetapi yang perlu adalah dari hati ke hati,” ujarnya.
Menurut Jokowi, mencapai target 60 persen di Riau tak mustahil. Namun, pekerjaannya berat. Sebab, dalam survei, Jokowi menyebut elektabilitasnya baru 42 persen sedangkan Prabowo-Sandiaga Uno mencapai 54 persen.
“Hati-hati tapi nggak usah pesimistis, saya yakin dengan militansi bapak, ibu dan saudara-saudara, target tadi tidak sulit,” tambahnya. Apa yang sudah dikerjakan diharap bisa disampaikan kepada masyarakat.
Riau, pada 2014, memang tak memberi kemenangan suara pada Jokowi. Saat itu, Jokowi-JK hanya menguasai 10 dari 12 kabupaten/kota yang ada di Riau, itupun umumnya menang tipis. Sebaliknya, di Pekanbaru dan Kabupaten Kampar, kekalahan cukup telak. Di Pekanbaru, Prabowo-Hatta mampu meraup 261.593 suara, sedangkan Jokowi-JK 129.179 saja. Di Kabupaten Kampar pun, suara Prabowo-Hatta unggul 224.680 dibandingkan Jokowi-JK yang 138.129 suara.
Di Kota Pekanbaru, pasangan koalisi merah putih ini meraup 261.593 suara dan Jokowi-JK 129.179. Sedangkan di Kabupaten Kampar Prabowo-Hatta jumlah suaranya 224.680 dan Jokowi-JK maraih 138.129 suara.